Merujuk ke Box 1.3 Towards Universal Access: Scaling up priority HIV/AIDS interventions in the health sector, WHO2009, disebutkan bahwa Coverage is
influenced by the supply or
provision of services, and by the demand
from those who need services and their health-seeking
behaviour. Selanjutnya mengenai outcome dan impact: Outcome and impact are the result of coverage and depend on the efficiency and effectiveness of interventions.
Tujuan jangka panjang kita adalah “impact”
dari upaya pengendalian sehingga penyakit tersebut tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat.Outcome dan
impact akan jauh dari tercapai bila kita tidak mati-matian merebut coverage
setinggi-tingginya. Ada tiga tantangan utama dalam hal ini yaitu: Demand,
Supply dan Health Seeking Behavior.
DEMAND
DAN SUPPLY
Secara sederhana “Supply” adalah pelayanan kesehatan yang disediakan dan “Demand” adalah apa yang dikehendaki
masyarakat. “Demand” dan “Supply” harus sesuai. Tetapi tidak
semudah itu. Di bidang ekonomi, sepanjang supply
cukup maka pelanggan akan puas. Harga juga dipengaruhi “supply” dan “demand”. Ketika
iPad pertama dirilis harga bisa mencapai 10 juta rupiah karena demand tinggi. Ketika generasi berikut
muncul, harga iPad generasi pertama pun turun drastis, apalagi setelah gadget
sejenis dari produsen lain pun masuk ke pasar.
Hal tersebut tidak mungkin terjadi di
bidang kesehatan masyarakat. Kalau terjadi wabah justru biaya pengobatan
digratiskan, for the sake of the health
of the community. Disisi lain, demand
masyarakat untuk kesehatan sebenarnya tidak akan pernah terpuaskan. Demand masyarakat yang paling utama
adalah “sembuh” seperti dikatakan Martin
H. Fischer (1878-1962) seorang dokter dan penulis Amerika kelahiran Jerman: The patient does not care about your science; what he wants to know is,
can you cure him?
Ada banyak
prasyarat untuk sembuh. Kalau kita bicara tentang TB paru maka orang harus
minum obat teratur selama sedikitnya 6 bulan. Mengenai HIV dan atau AIDS maka
orang harus mau minum obat teratur (pada saat ini) selama hidup. Disamping obat
maka penderita harus berperilaku hidup sehat. Misalnya istirahat cukup, makan
bergizi, tidak merokok, tidak minum alkohol dll. Padahal demand masyarakat
apalagi yang tidak mengerti, adalah sembuh secepatnya tanpa banyak aturan tidak
boleh ini itu dan harus begini begitu.
Di negara sedang berkembang, dimana tingkat pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan masih banyak yang dibawah rata-rata, maka petugas kesehatan mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa “demand” mereka untuk sembuh pasti akan kesampaian. Tetapi ada “needs” yang dibutuhkan. “Needs” tersebut disediakan di sarana kesehatan. Misalnya pemeriksaan laboratorium dan obat yang harus diminum secara teratur.
Dibutuhkan kerjasama antara petugas kesehatan dan penderita dengan dukungan masyarakat. Pada akhirnya “Demand” masyarakat akan turun sesuai “needs” yang sebenarnya. Petugas kesehatan juga harus menepati janjinya, misal: Jangan sampai terjadi “stock-out” (kehabisan) persediaan obat.
Di negara sedang berkembang, dimana tingkat pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan masih banyak yang dibawah rata-rata, maka petugas kesehatan mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa “demand” mereka untuk sembuh pasti akan kesampaian. Tetapi ada “needs” yang dibutuhkan. “Needs” tersebut disediakan di sarana kesehatan. Misalnya pemeriksaan laboratorium dan obat yang harus diminum secara teratur.
Dibutuhkan kerjasama antara petugas kesehatan dan penderita dengan dukungan masyarakat. Pada akhirnya “Demand” masyarakat akan turun sesuai “needs” yang sebenarnya. Petugas kesehatan juga harus menepati janjinya, misal: Jangan sampai terjadi “stock-out” (kehabisan) persediaan obat.
HEALTH SEEKING BEHAVIOR
Perilaku
mencari pelayanan kesehatan bisa macam-macam. Hal ini akan mempengaruhi “coverage”
atau cakupan pelayanan yang harus kita berikan. Ketidak sesuaian antara “demand”
dan “supply” bila tidak direspons oleh petugas kesehatan juga merupakan salah
satu sebab orang sakit bertebaran ke tempat lain dalam upaya memenuhi demand
mereka yang belum tentu merupakan kebutuhan yang sebenarnya
untuk menyembuhkan penyakitnya.
Ada beberapa teori tentang Health Seeking Behavior,
salah satu diantaranya adalah Socio-behavior
Model, yang dikemukakan oleh Kroeger (1983) yang masih relevan untuk
dijadikan acuan. Menurut Kroeger, ada tiga hal yang mendasari pilihan orang
sebelum memilih pelayanan kesehatan mana yang akan dia datangi untuk
menyembuhkan penyakitnya:
1. FAKTOR
PREDISPOSISI: Meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan,
kedudukan dalam rumah tangga, jumlah keluarga dalam rumah, kelompok etnis, tingkat
pendidikan, tingkat adaptasi sosio-budaya, kemampuan ekonomi dan interaksinya
dalam kehidupan sosial.
2.
KARAKTERISTIK
PENYAKIT DAN PERSEPSI: Penyakit akut atau kronis, berat atau ringan,
persepsi mengenai penyebab penyakit dan harapan terhadap pelayanan kesehatan
(baik modern maupun tradisional)
3.
KARAKTERISTIK
SISTEM PELAYANAN DAN ENABLING FACTORS: Aksesibilitas, pendapat dan sikap terhadap
pelayanan kesehatan (modern dan tradisional), akseptabilitas, kualitas,
komunikasi dan biaya.
KESIMPULAN
Orang sakit akan memilih satu diantara empat seperti
pada gambar di samping: Mengobati sendiri, ke pengobat tradisional, ke toko obat
atau ke fasilitas kesehatan modern (Puskesmas, Balai pengobatan, Rumah Sakit)
Adalah peran sektor kesehatan untuk meningkatkan “enabling factors” sehingga akses ke fasilitas kesehatan lebih Accessible, Affordable, Acceptable sekaligus Accomodating. Demikian pula penyuluhan harus ditingkatkan untuk mengubah persepsi masyarakat yang belum mengerti. Diperlukan Healh System Response yang bijak untuk mengarahkan Health Seeking Behavior ke tempat yang seharusnya. (IwMM)
Adalah peran sektor kesehatan untuk meningkatkan “enabling factors” sehingga akses ke fasilitas kesehatan lebih Accessible, Affordable, Acceptable sekaligus Accomodating. Demikian pula penyuluhan harus ditingkatkan untuk mengubah persepsi masyarakat yang belum mengerti. Diperlukan Healh System Response yang bijak untuk mengarahkan Health Seeking Behavior ke tempat yang seharusnya. (IwMM)
1
|
|
2
|
|
3
|
Universal Access (2): Banyak tempat perhentian sebelum sembuh |
4
|
|
5
|
|
6
|
Universal Access (5): Pengaruh
Supply, Demand dan Health Seeking Behavior terhadap Coverage
|
No comments:
Post a Comment