Sunday, February 10, 2013

TUBERKULOSIS DAN DIABETES MELLITUS: TANTANGAN BARU


Kolaborasi antara penyakit menular (TB Paru) dan penyakit tidak menular (Diabetes mellitus) ini sebenarnya sudah dipahami sejak dulu kala.
 
Rajalakshmi S, Veluchamy G. dalam Yugi's pramegam and diebetes mellitus: an analogue, 1999, menulis bahwa Yugimahamuni (tidak disebut masa hidupnya) dalam tulisannya Vaidya Chinthamani-800 telah menyebutkan asosiasi antara gejala penyakit yang mengarah ke diabetes mellitus dan tuberkulosis paru. Dimulai dengan obesitas dan diakhiri dengan gangguan pernapasan.
 
Demikian pula disampaikan oleh Chaisson dan Dooley bahwa tahun 1934, pada masa sebelum Obat anti TB ditemukan, Howard Root seorang dokter di Deaconess Hospital, Boston, MA, USA telah menulis tentang asosiasi antara diabetes and tuberculosis.
 
 
PREVALENSI PENDERITA DIABETES DIPREDIKSI MENINGKAT
 
Penderita diabetes mellitus memang lebih rentan untuk terkena penyakit menular utamanya TB, karena sistem kekebalan tubuhnya menurun. Dalam hal ini terjadinya TB lebih banyak pada aktivasi fokus yang telah ada daripada infeksi baru. WHO menyebutkan bahwa dewasa ini di dunia terdapat kurang-lebih 350 juta penderita diabetes dengan prediksi prevalensinya akan meningkat 50 persen pada tahun 2030. Sementara untuk TB paru satu diantara tiga orang di dunia ini terinfeksi TB tetapi tidak manifest (latent) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif. Bagi penderita diabetes, risiko ini meningkat.
 
 
TIDAK TERDIAGNOSA ATAU LAMBAT DIDIAGNOSA
 
Yang menjadi masalah adalah sebagian besar penderita diabetes (seperti halnya TB) tidak terdiagnosa atau lambat didiagnosa. Keterlambatan ini membawa risiko penyakit bertambah berat, baik diabetesnya maupun komplikasinya dengan TB. Oleh sebab itu dua hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan adalah:

1.    Deteksi dini baik untuk diabetes maupun tuberkulosis: Dengan penemuan dini maka pengobatan dan follow-up dapat dilakukan sejak awal dengan hasil diabetes akan lebih mudah demikian pula TB nya sembuh.

2.    Perawatan, pengobatan dan follow-up yang benar untuk penderita diabetes maupun TB

 
PENDERITA DIABETES: RISIKO TERKENA TB LEBIH TINGGI
 
Penderita diabetes mempunyai risiko 2-3 X untuk terkena TB dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes sedangkan 10 % penderita TB secara global ada kaitan dengan diabetes. Oleh sebab itu dua hal yang harus dilakukan secara sinergi, yaitu:

1.    Skrining untuk TB perlu dilakukan pada penderita diabetes khususnya pada daerah-daerah yang prevelensi TB tinggi. Demikian pula.

2.    Semua penderita TB perlu di skrining untuk diabetes

 
KESIMPULAN

Penderita diabetes risikonya lebih tinggi untuk terjadi kematian selama pengobatan atau relaps (kambuh) setelah selesai pengobatan. Dengan demikian amat direkomendasikan untuk melakukan skrining terhadap TB bagi penderita diabetes dan skrining terhadap diabetes untuk penderita TB.

Rujukan bacaan:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2945809/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12585294

No comments:


Most Recent Post