Millenium
Development Goals (MDGs) adalah 8 sasaran pembangunan milenium yang disepakati
semua kepala negara di dunia untuk dicapai pada tahun 2015. Deklarasi Milenium
yang ditandatangani pada bulan September tahun 2000 merupakan pencanangan
komitmen para pemimpin dunia guna mengatasi kemiskinan, kelaparan, penyakit,
buta aksara, kerusakan lingkungan dan diskriminasi terhadap wanita. Kesepakatan
tersebut yang intinya adalah komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan
pemberantasan kemiskinan selanjutnya dituangkan dalam sasaran-sasaran spesifik
dengan indikator-indikator yang harus dicapai pada tahun 2015.
Pencapaian
sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia dan bukanlah
semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tanggung-jawab seluruh komponen
bangsa yang harus bersatu-padu untuk mencapainya.
8 SASARAN PEMBANGUNAN MILENIUM
Terdapat 8 sasaran pembangunan milenium yang dirinci
dalam “goal” 1 s/d 8 dimana Goal ke 6 adalah pesan khusus untuk mengendalikan
AIDS, TB dan Malaria. Lengkapnya sebagai berikut:
GOAL 1 : Memberantas kemiskinan dan kelaparan
GOAL 2 : Mencapai pendidikan dasar untuk semuaGOAL 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
GOAL 4 : Menurunkan kematian anak
GOAL 5 : Meningkatkan kesehatan ibu
GOAL 6 : Mengendalikan HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit menular lainnya (TB)
GOAL 7 : Menjamin kelestarian lingkungan hidup
GOAL 8 : Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global
Dapat
kita lihat bahwa sasaran-sasaran MDG di atas adalah “inter-dependent”, atau
saling bergantung satu sama lain. Semua sasaran MDG berpengaruh terhadap
pembangunan kesehatan sebaliknya semua hasil pembangunan kesehatan mempengaruhi
keberhasilan pencapaian MDG secara keseluruhan. Sebagai contoh, kesehatan
masyarakat yang baik akan memberi berpengaruh positif terhadap peningkatan
prestasi belajar. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan meningkatkan pula
kemampuan untuk hidup bersih dan sehat dalam lingkungan yang sehat sehingga
kita dijauhkan dari penyakit. Dengan demikian jelas bahwa kata kunci
keberhasilan pencapaian sasaran MDGs adalah “komitmen dan kesatu-paduan semua
komponen bangsa” di tingkat pusat sampai desa.
KESIMPULAN
MDGs
menggunakan angka sebagai ukuran keberhasilan. Walau demikian kita tidak boleh
terpukau kemudian terpaku pada prosentase dan angka-angka. Yang lebih penting
lagi adalah tindakan nyata yang tidak berhenti pada saat kita mencapai
keberhasilan. Sebagai contoh kita amat bangga dengan keberhasilan mengobati lebih dari 80
prosen penderita Tuberkulosis, tetapi masih ada hampir 20 prosen yang belum berhasil
diobati. Bagi negara yang berpenduduk besar seperti Indonesia, angka 20 prosen
adalah banyak. Tantangan pasca MDGs 2015 masih besar. Oleh sebab itu MDG:
Mangga Dipun Genjot.
Rujukan bacaan
No comments:
Post a Comment