Strategi DOTS yang diluncurkan WHO pada tahun 1994 adalah bukti
perjalanan panjang umat manusia melawan penyakit Tuberkulosis. Terdapat lima
strategi yang satu sama lain saling melengkapi. Kurang salah satu akan
berakibat program pengendalian TB tidak efektif, denga kata lain yang lebih kasar: “sia-sia”.
Strategic
Action Plans yang dibuat untuk mengendalikan TB pada hakekatnya mempunyai dua
pilar: Pilar teknis dan pilar anggaran. Pada akhirnya komponen non teknis,
terutama anggaran bisa menjadi lebih penting. Kita tidak akan mampu menemukan
sedikitnya 70% penderita dan menyembuhkan minimal 85% dari penderita TB yang
ditemukan kalau tidak ada dukungan anggaran.
Tanpa dukungan anggaran bagaimana
program bisa akuntabel di semua tingkatan sistem kesehatan. Tanpa komitmen
politis, ketersediaan dan keberlangsungan anggaran menjadi sesuatu yang
dimimpikan saja sulit.
KECUKUPAN DANA: KEBUTUHAN ESENSIAL
Kecukupan
pendanaan adalah kebutuhan esensial. Anggaran yang ada saat ini masih kurang, lebih-lebih
dengan munculnya TB resistan obat, baik MDR maupun XDR, demikian pula beban
semakin meningkat dengan adanya TB-HIV.
Sebenarnya
pengendalian TB di tingkat global sudah menunjukkan hasil baik, tetapi dengan
adanya berbagai faktor termasuk penurunan anggaran dalam sistem kesehatan, maka
pada pertengahan 1980an insidens dan kematian TB global ditengarai meningkat,
khususnya di Afrika. Tahun 1993 WHO menyatakan TB sebagai “Global Health
Emergency. Seratus ditambah sebelas tahun setelah Robert Koch menemukan
Mycobacterium tuberculosis pada tahun 1882.
Harus ada
upaya global dan nasional untuk mencukupi kebutuhan dana pengendalian TB dengan
menitikberatkan pada peningkatan secara progresif pendanaan lokal. Saat ini pendanaan
melalui kemitraan global tersedia untuk memberantas kemiskinan, peningkatan
sistem kesehatan dan pengendalian penyakit.
Pengendalian
TB masih banyak mendapat dukungan dari donor luar negeri, khususnya Global
Fund. Suatu saat bantuan ini akan berkurang bahkan berhenti, sesuai peningkatan
status ekonomi negera yang mendapat bantuan. Exit Strategy harus disiapkan
sejak dini.
SUMBERDAYA MANUSIA
Kecukupan anggaran
masih harus didukung oleh sumberdaya manusia di bidang kesehatan
khususnya pengelola program TB di semua tingkat pelayanan kesehatan.
Sumberdaya manusia yang harus dipenuhi tidak hanya dalam jumlah dan pemerataan penyebarannya tetapi juga kompetensi dan motivasinya.
Guna
mencukupi kebutuhan tersebut diperlukan anggaran mulai pendidikan tenaga kesehatan, rekrutmen,
peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan fungsional dan penggajiannya.
Program hanya bisa berjalan kalau
digerakkan oleh manusia, dan semuanya membutuhkan dana yang cukup dan
berkesinambungan di semua level dan jejaring sistem kesehatan.
KOMITMEN POLITIS
Kebutuhan dana
hanya bisa terpenuhi kalau ada komitmen politis dari pemerintah. Kebutuhan
untuk hari ini sekaligus hari esok.
Perjuangan guna mencapai visi “A world free
of TB” masih panjang. Dalam situasi normal diperkirakan dunia akan mencapai
eliminasi TB pada tahun 2050.
Komitmen
politis untuk memberikan “adequate and sustained financing” perlu didukung
dengan peraturan perundang-undangan yang mengikat semua jajaran pemerintahan:
Bahwa pemerintah baik yang di pusat maupun daerah perlu mencukupi kebutuhan
anggaran pengendalian TB.
Komitmen
politis juga mempunyai peran besar dalam meningkatkan kepercayaan mitra, baik global
maupun lokal. Pada era global ini kemiraan menjadi salah satu kunci keberhasilan program guna meningkatkan akses, pemerataan dan mutu pelayanan sehingga program terlaksana dengan baik: efektif, efisien dan akuntabel.
KESIMPULAN
Adanya komitmen politis akan
memantapkan program pengendalian TB: Anggaran tersedia sekaligus
berkesinambungan dan kepercayaan mitra meningkat. Dengan demikian empat
komponen yang lain akan terdukung sehingga dapat dilaksanakan lebih baik. Oleh
sebab itu advokasi kepada para pemegang kebijakan dan pemangku kepentingan amat
penting.
Dilanjutkan ke STRATEGI MELAWAN TB DENGAN DOTS (3): DETEKSI DAN DIAGNOSA DINI
TULISAN INI ADALAH EPISODE KE 2 DARI 7 TULISAN
2. Strategi melawan TB dengan DOTS (2): Komitmen politis |
3. Strategi melawan TB dengan DOTS (3): Deteksi dan diagnosa dini |
4. Strategi melawan TB dengan DOTS (4): Obat standar dan dukungan pasien |
5. Strategi melawan TB dengan DOTS (5): Suplai dan manajemen obat |
6. Strategi melawan TB dengan DOTS (6): Monitoring dan evaluasi |
7. Strategi melawan TB dengan DOTS (7): Kesimpulan |
Rujukan Bacaan
No comments:
Post a Comment