Tuesday, April 30, 2013

RONALD ROSS: PUISI KEBERHASILAN MENYINGKAP TABIR PENULAR MALARIA

Melanjutkan tulisan RONALD ROSS: PUISI PUTUS ASA DITENGAH PERJUANGAN MENEMUKAN PENULAR MALARIA, Ronald Ross meneruskan penelitiannya dengan gigih. Melawan udara panas, tidak berani menggunakan kipas karena takut spesimen nyamuknya diterbangkan angin, keringat yang menyebabkan mikroskopnya berkarat dan seterusnya dapat dibaca  ucapan Ross yang dikutip dari web malariasite sebagai berikut:
 
Ronald Ross: CDC
In his own words:

"But the weather became very hot again in August. At first I toiled comfortably, but as failure followed failure, I became exasperated and worked till I could hardly see my way home late in the afternoons. Well do I remember that dark hot little office in the hospital at Begumpett, with the necessary gleam of light coming in from under the eaves of the veranda. I did not allow the punka to be used because it blew about my dissected mosquitoes, which were partly examined without a cover glass; and the result was that swarms of ' eye-flies '-minute little insects which try to get into one's ears and eyelids-tormented me at their pleasure, while an occasional Stegomyia revenged herself on me for the death of her friends. The screws of my microscope were rusted with sweat from my forehead and hands, and its last remaining eye-piece was cracked".
 
 
AGUSTUS 1897 YANG BERSEJARAH
 
Pada tanggal 15 Agustus 1897 salah satu asisten Ross membawakan satu botol jentik, banyak diantaranya sudah menetas dan diantara yang menetas Ross menemukan spesies yang dia butuhkan: Nyamuk Anopheles.
 
Catatan Ross: CDC
Gembira dengan hasil tangkapannya pada tanggal 16 Agustus nyamuk Anopheles tangkapannya digunakan untuk menggigit Husein Khan, salah satu pasien malaria yang pemeriksaan darahnya positif. Untuk itu Husein Khan dibayar 1 Anna (mata uang India pada waktu itu) per gigitan nyamuk, dan memperoleh 10 Anna. Malamnya Ross menulis kepada isterinya: "I have found another kind of mosquito with which I am now experimenting, and hope for more satisfactory results with it."
 
Tanggal 17 s/d 21 Agustus ia melakukan seksi (pembedahan) nyamuk yang telah menggigit Husein Khan. Singkat ceritera, ia mulai menemukan tanda-tanda yang masih merupakan tanda tanya pada tanggal 19 Agustus. Dari nyamuk yang tersisa pada tanggal 20 Agustus ia berhasil menemukan sesuatu yang bulat berdiameter 12 mikron. Keesokan harinya ia membedah nyamuk terakhirnya dan menemukan sel yang sama, hanya lebih besar, dengan pigmen malaria yang jelas.
 
Ross telah menemukan bahwa parasit malaria berkembang dalam tubuh nyamuk. Ia telah menemukan Oocyst dan membuktikan bahwa nyamuk Anopheles adalah serangga penular penyakit Malaria.
 
 
PUISI KEMENANGAN
 
Tanggal 22 Agustus 1897 pagi hari,  Ronald Ross menulis puisi dan ia kirimkan ke pembimbingnya yang selalu tut wuri handayani, Patrick Manson.
 
This day relenting God
Hath placed within my hand
A wondrous thing; and God
Be praised. At his command,
 
Seeking his secret deeds
With tears and toiling breath,
I find thy cunning seeds,
O million-murdering Death.
 
I know this little thing
A myriad men will save,
O Death, where is thy sting?
Thy victory, O Grave?
 
Ross bersyukur bahwa Tuhan telah membukakan tabir yang selama ini gelap. Bahwa dengan kerja keras akhirnya ia berhasil menemukan penyebab kematian jutaan orang dan akan menyelamatkan lebih banyak lagi manusia.
 
Tanggal 4 September Ross menyusun paper hasil temuannya dengan judul: On Some Peculiar Pigmented Cells Found in Two Mosquitoes Fed on Malarial Blood yang dimuat di the British medical Journal, tanggal 18 Desember 1897.
 
 
EPILOG
 
Ronald Ross tidak berhenti sampai disini. Ia tetap melanjutkan penelitiannya dan tetap berkomunikasi dengan Manson. Tanggal 4 Juli 1898 hampir setahun setelah ia menemukan Oocyst, ia menemukan Sporozoit di kelenjar ludah nyamuk. Terbuka sudah rahasia siklus hidup plasmodium dalam tubuh nyamuk. Parasit berkembang didalam saluran pencernaan nyamuk Anopheles betina, berubah bentuk dan bergerak menuju kelenjar ludah untuk selanjutnya masuk ke tubuh calon penderita nyamuk bersama ludah, waktu nyamuk mengisap darah.
 
 
Tahun 1902 Sir Ronald Ross memperoleh hadiah Nobel di bidang Physiology of Medicine for his work on malaria, by which he has shown how it enters the organism and thereby has laid the foundation for successful resesarch on this disease and methods of combating it.
 
Satu hal lagi: Tanggal 20 Agustus bertepatan dengan hari Ross menemukan Oocyst ditetapkan sebagai Hari Nyamuk Sedunia.
 
Sir Ronald Ross yang dilahirkan di Almora, India tanggal 13 Mei 1857, meninggal dunia tanggal 16 September 1932 di London, UK.
 
 
RUJUKAN BACAAN
 

Monday, April 29, 2013

RONALD ROSS: PUISI PUTUS ASA DITENGAH PERJUANGAN MENEMUKAN PENULAR MALARIA

Pada  tulisan RONALD ROSS:  PUISINYA TENTANG KETERTARIKAN TERHADAP MALARIA disebutkan bahwa tahun 1888 Ross pulang ke Inggris. Ia menikah dengan Rosa bessie Bloxam pada bulan April 1889 dan kembali ke India bersama isterinya. Ross ditempatkan di Rumah Sakit Militer kecil di Bangalore. Disinilah Ross memformulasikan teorinya tentang Malaria dan selanjutnya meneruskan perjalanan panjangnya dalam menemukan keterkaitan antara nyamuk dan penularan Malaria.
 
 
MENGABAIKAN PENEMUAN LAVERAN
 
Alphonse Laveran adalah yang pertama menemukan adanya “parasit” (plasmodium) dalam darah penderita Malaria di Algeria (6 Nopember 1880).
 
Dalam hal ini Ronald Ross punya hipotesa sendiri. Ia tidak yakin dengan penemuan Laveran dan berpendapat bahwa Malaria disebabkan racun yang ada di dalam usus. Ia mengambil spesimen darah jari dari semua penderita dengan demam yang datang kepadanya, tetapi tidak pernah menemukan parasit dimaksud.
 
Mengapa ia tidak berhasil menemukan plasmodium sebenarnya disebabkan tehnologi mikroskop saat itu belum baik dan kurang jelasnya artikel ilmiah yang ia baca.
 
Tahun 1894 ia kembali ke Inggris, berceritera kepada koleganya bahwa ia telah berkali-kali mencoba tetapi selalu gagal menemukan. Ia yakin Laveran salah, tetapi teman-temannya menjelaskan bahwa parasit malaria itu betul-betul ada. Ross lalu dikenalkan dengan Dr. Patrick Manson, di London, sosok yang boleh disebut sebagai bapaknya penyakit tropis.
 
 
MANSON MENGHILANGKAN KERAGUAN ROSS

Dr. Patrick Manson namanya cukup kondang. Ia meneliti penyakit Filariasis (kaki gajah) dan menemukan bahwa Filariasis ditularkan oleh nyamuk. Satu hipotesanya yang terkait dengan malaria adalah: Agent penyebab penyakit malaria juga ditularkan melalui nyamuk. Manson lah yang sebenarnya membimbing Ross mencari apa yang ingin dia temukan. Mereka berdua melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap tetes darah seorang pelaut yang pulang dari Afrika dan berhasil menemukan plasmodium dalam darah penderita tersebut.
 
Keraguan Ross pun pupus, ia langsung menulis: "He (maksudnya: Manson) showed me the Laveran bodies which are technically called ‘crescents' in a stained specimen of malaria blood, and I recognized at once that no such bodies could exist in healthy blood. My doubts were now removed....".
 
Ross selanjutnya banyak mengikuti kegiatan Manson di Seamen’s Hospital, London dan Laboratorium pribadi Manson. Pada bulan Nopember tahun 1894 Manson menjelaskan teorinya kepada Ross bahwa malaria juga ditularkan oleh nyamuk seperti halnya Filariasis. Ross pun memantapkan dirinya bahwa dia lah seorang yang harus membuktikan hal tersebut.
 
 
MANSON SELALU MENYEMANGATI ROSS
 
Sampai disini Manson masih benar: Bahwa filamen/crescent yang diisap nyamuk dari darah penderita malaria adalah makhluk hidup. Setelah terisap kemudian memasuki saluran pencernaan nyamuk dan hidup dalam jaringan tubuh nyamuk. Selanjutnya hipotesa Manson salah:  Setelah nyamuk bertelur dan selanjutnya mati (Manson mengira Nyamuk hanya sekali saja mengisap darah manusia kemudian mati). Plasmodium yang berbentuk spora berbulu getar tersebut keluar dari tubuh nyamuk,  masuk ke air dan siap menginfeksi siapa saja yang meminum air tersebut.
 
Ross kembali ke India pada tahun 1895 dengan semangat penuh. Ia merasa termotivasi oleh Manson. Jarak antara Inggris dan India yang terpaut ribuan kilometer dan waktu tempuh pengiriman surat atau sediaan darah yang kurang lebih tiga minggu tidak menjadi halangan bagi dua orang tersebut untuk saling berkomunikasi. Manson selalu menyemangati dan membela Ross kalau ada seniornya yang menghambat.
 
 
APA YANG DILAKUKAN ROSS
 
Ross menjadi pemburu darah dan pasien malaria. Mulai di kapal dalam perjalanan kembali ke India, di pelabuhan dan di Rumah Sakit Tentara tempat ia bertugas. Banyak yang melarikan diri dari Ross karena takut jarinya ditusuk beberapa kali, koleganya pun menyembunyikan pasien Malaria dari Ross. Penolakan di tempat kerjanya sendiri tidak menjadi halangan bagi Ross. Ia mencari ke rumah sakit lain.
 
Ross juga mengikuti instruksi Manson untuk memeriksa nyamuk yang telah menggigit manusia. Caranya dengan memasukkan nyamuk de dalam kelambu yang dipakai tidur penderita malaria. Hasilnya ia menemukan bahwa plasmodium yang diisap nyamuk bermetamorfose dan bertambah banyak dalam tubuh nyamuk.
 
Instruksi selanjutnya dari Manson adalah: Masukkan nyamuk yang telah menggigit penderita malaria ke botol yang berisi air, biarkan sampai bertelur dan menetas, selanjutnya penuhi botol dengan air supaya nyamuk mati. Cari sukarelawan untuk minum “air nyamuk” tersebut. Hasilnya: dari tiga orang yang minum air tersebut, satu orang demam selama tiga hari, sembuh sendiri, dan tidak ditemukan parasit malaria. Sementara untuk dua sukarelawan lainnya tidak terjadi apa-apa.
 
 
PUTUS ASA LAGI, PUISI LAGI
 
Ross putus asa, mulai menulis puisi lagi, tetapi Manson terus menyemangati: Parasit masuk dalam tubuh nyamuk pasti ada maksudnya (saat itu siklus plasmodium dalam tubuh nyamuk belum diketahui).
 
Menyadari bahwa Malaria tidak ditularkan melalui “air nyamuk” maka pada bulan Mei 1896 Ross bersurat ke Manson: Kemungkinan gigitan nyamuklah yang menularkan malaria. Karena pada waktu mengisap darah, nyamuk juga memasukkan semacam cairan ke tubuh manusia yang digigit.
 
Guna keperluan ini Ross menggunakan nyamuk yang habis menggigit penderita malaria untuk menggigit orang sehat. Beberapa kali dicoba tetapi tidak ada hasilnya. Masalahnya: Ross salah menggunakan nyamuk. Ia menggunakan nyamuk Culex. Dalam surat kepada isterinya Ross menulis: "I have failed in finding parasites in mosquitoes fed on malaria patients, but perhaps am not using the proper kind of mosquitoes.”
 
Bulan Maret tahun 1897 ia ke Sigur Ghat dan tiga hari kemudian ia kena Malaria, walaupun ia tidur dengan kelambu dan jendela tertutup. Dalam keputus asaan antara kegagalan dan sakit ia menulis puisi:
 
What ails the solitude?
Is this the Judgment Day?
The sky is red as blood;
The very rocks decay
And crack and crumble, and
There is a flame of win
Wherewith the burning sand
Is ever mass'd and thin'd
The world is white with heat;
The world is rent and riven;
The world and heavens meet;
The lost stars cry in heav'n
 
EPILOG
 
Sampai bulan Maret 1897 masih banyak kegagalan dan kesialan yang dialami Ross. Kegelapan mulai menyingkir ketika pada suatu saat Ross melihat nyamuk yang punya posisi khusus waktu hinggap di dinding. Ross sadar bahwa ia telah menggunakan nyamuk yang salah. Ia juga ingat apa yang diucapkan Manson: Bahwa kemungkinan malaria ditularkan oleh spesies tertentu dari nyamuk, bukan sebarang nyamuk. Semangatnya tumbuh lagi, tetapi Juni 1897 ia kena kolera (yang konon sembuh setelah ia minum teh).
 
Adalah pepatah Inggris yang mengatakan: After clouds there is a silver lining. Apakah hari-hari Ronald Ross diliputi mendung terus? Mana silver lining nya?
 
 
RUJUKAN BACAAN
 

Sunday, April 28, 2013

RONALD ROSS: PUISINYA TENTANG KETERTARIKAN TERHADAP MALARIA

Ronald Ross, lahir pada tanggal 13 Mei 1857 di India. Ayahnya seorang perwira tentara Inggris di India. Ross sebenarnya tidak ingin menjadi dokter. Ia lebih menyukai puisi, drama, novel, melukis dan matematika. Tetapi ayahnya memaksa untuk sekolah dokter. Akhirnya pada tahun 1875 ia mengikuti pendidikan dokter di St. Bartholomew’ss Hospital di London. Selama sekolah ia banyak menghabiskan waktunya untuk menbuat komposisi musik, menulis puisi dan drama.
 
 
SEKOLAH KEDOKTERAN
 
Essex Marsh
Dalam masa pendidikan, Ross sempat bertemu seorang wanita yang tinggal di Essex Marsh yang mengeluh sakit kepala, nyeri otot, badan panas dingin berganti-ganti. Ross menduga wanita ini kena malaria.
 
Suatu hal yang aneh karena malaria adalah penyakit daerah tropis seperti India dan Amerika Selatan. Apa yang disampaikan Ross rupanya membuat wanita ini ketakutan. Wanita ini tidak pernah kembali lagi, membuat Ross tidak dapat membuktikan diagnosanya.
 
 
DOKTER MILITER DI INDIA
 
Setelah selama 4 bulan mendapat pelatihan di Army Medical School, Ross akhirnya bisa memenuhi harapan ayahnya dan memasuki Indian Medical Service pada tahun 1881. Ross ditempatkan di Madras, dan selama penugasan di Madras sebagian besar dari tugasnya adalah menangani tentara yang sakit Malaria. Pengobatan dengan Kina berhasil baik tetapi yang meninggal juga banyak karena tidak mendapat pengobatan.
 
Tahun 1883 Ross ditempatkan di Bangalore sebagai Acting Garrison Surgeon. Tempat tinggalnya bagus, tetapi nyamuknya banyak. Ia melihat banyaknya tempat perindukan yang penuh jentik nyamuk. Ia keringkan tempat-tempat berair, jumlah nyamuk pun berkurang. Pikiran pertamanya adalah: Bila tempat perindukan nyamuk dapat dibersihkan pasti nyamuk dapat dieliminasi. Tetapi tidak ada yang setuju dengan solusinya yang brilliant. Komandan tidak senang demikian pula pemerintah tidak menanggapi. Bahkan Ross dianggap menentang kodrat alam.
 
 
MENULIS PUISI
 
Dalam situasi seperti ini Ross banyak menggunakan waktu luangnya untuk menulis puisi, drama, lagu dan novel yang ia publikasikan dengan biaya sendiri. Ketertarikannya kepada penyakit tropis tidak hilang. Kenangannya dengan malaria selama sekolah kedokteran dan kenyataan bahwa Malaria membunuh lebih dari sejuta orang dalam setahun di India rupanya mendorong Ross untuk mendalami Malaria lebih lanjut.
 
Darah seni yang mengalir dalam tubuhnya mendorong Ross untuk menulis sebuah puisi yang merupakan impresi pertamanya terhadap Malaria. Tidak disebutkan tahun penulisannya tetapi kira-kira sekitar tahun 1883 atau sebelum 1888 karena pada tahun 1888 ia pulang ke Inggris dan mengikuti pendidikan diploma kesehatan masyarakat. Dari sini ia memiliki ketrampilan mikroskop dan laboratorium yang akan bermanfaat bagi karir selanjutnya.
 
Puisi tersebut adalah sebagai berikut:

In this, O Nature, yield I pray to me
I pace and pace, and think and think, and take
The fever'd hands, and note down all I see,
That some dim distant light may haply break.
The painful faces ask, can we not cure?
We answer, No, not yet; we seek the laws.
O God, reveal thro' all this thing obscure
The unseen, small, but million-murdering cause.
 
Dapat kita lihat, kekecewaannya terhadap situasi yang dialami. Ia mengadu kepada alam, ia berlari sekaligus berpikir. Terbayang wajah-wajah orang sakit dan yang bertanya: Apakah penyakit saya dapat disembuhkan?
 
Ia terpaksa menjawab: Belum, saat ini belum. Hukum belum mendukung.
 
Ross pun berdoa: Ya Tuhan bukakanlah tabir yang melingkupi, makhluk kecil yang tidak kelihatan, tetapi mampu membunuh jutaan orang.
 
 
EPILOG
 
Kegigihan Ross perlu kita teladani. Saat puisi ini dia tulis, ia belum dapat membuktikan bahwa nyamuk adalah serangga penular penyakit Malaria. Dengan demikian ia tidak punya evidence yang kuat bahwa nyamuk perlu diberantas dan tempat perindukannya perlu dibersihkan.
 
Adalah modal besar bahwa Plasmodium telah ditemukan Laveran pada tahun 1880 tetapi bagaimana plasmodium masuk ke tubuh manusia masih kontroversi walau Laveran sendiri juga menduga bahwa nyamuklah yang menjadi penularnya. Bagaimanapun semua harus evidence based dan bukti itu baru diperoleh Ross pada tahun 1897. Sungguh penantian yang amat lama.
 

Saturday, April 27, 2013

HARI MALARIA SEDUNIA 2013 DI INDONESIA

Terkait dengan posting RIWAYAT HARI MALARIA SEDUNIA maka Indonesia memperingati Hari Malaria Sedunia (HMS) sejak tahun 2008 dengan tema global pada waktu itu adalah MALARIA: A DISEASE WITHOUT BORDER sedangkan tema nasional: “BERSAMA KITA BERANTAS MALARIA”.
 
Selanjutnya setiap tahun Indonesia memperingati HMS baik di Pusat maupun di Daerah. Pada tahun 2013 ini tema global HMS adalah: INFEST THE FUTURE DEFEAT MALARIA dengan tema nasional BEBAS MALARIA: INFESTASI MASA DEPAN BANGSA



PENGENDALIAN MALARIA DI INDONESIA

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium) yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Malaria tidak pilih-pilih mangsa, dapat menyerang semua orang: laki-laki, perempuan pada semua golongan umur termasuk bayi dan anak-anak.

Jumlah penderita Malaria di Indonesia tahun 2012 sebanyak 417.819 kasus dengan hampir tigaperempatnya berasal dari Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Angka ini  menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan jumlah penderita dua tahun sebelumnya sebesar 465.764 kasus positif malaria pada tahun 2010. Bila dibandingkan dengan estimasi penderita malaria di dunia yang diperkirakan sebanyak 219 juta orang pada tahun 2012, angka ini relatif kecil.

Indonesia memang mengalami kemajuan berarti dalam pemberantasan malaria. Saat ini sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal  di daerah dengan API (Annual Parasite Incidence) <1 per 1000 (75% populasi).  Sisanya masih berada di daerah dengan API >1 per 1000. Dalam lima tahun terakhir, API di Indonesia memang telah berhasil diturunkan dari 1,96 per 1000 penduduk (2008) menjadi 1,69 per 1000 penduduk (2012).

Upaya keras masih sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat menurunkan angka API sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu 1 per 1000 penduduk. Selanjutnya pada tahun 2030 Indonesia ditargetkan dapat mencapai eliminasi Malaria atau bebas Malaria.


HARI MALARIA SEDUNIA 2013

Penyerahan sertifikat Eliminasi Malaria merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) 2013 di tingkat nasional. Sertifikat Eliminasi Malaria pertama di Indonesia ini diserahkan oleh Menteri kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH kepada jajaran Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu yang diterima oleh Bupati Administratif Kepulauan Seribu, H. Disyanto, di Jakarta pada tanggal 25 April 2013

Penyerahan Sertifikat Eliminasi Malaria kepada Bupati Administratif Kepulauan Seribu

Tahun ini, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu telah berhasil menjadi Provinsi pertama yang mendapatkan Sertifikat Eliminasi (bebas) Malaria. Saya yakin dan percaya, di tahun-tahun mendatang secara bertahap satu per satu wilayah di Indonesia tercinta akan bebas dari Malaria”, demikian Menkes.

Menkes juga mengatakan dalam sambutannya bahwa Malaria merupakan masalah yang kompleks. Hal ini karena penyebaran malaria erat kaitannya dengan masalah lingkungan, perubahan iklim, mobilitas penduduk dan perilaku masyarakat Malaria merupakan masalah kesehatan penting di dunia yang berdampak negatif pada kualitas sumber daya manusia Karena itu, malaria harus di eliminasi dengan melibatkan semua komponen masyarakat, dilakukan terus-menerus, serta diarahkan pada sasaran yang tepat agar memberi hasil optimal.


Gambar: Jambore Peringatan HMS 2013 di Kabupatan Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara

Thursday, April 25, 2013

RIWAYAT HARI MALARIA SEDUNIA

Bila kita perhatikan ketiga penyakit ini: AIDS, TB dan Malaria, maka TB dan Malaria sudah ada sejak jaman purba. Sementara si bungsu AIDS baru muncul pada abad ke 20. Selanjutnya mana yang lebih tua antara Malaria dan TB,  kalau kita baca beberapa kepustakaan, Malaria lah yang lebih tua.
 
Disisi lain lain kalau kita lihat dari “Hari Besar” ketiga penyakit tersebut, Malaria justru menjadi yang paling muda. Apakah Malaria termasuk penyakit yang pernah terabaikan (Neglected)? Kemudian kita kaget ketika Malaria muncul dalam jajaran penyakit Re-emerging?

Bila memang demikian, sudah waktunya komunitas Malaria kembali bersatupadu, kembali mengisi ulang energi, bahu-secara global untuk memberantas kembali (rollback) Malaria.
 
 
BERAWAL DARI AFRICA MALARIA DAY
 
Cikal bakal World Malaria Day adalah Africa Malaria Day yang di mulai tahun 2011, setahun setelah Deklarasi Abuja pada acara African Summit on Malaria, yang ditandatangani 44 Negara endemis Malaria di Afrika. Africa Malaria Day diperingati setiap tanggal 25 April.
 
World Malaria Day (WMD) sendiri ditetapkan WHO pada tanggal 23 Mei tahun 2007 pada sidang ke 60 World

Health Assembly (WHA). Resolusi yang mengantar Lahirnya Hari Malaria Sedunia tersebut berjudul: Malaria, including proposal for establishment of World Malaria Day. Pada hakekatnya WMD mengikuti AMD.
 
Dengan adanya WMD maka kewaspadaan global terhadap malaria akan meningkat. Malaria adalah ancaman global dan tidak dibatasi oleh tapal batas negara. Sehubungan dengan hal tersebut maka tema WMD yang pertama adalah: Malaria: A Disease Without Border
 
 
 
RESOLUSI WHA
 
Lahirnya WMD karena didorong Resolusi WHA. Adapun hal-hal yang mendorong resolusi tersebut antara lain: Malaria masih menyebabkan lebih dari sejuta kematian (yang dapat dicegah) setiap tahunnya, Malaria merupakan sasaran MDG dan pengendalian malaria akan membantu pencapaian sasaran MDG lainnya yaitu mengurangi kematian anak balita, meningkatkan kesehatan ibu dan memberantas kemiskinan.
 
Angka satu juta tersebut di atas tidak terlalu menyimpang  dari yang dilaporkan WHO melalui World Malaria Report 2010: Disebutkan bahwa secara global 3,3 milyar orang di 116 negara berisiko terhadap malaria dan pada tahun 2009 sebanyak 781 ribu orang meninggal akibat malaria terutama wanita dan anak-anak.
 
Pada bagian akhir Resolusi ditekankan dua butir yang selengkapnya sebagai berikut:
 
RESOLVES that:
 
(1) World Malaria Day shall be commemorated annually on 25 April, or on such other day or days as individual Member States may decide, in order to provide education and understanding of malaria as a global scourge that is preventable and a disease that is curable;
 
(2) World Malaria Day shall be the culmination of year-long intensified implementation of national malaria-control strategies, including community-based activities for malaria prevention and treatment in endemic areas, and the occasion to inform
 
Oleh sebab itu, seperti yang kita lihat sekarang, WMD atau Hari Malaria Sedunia (HMS) diperingati setiap tanggal 25 April (melanjutkan Africa Malaria Day) sebagai puncak acara kegiatan selama setahun yang meliputi strategi pengendalian malaria termasuk kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan malaria.
 
Puncak kegiatan tersebut digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai malaria sekaligus menyebarluaskan kegiatan yang telah dilaksanakan secara nasional oleh masing-masing negara selama setahun penuh kepada masyarakat.
 
 
PENEKANAN SEKJEN PBB PADA HARI MALARIA SEDUNIA YANG PERTAMA
 
Pada peringatan WMD yang pertama tahun 2008, Sekjen PBB ban Ki-moon menekankan perlunya upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan kelambu (LLIN), Obat-obatan, Fasilitas pelayanan kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih khususnya di daerah endemis malaria.
 
Harapan Sekjen PBB adalah akses universal dapat dicapai pada tahun 2010.
 
Seruan Sekjen PBB membuahkan lahirnya Global Malaria Action Plan (GMAP) untuk mengurangi insidens Malaria di seluruh dunia.
 
Tiga strategi utama GMAP tersebut adalah Control, Elimination and Research. Tujuan jangka panjang GMAP adalah eradikasi malaria di seluruh dunia.
 
 
EPILOG
 
Invest the future: Defeat Malaria adalah judul tulisan WMD team yang di posting pada tanggal 6 Maret 2013 di worldmalariaday.org. Disebutkan bahwa upaya global pengendalian Malaria telah menunjukkan keberhasilan yang berarti Di Afrika angka kematian akibat malaria telah berkurang sepertiga bagian dibandingkan sepuluh tahun yang lalu. Pada periode yang sama luar, 35 dari 53 negara endemis malaria di luar Afrika berhasil menurunkan angka kesakitan Malaria sampai 50%. Di daerah yang mempunyai akses baik terhadap pencegahan dan pengobatan Malaria, angka kematian anak turun sampai 20%.
 
Ancaman keberhasilan ini bukannya tidak ada. Pengalaman menunjukkan bahwa keberhasilan program sering diikuti penurunan anggaran. Bila hal seperti ini terjadi maka hasil pengendalian yang menunjukkan kemajuan signifikan selama ini akan pupus pelan-pelan. Kita harus tetap menginvestasikan untuk masa depan. Pendanaan, dukungan sumberdaya dan teknis tetap diperlukan sampai malaria benar-benar tuntas bukan sekedar tereliminasi, tetapi tereradikasi. Setiap peluang harus diambil dan sekaranglah waktunya.
 
 
RUJUKAN BACAAN
 
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5716a6.htm
http://www.worldmalariaday.org/live_detail_en.cfm?id=796
http://www.who.int/malaria/publications/WHA-malaria-resolution-2007.pdf

Most Recent Post