Thursday, September 19, 2013

TUBERKULOSIS RESISTEN (KEBAL) OBAT: APAKAH DAPAT DICEGAH, DIOBATI DAN DISEMBUHKAN

Perjuangan manusia melawan TB sudah amat lama. Sebutan Tuberkulosis dari masa ke masa yang berbeda-beda, menunjukkan respons manusia dalam mengatasi TB. Bahkan Tuberkulosis pernah dijuluki “The captain of all these men of death” Tuberkulosis masih tetap mengganggu umat manusia sampai sekarang.  Dapat dibaca di Tuberkulosis: Penyakit Purba di Era Global (1) dan lanjutannya.
 
Penemuan Mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch pada tahun 1882 tidak segera disusul dengan penemuan obatnya. Antibiotik pertama untuk TB (Streptomycin) baru ditemukan pada tahun 1944. Obat lini pertama TB yang digunakan dalam DOTS usianya juga sudah cukup tua. Sebenarnya dapat diterima akal kalau terjadi resistensi kemudian timbul  Multi-Drug Resistent TB (MDR-TB) dan Extensively Drug resistant TB (XDR-TB). Penelitian untuk obat baru TB termasuk vaksin TB sampai sekarang terus dilakukan.
 
Tiga pertanyaan abadi umat manusia terhadap penyakit adalah: Apakah dapat dicegah, apakah dapat diobati, dan kalau diobati apakah bisa sembuh?
 
 
APAKAH MDR/XDR-TB DAPAT DICEGAH?
 
Sepanjang kita tahu cara penularan dan faktor risikonya, semua penyakit dapat dicegah, termasuk TB Kebal Obat yang dapat dibaca pada tulisan terdahulu,  TUBERKULOSIS RESISTEN (KEBAL) OBAT: BAGAIMANA PENULARANNYA DAN SIAPA YANG BERISIKO TERTULAR.
 
Pencegahan adalah tindakan paling bijaksana yang dapat kita lakukan.
 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah fondasi pencegahan penyakit. Misalnya olahraga, makanan bergizi, tidak merokok, rumah sehat yang cukup ventilasi dan pencahayaan, dll akan meningkatkan daya tahan tubuh kita. Demikian pula perilaku tidak etis seperti meludah sebarang tempat dan batuk tanpa menutupi mulut harus dihindari.
 
Seorang penderita TB harus patuh mengikuti petunjuk petugas kesehatan: Minum obat teratur dan jangan berhenti sebelum waktunya. Jangan sampai putus obat. Kalau akan bepergian agak lama pastikan kita punya bekal obat yang cukup selama perjalanan.
 
Hindari kontak dekat (bukan diskriminasi) dalam jangka waktu lama dengan penderita MDR/XDR-TB, baik di keramaian maupun di tempat tertutup (misal: Rumah sakit dan Lembaga Pemasyarakatan termasuk Rumah Tahanan). Tindakan Dalin (Pengendalian Infeksi, Infection Control) harus dilaksanakan di tempat-tempat tersebut. Penggunaan masker oleh penderita dan petugas yang melayani perlu dilakukan).
 
Peran petugas kesehatan dalam hal ini amat besar. Diagnosa harus cepat ditegakkan. Dengan demikian penderita akan lebih cepat minum obat, peluang sembuh lebih besar dan peluang menularkan ke orang lain akan lebih kecil. Petugas Kesehatan juga harus mematuhi prosedur pengobatan, memastikan penderita minum obat dengan benar dan melakukan pengawasan pengobatan secara langsung. Hal ini akan lebih menjamin kesembuhan penderita dan mengurangi risiko terjadinya TB Resisten Obat (MDR-TB: Multiple Drug Resistent TB; XDR-TB: Extensively Drug Resistent TB)
 
 
APAKAH ADA VAKSIN UNTUK MENCEGAH MDR/XDR-TB?
 
Kita mengenal vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin) untuk mencegah TB. Di banyak negara berkembang vaksin ini digunakan secara nasional dalam program imunisasi sebagai salah satu dari imunisasi dasar untuk anak-anak. BCG efektif untuk mencegah terjadinya TB berat pada anak, tetapi efektifitasnya untuk mencegah terjadinya TB (termasuk MDR/XDR-TB) masih diperdebatkan. Penelitian untuk vaksin baru masih terus dilakukan.
 
 
APAKAH MDR/XDR-TB DAPAT DIOBATI DAN DISEMBUHKAN?
 
MDR-TB ada obatnya (dibahas di tulisan lain) dan dapat pula  disembuhkan, demikian pula XDR-TB. Tetapi tidak cukup dengan strategi DOTS, harus DOTS-Plus yang berarti harus menggunakan obat lain yang tidak hanya jauh lebih mahal (kurang-lebih 100 kali lipat untuk MDR-TB, sedangkan untuk XDR-TB 2 kali lipat biaya pengobatan MDR-TB). Tidak hanya lebih mahal tetapi juga lebih toksis, efek samping lebih banyak, jangka waktu pengobatan jauh lebih lama (18-24 bulan) dibandingkan dengan pengobatan TB biasa yang hanya 6 bulan dengan strategi DOTS. Angka kesembuhannya pun lebih rendah dibandingkan TB biasa (Angka keberhasilan pengobatan di atas 90%).
 
Keberhasilan pengobatan bergantung berapa banyak obat yang resisten, beratnya penyakit, kepatuhan berobat dan daya tahan tubuh. Kepatuhan perlu digarisbawahi. Walaupun biaya pengobatan sudah dijamin pemerintah, tetapi jangka waktu pengobatan yang lama (18-24 bulan) ditambah efek samping obat yang cukup banyak merupakan tantangan berat. Oleh sebab itu dukungan petugas, keluarga dan masyarakat guna memberikan motivasi mutlak diperlukan.
 
BACAAN TERKAIT
 
 
DILANJUTKAN KE TB RESISTEN OBAT (MDR/XDR-TB): SEBERAPA BESARKAH MASALAHNYA? 
 
RUJUKAN BACAAN
 
Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know, CDC, 2011

No comments:


Most Recent Post