Wednesday, November 28, 2012

TUBERKULOSIS PERNAH DIJULUKI “THE CAPTAIN OF ALL THESE MEN OF DEATH”




Bila bapak dan ibu suka mendownload eBook, silakan klik situs Project Gutenberg, maka akan kita temukan sebuah buku yang ditulis oleh John Bunyan (1628-1688) dengan judul: “The Life and Death of Mr Badman”. Apa yang dikatakan Bunyan tentang bagaimana Mr Badman meninggal? Saya salin dari eBook tersebut sebagai berikut:

 
Pray of what disease did Mr. Badman die, for now I perceive we are come up to his death?
 
I cannot so properly say that he died of one disease, for there were many that had consented, and laid their heads together to bring him to his end. He was dropsical, he was consumptive, he was surfeited, was gouty, and, as some say, he had a tang of the pox in his bowels. Yet the Captain of all these men of death that came against him to take him away, was the Consumption, for it was that that brought him down to the grave. (John Bunyan)
 
Jelas bahwa Mr Badman menderita berbagai macam penyakit termasuk “consumption” (sebutan TB pada abad pertengahan). Tetapi penyakit utama yang merenggut nyawanya, dimana Bunyan memberi julukan “The Captain of all these men of death” adalah “consumption”. Perlu diperhatikan bahwa buku tersebut dibuat pada tahun 1680 dan kalau kita kaitikan dengan sejarah wabah TB di Eropa, maka Bunyan menulis buku ini pada-masa-masa TB sebagai "The White Plague" sedang menjadi momok menakutkan di sana pada masa itu.
 
 
PAK KAPTEN DAN SIR WILLIAM OSLER
 
Sir William Osler
Buku John Bunyan ditulis lebih dari 330 tahun yang lalu. Kalau dia manusia, mestinya Pak Kapten sudah rest in peace di pusaranya. Tapi ini Kapten TB. Walau dari hasil kegiatan pengendalian TB kelihatan bahwa Captain Consumption sudah “fade away” dan trendnya semakin “away”. Mana kita tahu. Kehidupan di dunia ini bisa berubah dalam hitungan detik.
 
Mari kita lihat dulu apa yang terjadi pada tahun 1901. Pada halaman 108 buku Principles and Practice of Medicine, Sir William Osler mengatakan: “The most widespread and fatal of all acute diseases, pneumonia is now the “Captain of the Men of Death” to use the phrase applied by John  Bunyan to consumption”
 
Pada tahun 1901 ternyata untuk penyakit akut pneumonia menjadi masalah besar, sehingga Osler meminjam kata-kata Bunyan, bahwa pneumonia sekarang telah menjadi “The Captain”, menggantikan “Consumption”
 
Tahun 1904, dalam “Medicine in the Nineteenth Century”, in Aequanimitas with Other Addresses to Medical Students, Nurses and Practitioners of Medicine, kembali Sir William Osler mengulangi dukungannya kepada Pneumonia untuk diangkat sebagai Kapten: “In the Mortality Bills, pneumonia is an easy second, to tuberculosis; indeed in many cities the death-rate is now higher and it has become, to use the phrase of Bunyan 'the captain of the men of death”.
 
The Principle and Practice of Medicine, William Osler, MD
 
Sir William Osler ternyata masih selalu ingat dengan Pak Kaptennya John Bunyan. 13 tahun kemudian, pada tahun 1917, dalam “The Campaign Against Syphilis, Lancet 1:787-792, 1917) ia mengatakan: "Many years ago in the 'Life and Death of Mr. Badman,' I came across Bunyan's phrase the 'Captain of the Men of Death,' which 'caught on' in the literature. In his day it may have been true of consumption; it is so no longer; the headship in temperate climates belongs undoubtedly to syphilis."
 
Dari uraian di atas kita lihat bahwa tahun 1901 dan 1904 masalahnya terbesarnya sama, yaitu “pneumonia”, sedangkan tahun 1917 telah bergeser ke Sifilis. “Captain Consumption” rupanya semakin tersingkir. Tetapi apakah Kapten TB kita betul-betul tersingkir secara fisik untuk selanjutnya dilupakan? belum tentu.
 
 
JADI JUDUL BUKU
 
Buku Morales dan Jones
Setidaknya ada dua buku berjudul “Captain of al these men of death” yang diterbitkan pada awal abad ke 21 ini.
 
Yang pertama ditulis oleh Greta Jones, menceriterakan sejarah Tuberkulosis pada abad 19 dan 20 di Irlandia. Masalahnya adalah Tuberkulosis di Irlandia masih tinggi, beda dengan di Inggris atau negara lain di Eropa. Mengapa ada perbedaan pola penyakit, inilah yang diangkat oleh Jones. Ada beberapa kontroversi yang menjadi isue politik dikaitkan dengan tingkat kemiskinan, standar hidup, upaya kesehatan masyarakat, urbanisasi dan gender di Irlandia.
 
Yang kedua ditulis oleh Alejandro Morales, profesor di University of California. Berdasar kisah nyata pamannya yang ikut terdaftar untuk menjadi prajurit pada Perang Dunia ke dua. Karena dari hasil pemeriksaan kesehatan ternyata menderita TB maka ia harus mendekam di sanatorium. Disana ia menghayati banyak hal dari pertemuannya dengan berbagai macam orang dan cara penanganan TB, bahwa di jaman moderen masih ada juga penanganan yang tidak rasional.
 
 
EPILOG
 
Pekik kemenangan masih terlalu prematur, demikian dikatakan Daniel Epstein, jurnalis yang membantu PAHO di bidang informasi publik. Masih banyak tantangan harus dihadapi. Dua yang paling ditakuti adalah: Yang pertama resistensi obat MDR TB dan XDR TB, sedangkan yang ke dua adalah TB HIV. Dua hal ini sudah cukup berat untuk dihadapi. Kita tidak boleh terlena satu detikpun.
 
Back to the saddle again?
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi membawa harapan dan memperkuat optimisme bahwa kita pasti mampu mengendalikan pembunuh terbesar umat manusia ini sesuai dengan visi “A world free of TB” pada tahun 2050.
 
Mudah-mudahan Kapten TB tidak memiliki semangat dan komitmen seperti Jenderal MacArthur, pahlawan Perang Dunia II dengan janjinya kepada rakyat Filipina pada waktu itu: “I shall come back” dan come back betul.
 
 
Apa yang ditulis Helen Branswell di Canadian Press lima tahun lalu perlu kita perhatikan: “Is the Captain of the Men of Death saddling his horse again?” (IwMM)
 
RUJUKAN BACAAN
 

No comments:


Most Recent Post