Pada
tulisan terdahulu, TUBERKULOSIS:PENYEBAB DAN CARA PENULARANNYA telah
disampaikan mengenai pengertian Tuberkulosis dan langkah apa yang harus kita
lakukan apabila kita merasa terpapar tuberkulosis melalui batuk seorang
penderita TB Aktif. Seperti apakah gejala-gejala Tuberkulosis (TB) dan adalah
faktor-faktor risiko yang menyebabkan seorang mudah menderita TB? Penjelasannya
sebagai berikut:
APAKAH GEJALA-GEJALA TUBERKULOSIS?
Gejala
bergantung dimana Mtb tumbuh dan berkembang. Pada umumnya Mtb menyerang
jaringan paru (TB Paru) dengan gejala utama:
·
Batuk
(berdahak) dua minggu atau lebih
·
Dahak
bercampur darah
·
Nyeri
dada
·
Kelemahan
umum
·
Berat
badan turun
·
Nafsu
makan berkurang
·
Demam
menggigil
·
Keringat
malam
Gejala TB
pada bagian tubuh yang lain di luar Paru bergantung organ mana yang diserang.
Adapun penderita
TB Latent akan tanpa gejala, tidak merasa sakit dan tidak menularkan TB kepada
orang lain. Hanya jangan hilang kewaspadaan. Sama dengan HIV, kalau kita tidak
melakukan testing untuk TB, kita tidak akan pernah tahu apakah kita ini
betul-betul bebas Mtb atau jangan-jangan ada TB Latent yang mendekam. Hati-hati saja
bila kemudian kita batuk lebih dari dua minggu. Jangan dianggap enteng siapa
tahu jangan-jangan bukan batuk biasa. Siapa tahu bahwa semula kita hanya menderita TB Latent kini telah bergeser menjadi TB Aktif.
Bacaan
terkait:
APAKAH
FAKTOR RISIKO TERJADINYA TB AKTIF?
Perjalanan
TB Latent menjadi TB Aktif tidak sama pada setiap orang. Ada yang hanya dalam
beberapa minggu sejak terinfeksi sudah manifest mendahului gerakan sistem pertahanan tubuh untuk
“fight”, ada yang beberapa tahun bahkan ada yang puluhan tahun baru aktif. Pada
umumnya 10 persen dari penderita TB Latent (yang tidak mendapat pengobatan
untuk TB Latent) akan menjadi TB Aktif pada suatu saat dalam hidupnya. Mengapa
demikian, karena ada faktor risiko yang tidak sama untuk setiap orang.
Menurunnya
sistem kekebalan tubuh karena berbagai hal memudahkan TB Latent berubah menjadi
TB Aktif. Faktor risiko tersebut antara lain:
- Orang-orang yang dalam kesehariannya kontak dekat dengan penderita TB Aktif, misalnya keluarga tinggal serumah, apalagi hidup berdesak-desakan, karena peluang kemasukan Mtb dari BATUK penderita TB aktif menjadi lebih sering. Hal ini menjadi semakin berat apabila rumah tidak termasuk dalam katagori “rumah sehat” khususnya dalam hal ventilasi dan pencahayaan sinar matahari (aliran udara akan membuyarkan konsentrasi Mtb dan cahaya matahari akan membunuh Mtb).
- Orang-orang yang tinggal dalam suatu institusi (termasuk pegawainya) misalnya tempat penampungan tunawisma, tempat pengungsian, rumah perawatan, rumah sakit dan lembaga pemasyarakatan. Kecuali tindakan pencegahan dan infection control di fasilitas atau institusi tersebut dilaksanakan dengan baik.
- Pernah terinfeksi TB dalam jangka waktu 2 tahun sebelumnya atau lebih.
- Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya orang dengan HIV AIDS kecuali mendapatkan pengobatan dengan baik dan terus menerus, termasuk pengobatan pencegahan dengan INH.
- Kondisi kesehatan lainnya yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, misalnya: Penerima transplantasi organ yang mendapatkan pengobatan dengan kortikosteroid, penderita Diabetes Mellitus dan penyakit kronis lainnya dan kurang gizi (Berat badan 10% atau lebih dibawah berat badan ideal)
- Bayi dan Anak Balita karena sistem kekebalan tubuh belum kuat demikian pula orang tua karena secara alamiah sistem kekebalan tubuhnya mulai menurun.
- Orang-orang yang bermigrasi ke daerah dengan prevalensi TB tinggi karena peluang terpapar meningkat
Sebagai tambahan, WHO Factsheet (Oktober 2012) menyebutkan bahwa penggunaan tembakau meningkatkan risiko kesakitan dan kematian akibat TB. Lebih dari 20 persen kasus TB diseluruh dunia ada kaitannya dengan penggunaan tembakau.
Kemiskinan sudah barang tentu meningkatkan risiko tertular TB. Seperti apa yang telah ditulis di atas, orang miskin didera banyak kondisi yang memudahkan penularan TB. Antara lain kondisi rumah yang tidak sehat, hidup berdesak-desakan, kekurangan gizi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Bacaan terkait
Tuberkulosis dan kemiskinan Tuberkulosis dan Diabetes mellitus: Tantangan baru
DILANJUTKAN KE TUBERKULOSIS (TB) LATENT DAN TUBERKULOSIS (TB) AKTIF
Rujukan bacaan:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta http://www.cdc.gov/tb/
National Institute of Health, 2010 http://www.niaid.nih.gov/topics/tuberculosis/Understanding/Pages/prevention.aspx
WHO Fact sheet N°104, October 2012
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html
Self-Study Modules on Tuberculosis, CDC Atlanta, 2008
No comments:
Post a Comment