Perjuangan
manusia melawan TB sudah amat lama. Sebutan Tuberkulosis dari masa ke masa
yang berbeda-beda,
menunjukkan respons manusia dalam mengatasi TB. Bahkan Tuberkulosis pernah dijuluki “The captain of all these men of death” Tuberkulosis masih tetap
mengganggu umat manusia sampai sekarang. Dapat dibaca di Tuberkulosis: Penyakit Purba di Era Global (1) dan
lanjutannya.
Penemuan
Mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch pada tahun 1882 tidak segera
disusul dengan penemuan obatnya. Antibiotik pertama untuk TB (Streptomycin) baru
ditemukan pada tahun 1944. Obat lini pertama TB yang digunakan dalam DOTS
usianya juga sudah cukup tua. Sebenarnya dapat diterima akal kalau terjadi
resistensi kemudian timbul Multi-Drug
Resistent TB (MDR-TB) dan Extensively Drug resistant TB (XDR-TB). Penelitian
untuk obat baru TB termasuk vaksin TB sampai sekarang terus dilakukan.
Tiga
pertanyaan abadi umat manusia terhadap penyakit adalah: Apakah dapat dicegah,
apakah dapat diobati, dan kalau diobati apakah bisa sembuh?
APAKAH MDR/XDR-TB DAPAT DICEGAH?
Sepanjang
kita tahu cara penularan dan faktor risikonya, semua penyakit dapat dicegah,
termasuk TB Kebal Obat yang dapat dibaca pada tulisan terdahulu, TUBERKULOSIS RESISTEN (KEBAL) OBAT: BAGAIMANA PENULARANNYA DAN SIAPA YANG BERISIKO TERTULAR.
Pencegahan adalah
tindakan paling bijaksana yang dapat kita lakukan.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah fondasi pencegahan penyakit. Misalnya
olahraga, makanan bergizi, tidak merokok, rumah sehat yang cukup ventilasi dan
pencahayaan, dll akan meningkatkan daya tahan tubuh kita. Demikian pula
perilaku tidak etis seperti meludah sebarang tempat dan batuk tanpa menutupi
mulut harus dihindari.
Seorang
penderita TB harus patuh mengikuti petunjuk petugas kesehatan: Minum obat
teratur dan jangan berhenti sebelum waktunya. Jangan sampai putus obat. Kalau
akan bepergian agak lama pastikan kita punya bekal obat yang cukup selama
perjalanan.
Hindari
kontak dekat (bukan diskriminasi) dalam
jangka waktu lama dengan penderita MDR/XDR-TB, baik di keramaian maupun di
tempat tertutup (misal: Rumah sakit dan Lembaga Pemasyarakatan termasuk Rumah
Tahanan). Tindakan Dalin (Pengendalian Infeksi, Infection Control) harus
dilaksanakan di tempat-tempat tersebut. Penggunaan masker oleh penderita dan
petugas yang melayani perlu dilakukan).
Peran
petugas kesehatan dalam hal ini amat besar. Diagnosa harus cepat ditegakkan.
Dengan demikian penderita akan lebih cepat minum obat, peluang sembuh lebih
besar dan peluang menularkan ke orang lain akan lebih kecil. Petugas Kesehatan
juga harus mematuhi prosedur pengobatan, memastikan penderita minum obat dengan
benar dan melakukan pengawasan pengobatan secara langsung. Hal ini akan lebih
menjamin kesembuhan penderita dan mengurangi risiko terjadinya TB Resisten
Obat (MDR-TB: Multiple Drug Resistent TB; XDR-TB: Extensively Drug Resistent TB)
APAKAH ADA VAKSIN UNTUK MENCEGAH MDR/XDR-TB?
Kita
mengenal vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin) untuk mencegah TB. Di banyak
negara berkembang vaksin ini digunakan secara nasional dalam program imunisasi
sebagai salah satu dari imunisasi dasar untuk anak-anak. BCG efektif untuk
mencegah terjadinya TB berat pada anak, tetapi efektifitasnya untuk mencegah
terjadinya TB (termasuk MDR/XDR-TB) masih diperdebatkan. Penelitian untuk
vaksin baru masih terus dilakukan.
APAKAH MDR/XDR-TB DAPAT DIOBATI DAN DISEMBUHKAN?
MDR-TB ada
obatnya (dibahas di tulisan lain) dan dapat pula disembuhkan, demikian pula XDR-TB. Tetapi
tidak cukup dengan strategi DOTS, harus DOTS-Plus yang berarti harus
menggunakan obat lain yang tidak hanya jauh lebih mahal (kurang-lebih 100 kali
lipat untuk MDR-TB, sedangkan untuk XDR-TB 2 kali lipat biaya pengobatan
MDR-TB). Tidak hanya lebih mahal tetapi juga lebih toksis, efek samping lebih
banyak, jangka waktu pengobatan jauh lebih lama (18-24 bulan) dibandingkan
dengan pengobatan TB biasa yang hanya 6 bulan dengan strategi DOTS. Angka
kesembuhannya pun lebih rendah dibandingkan TB biasa (Angka keberhasilan
pengobatan di atas 90%).
Keberhasilan
pengobatan bergantung berapa banyak obat yang resisten, beratnya penyakit,
kepatuhan berobat dan daya tahan tubuh. Kepatuhan perlu digarisbawahi. Walaupun
biaya pengobatan sudah dijamin pemerintah, tetapi jangka waktu pengobatan yang
lama (18-24 bulan) ditambah efek samping obat yang cukup banyak merupakan tantangan
berat. Oleh sebab itu dukungan petugas, keluarga dan masyarakat guna memberikan
motivasi mutlak diperlukan.
BACAAN TERKAIT
DILANJUTKAN KE TB RESISTEN OBAT (MDR/XDR-TB): SEBERAPA BESARKAH MASALAHNYA?
RUJUKAN BACAAN
Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know, CDC, 2011
No comments:
Post a Comment