Lanjutan dari Malaria: Perjalanan dari telur sampai nyamuk dewasa
Tempat perindukan nyamuk umumnya disebut “Breeding place” atau “breeding
site”. Pada prinsipnya Nyamuk Anopheles akan meletakkan
telur-telurnya di di genangan air bersih dan tidak kena polusi, hanya selera
lokasi berkembang-biak masing-masing spesies tidak sama. Misalnya larva Anopheles dapat
kita temukan di air tawar maupun rawa-rawa berair payau, rawa mangrove (bakau),
sawah, selokan yang tertutup rumput, di tepian sungai, demikian pula genangan
air (sementara) akibat hujan. Kebanyakan
spesies lebih menyukai habitat yang ada tumbuh-tumbuhannya, walau ada juga yang
tidak. Ada yang memilih genangan air terbuka dengan sinar matahari penuh,
sementara yang lain memilih tempat-tempat terlindung di hutan-hutan.
Ada juga beberapa spesies yang larvanya kita dapatkan di lubang-lubang pohon
dan ketiak daun (CDC Atlanta)
Bila kita membaca Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan, Kemenkes RI, Triwulan 1, 2011, maka tempat berkembang biak vektor
malaria dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu: Persawahan, perbukitan/hutan
dan pantai/aliran sungai
1. Persawahan: An. aconitus, An. Annullaris, An. barbirostris, An.
kochi, An karwari, An.nigerrimus, An.sinensis, An.tesellatus, An.Vagus, An.
letifer.
2. Perbukitan/hutan: An.balabacensis, An.bancrofti, An.punculatus,
An.Umbrosus.
3. Pantai/aliran
Sungai: An.flavirostris, An.Koliensis,
An.ludlowi, An.minimus, An.punctulatus, An.parangensis, An.sundaicus,
An.subpictus.
PEMBAGIAN
TUGAS YANG RAPI
Sepertinya kerajaan nyamuk dari genus Anopheles ini
sudah memiliki sistem pemerintahan yang tertata. Untuk tempat tinggal sudah
ditentukan siapa tinggal dimana. Bahkan jam kerja pun sudah diatur (baca: Kapan
dan dimana Anopheles menyergap).
Kita sudah tahu sejak lulus SD bahwa Malaria
ditularkan oleh Nyamuk Malaria (Anopheles) yang berkembang-biak di “rawa-rawa”.
Ini yang membuat kita lengah. Rawa konotasinya air payau di pantai. Kalau kita
tinggal jauh di darat, atau di pegunungan bukan berarti bebas ancaman anopheles.
Disana ada spesies anopheles lain yang menanti.
Sebagai contoh, bila kita bicara tentang Anopheles
sundaicus, maka spesies ini ditemukan pada air payau. Untuk air payau yang kadar
garamnya tinggi diserahkan kepada Anopheles subpictus subpictus). Pada
tempat yang lebih tinggi, misalnya di kaki gunung (400-1000m) telah menanti
Anopheles aconitus dan lebih tinggi lagi (sampai 1600 m) pada genangan air
jernih yang kaya sinar matahari, terdapat Anopheles maculatus menunggu kita
disana.
Barangkali karena areal pesawahan cukup luas, maka
kalau dihuni satu spesies saja, pasukan Anopheles ini kurang kuat. Setidaknya
tiga spesies mengawal disana: Di pesawahan bertingkat terdapat Anopheles
aconitus. Pada sawah yang siap ditanami ada Anopheles kochi, dan satu lagi
Anopheles sawah adalah Anopheles barbirostris.
Anopheles tidak akan membiarkan habitat manusia aman.
Bila memungkinkan semua tempat yang bisa digenangi air, baik permanen atau
temporer akan dia coba menguasainya. Anopheles kochi ditugasi mengisi bekas
injakan kerbau, Anopheles balabacensis ke cekungan bekas dilewati truk,
Anopheles barbirostris juga dikirim ke air tergenang yang alirannya pelan,
kemudian pada parit, kolam yang penuh rumput akan ditugasikan Anopheles subpictus malayensis.
Jangan lupa pula bahwa Anopheles menunggu manusia
berbuat kesalahan. Ia akan melihat peluang pada tambak bandeng atau udang yang
“neglected” atau “abandoned”. Demikian pula bekas galian-galian tambang kalau
dibiarkan cekung, terbuka dan dibiarkan saja merupakan lahan subur yang tinggal
pakai saja. Ironisnya, semua ini yang menyediakan manusia. Raja Anopheles akan
mengatakan: “Dari manusia, oleh manusia, untuk nyamuk”
BEBERAPA
CONTOH GAMBAR TEMPAT PERINDUKAN
PENUTUP
Manusia harus waspada. Kata kunci tempat berkembang
biak nyamuk hanya dua: “Air tergenang” dan “air tidak terpolusi”. Kata kunci
pengendaliannya ada empat: jangan biarkan air tergenang (keringkan atau
alirkan), tebarkan predator ke air (untuk genangan besar yang permanen), beri
"polusi" ke air (misalnya larvacida dengan catatan jangan sampai membahayakan
manusia) dan bunuh nyamuk dewasa (dengan residual spraying dengan catatan juga
jangan sampai membahayakan manusia)
Rujukan bacaan:
Epidemiologi Malaria di Indonesia, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan,
Triwulan I, 2011, Kemenkes RI
Dilanjutkan ke Dimana dan kapan nyamuk malaria menyergap kita
No comments:
Post a Comment