Pada tulisan “Good News: Tuberkulosis paru dapat dicegah, dapat disembuhkan” disebutkan bahwa “batuk” adalah gejala khas TB Paru; walau
demikian bukan berarti semua orang yang batuk adalah TB. Banyak sekali gangguan
dalam tubuh disertai batuk. Misalnya: Influenza. Demikian pula kalau dipersempit,
bahwa khasnya batuk TB adalah kronis, memang begitulah adanya. Tetapi kondisi lain dengan batuk kronis selain TB Paru
masih banyak. Seorang perokok akan mengalami batuk-batuk kronis, demikian pula
penderita kanker paru.
Batuk hanyalah gejala penyakit yang
menjadi salah kaprah dianggap penyakit: “sakit batuk.” Jaman dulu, “Mantri tua”
di Puskesmas saya dalam menyampaikan penyuluhan di kampung sering mengatakan: “Batuk
adalah tanda kehidupan. Tidak dengar batuk jangan-jangan orangnya sudah mati.
Tetapi jangan lupa bahwa batuk juga gejala kematian. Kalau dibiarkan saja,
lama-lama mati betul.” Alhasil habis
penyuluhan hampir semua orang minta periksa dan tentusaja ..... suntik. Ini
ceritera tahun 1970an akhir, hanya untuk menunjukkan bahwa banyak orang
mengabaikan yang satu ini: “Batuk”. Mereka anggap B3: Batuk Barang Biasa.
MENGAPA
KITA BATUK?
Batuk adalah cara tubuh merespons
adanya sesuatu yang menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan kita.
Mekanismenya cukup canggih: Iritasi
menstimulir ujung syaraf di saluran pernapasan yang secara otomatis langsung
melaporkan ke pusat, yaitu Otak. Segera otak memerintahkan otot-otot perut dan
diafragma agar mengerahkan tenaga, sekuatnya memberikan dorongan pada paru-paru,
sehingga melalui udara yang ada di paru-paru zat-zat iritan tersebut dapat didorong
keluar bersama batuk.
Mekanismenya dapat dilihat pada gambar
di bawah:
Tahapan batuk |
(1) Ada sesuatu yang mengganggu
saluran pernapasan; selanjutnya melalui mekanisme persyarafan (2) Menarik
napas, guna mengisi paru-paru dengan udara (3) Kompresi dengan bantuan
otot-otot dada dan diafragma, dan (4) Batuk: Mendorong zat-zat “iritan” melalui
udara yang terkompresi di paru-paru.
JANGAN
ABAIKAN BATUK
Batuk memang mekanisme yang baik untuk
mengeluarkan zat-zat pengganggu. Tetapi “Refleks batuk” saja sering tidak
cukup untuk menyelamatkan diri kita. Lihat-lihat dulu penyebabnya apa.
Ada beberapa hal-hal yang menimbulkan
iritasi pada saluran pernapasan tersebut:
1.
Adanya
zat-zat yang menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan: Misalnya asap rokok,
polusi udara, uap terpentin, bahkan juga parfum, spray penyegar ruangan dll.
2.
Adanya
zat-zat yang menimbulkan alergi: Misalnya debu, serbuk sari tanaman, bulu
binatang, dll.
3.
Pengaruh
obat: Ada obat tertentu untuk penderita darah tinggi, migrain dan glaukoma yang
mempunyai efek samping “batuk”
4.
Kondisi
medis: Infeksi saluran pernapasan baik akut maupun kronis akan disertai batuk.
Demikian pula penderita asma dan kanker paru.
Pada
butir 1 dan 2 di atas, keberadaan batuk memang diperlukan. Batuk akan
membantu melancarkan jalan napas sekaligus membuang zat-zat yang mengganggu dan
mencegah timbulnya infeksi. Sedangkan pada butir 3 bagaimanapun harus diterima
karena memang merupakan efek samping dari pengobatan suatu penyakit yang kalau
tidak diobati maka penyakitnya akan lebih buruk. Dalam hal ini gejala batuk
bisa diatasi dengan obat-obat batuk sesuai petunjuk dokter.
Yang perlu diperhatikan adalah butir
4, khususnya apabila batuknya disebabkan infeksi saluran pernapasan baik akut
maupun kronis, karena melalui refleks batuk, bibit penyakit, bakteri atau juga
virus, akan ikut terlontar keluar dan bisa menulari orang yang berdekatan.
EPILOG
Banyak orang
menganggap batuk adalah hal sepele apalagi di negeri yang banyak perokok dan
polusi. Padahal dibalik batuk, ada malapetaka mengintip. Contohnya TB Paru.
Bila dibiarkan, tidak hanya diri sendiri yang sengsara tetapi juga membahayakan
orang lain. Penularan TB adalah langsung dari manusia ke manusia melalui kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis) yang terbang bersama batuk.
Droplet tersembur |
Batuk bersama bersin
dan semua perilaku yang menyemprotkan “droplet” ke udara, misalnya berbicara,
menyanyi dan kata Jack Handey: "tertawa" adalah perilaku kunci penularan TB Paru.
Penyuluhan kesehatan yang banyak diarahkan kepada “kesehatan masyarakat”, misalnya “TB dapat menulari orang lain” dan “turunnya produktifitas suatu bangsa”, pada jaman manusia semakin individualis ini, perlu lah diingatkan kembali bahwa TB juga membahayakan diri sendiri, TB membuat orang mati pelan-pelan. Adalah kenyataan bahwa batuk sebulan tidak pernah dipersoalkan tetapi batuk sehari campur darah (walaupun yang keluar adalah darah merah segar akibat batuk terlalu dipaksakan) orang sudah bingung setengah mati. Kembali ke laptop: Batuk adalah gejala penyakit yang banyak diabaikan.
Rujukan Bacaa
http://www.mayoclinic.com/health/cough/MY00108
http://treatment-zone.blogspot.com/2011/12/cough-definition-and-mechanisms.html
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cough/
Penyuluhan kesehatan yang banyak diarahkan kepada “kesehatan masyarakat”, misalnya “TB dapat menulari orang lain” dan “turunnya produktifitas suatu bangsa”, pada jaman manusia semakin individualis ini, perlu lah diingatkan kembali bahwa TB juga membahayakan diri sendiri, TB membuat orang mati pelan-pelan. Adalah kenyataan bahwa batuk sebulan tidak pernah dipersoalkan tetapi batuk sehari campur darah (walaupun yang keluar adalah darah merah segar akibat batuk terlalu dipaksakan) orang sudah bingung setengah mati. Kembali ke laptop: Batuk adalah gejala penyakit yang banyak diabaikan.
http://www.mayoclinic.com/health/cough/MY00108
http://treatment-zone.blogspot.com/2011/12/cough-definition-and-mechanisms.html
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cough/
No comments:
Post a Comment