Sunday, December 2, 2012

BATUK: GEJALA PENYAKIT YANG BANYAK DIABAIKAN

Pada tulisan “Good News: Tuberkulosis paru dapat dicegah,  dapat disembuhkan” disebutkan bahwa “batuk” adalah gejala khas TB Paru; walau demikian bukan berarti semua orang yang batuk adalah TB. Banyak sekali gangguan dalam tubuh disertai batuk. Misalnya: Influenza. Demikian pula kalau dipersempit, bahwa khasnya batuk TB adalah kronis, memang begitulah adanya. Tetapi kondisi lain dengan batuk kronis selain TB Paru masih banyak. Seorang perokok akan mengalami batuk-batuk kronis, demikian pula penderita kanker paru.
 
Batuk hanyalah gejala penyakit yang menjadi salah kaprah dianggap penyakit: “sakit batuk.” Jaman dulu, “Mantri tua” di Puskesmas saya dalam menyampaikan penyuluhan di kampung sering mengatakan: “Batuk adalah tanda kehidupan. Tidak dengar batuk jangan-jangan orangnya sudah mati. Tetapi jangan lupa bahwa batuk juga gejala kematian. Kalau dibiarkan saja, lama-lama mati betul.”  Alhasil habis penyuluhan hampir semua orang minta periksa dan tentusaja ..... suntik. Ini ceritera tahun 1970an akhir, hanya untuk menunjukkan bahwa banyak orang mengabaikan yang satu ini: “Batuk”. Mereka anggap B3: Batuk Barang Biasa.
 
 
MENGAPA KITA BATUK?
 
Batuk adalah cara tubuh merespons adanya sesuatu yang menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan kita. Mekanismenya cukup canggih:  Iritasi menstimulir ujung syaraf di saluran pernapasan yang secara otomatis langsung melaporkan ke pusat, yaitu Otak. Segera otak memerintahkan otot-otot perut dan diafragma agar mengerahkan tenaga, sekuatnya memberikan dorongan pada paru-paru, sehingga melalui udara yang ada di paru-paru zat-zat iritan tersebut dapat didorong keluar bersama batuk.
 
Mekanismenya dapat dilihat pada gambar di bawah:

Tahapan batuk
 
(1) Ada sesuatu yang mengganggu saluran pernapasan; selanjutnya melalui mekanisme persyarafan (2) Menarik napas, guna mengisi paru-paru dengan udara (3) Kompresi dengan bantuan otot-otot dada dan diafragma, dan (4) Batuk: Mendorong zat-zat “iritan” melalui udara yang terkompresi di paru-paru.
 
 
JANGAN ABAIKAN BATUK
 
Batuk memang mekanisme yang baik untuk mengeluarkan zat-zat pengganggu. Tetapi “Refleks batuk” saja sering tidak cukup untuk menyelamatkan diri kita. Lihat-lihat dulu penyebabnya apa.
 
Ada beberapa hal-hal yang menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan tersebut:

1.    Adanya zat-zat yang menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan: Misalnya asap rokok, polusi udara, uap terpentin, bahkan juga parfum, spray penyegar ruangan dll.

2.    Adanya zat-zat yang menimbulkan alergi: Misalnya debu, serbuk sari tanaman, bulu binatang, dll.

3.    Pengaruh obat: Ada obat tertentu untuk penderita darah tinggi, migrain dan glaukoma yang mempunyai efek samping “batuk”

4.    Kondisi medis: Infeksi saluran pernapasan baik akut maupun kronis akan disertai batuk. Demikian pula penderita asma dan kanker paru.

Pada  butir 1 dan 2 di atas, keberadaan batuk memang diperlukan. Batuk akan membantu melancarkan jalan napas sekaligus membuang zat-zat yang mengganggu dan mencegah timbulnya infeksi. Sedangkan pada butir 3 bagaimanapun harus diterima karena memang merupakan efek samping dari pengobatan suatu penyakit yang kalau tidak diobati maka penyakitnya akan lebih buruk. Dalam hal ini gejala batuk bisa diatasi dengan obat-obat batuk sesuai petunjuk dokter.
 
Yang perlu diperhatikan adalah butir 4, khususnya apabila batuknya disebabkan infeksi saluran pernapasan baik akut maupun kronis, karena melalui refleks batuk, bibit penyakit, bakteri atau juga virus, akan ikut terlontar keluar dan bisa menulari orang yang berdekatan.
 
 
EPILOG
 
Banyak orang menganggap batuk adalah hal sepele apalagi di negeri yang banyak perokok dan polusi. Padahal dibalik batuk, ada malapetaka mengintip. Contohnya TB Paru. Bila dibiarkan, tidak hanya diri sendiri yang sengsara tetapi juga membahayakan orang lain. Penularan TB adalah langsung dari manusia ke manusia melalui kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang terbang bersama batuk.
 
Droplet tersembur
Batuk bersama bersin dan semua perilaku yang menyemprotkan “droplet” ke udara, misalnya berbicara, menyanyi dan kata Jack Handey: "tertawa" adalah perilaku kunci penularan TB Paru.

Penyuluhan kesehatan yang banyak diarahkan kepada “kesehatan masyarakat”, misalnya “TB dapat menulari orang lain” dan “turunnya produktifitas suatu bangsa”, pada jaman manusia semakin individualis ini, perlu lah diingatkan kembali bahwa TB juga membahayakan diri sendiri, TB membuat orang mati pelan-pelan. Adalah kenyataan bahwa batuk sebulan tidak pernah dipersoalkan tetapi batuk sehari campur darah (walaupun yang keluar adalah darah merah segar akibat batuk terlalu dipaksakan) orang sudah bingung setengah mati. Kembali ke laptop: Batuk adalah gejala penyakit yang banyak diabaikan.

Rujukan Bacaa
http://www.mayoclinic.com/health/cough/MY00108
http://treatment-zone.blogspot.com/2011/12/cough-definition-and-mechanisms.html
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cough/ 

No comments:


Most Recent Post