Saturday, January 19, 2013

UNIVERSAL ACCESS (4): HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI COVERAGE


Tujuan kita secara umum adalah menncapai coverage yang setinggi-tingginya supaya memberikan dampak epidemiologis yang bermakna. merujuk WHO's Contribution toUniversal Access to HIV/AIDS Prevention, Care and Treatment (2006) maka mengenai coverace disebutkan bahwa: Coverage indicates the optimal availability and utilization, in accordance with the epidemiology, of a specific intervention.
 
Bila kita bertanya kepada masyarakat umum yang bukan penderita maupun bukan penyedia pelayanan, misalnya: “Menurut pendapat anda, hal-hal apa yang berpengaruh terhadap ulilisasi pelayanan kesehatan?” Maka kita akan mendapatkan banyak jawaban yang saya coba kerucutkan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
 
 
1. LOKASI GEOGRAFIS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 
Kemudahan menjangkau, waktu tempuh dan jarak. Tiga hal ini amat penting. Jarak bisa saja dekat tetapi terhalang sungai dan tidak ada jembatan, sama saja dengan jauh. Jarak tidak jauh, mudah ditempuh dalam waktu singkat tetapi lokasi puskesmas jauh dari fasilitas umum lainnya, menyebabkan banyak waktu terbuang sia-sia untuk urusan kebutuhan hidup lainnya. Masyarakat mungkin tidak tahu arti efisien dan efektif, tetapi mereka telah bicara tentang hal itu: ke Puskesmas tidak hanya efektif untuk penyakitnya tetapi juga efisen untuk kehidupannya.
 
 
2. DARI SISI PENDERITA
 
Banyak hal yang dipikirkan sebelum orang melangkahkan kakinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Hampir sama dengan apa yang telah ditulis sebelum ini, intinya:

a.    PENGHASILAN: Biaya pengobatan mulai keluar rumah sampai kembali ke rumah selalu dianggap mahal, dan mungkin memang mahal. Apakah uang saya cukup, adalah pertanyaan pertama. Disusul dengan kalau uang saya cukup, masih sisa berapakah untuk kebutuhan sehari-hari? Seorang yang penghasilannya dibayar atau diperoleh secara harian, dalam hal ini akan lebih berat tanggungannya karena ia tidak memperoleh uang tetapi harus keluar uang. 

b.    HARAPAN: Apakah saya akan dilayani dengan baik? Berapa lama saya harus menunggu? Apakah saya akan sembuh? Berapa lama saya harus berobat? Harapan orang sakit sebenarnya hanya satu “sembuh seketika” yang dalam ungkapan bahasa Jawa dikatakan dengan “tamba teka lara lunga” (dapat dibaca pada blog saya yang lain).

c.    AKSEPTABILITAS: Pelayanan kesehatan yang disediakan belum tentu ditemima oleh masyarakat. Sosiobudaya masyarakat dimana-mana tidak sama. Hal ini amat mempengaruhi pelayanan, misalnya: Banyak wanita tidak mau diperiksa oleh petugas laki-laki. Ada pula wanita yang tidak bisa pergi sendiri tanpa teman seperjalanan.  

d.    KETAATAN: Butir a, b dan c di atas amat mempengaruhi ketaatan berobat. Yang jelas orang sakit sudah sampai di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu dukungan keluarga dan motivasi yang terus-menerus dari petugas kesehatan.

 
3. DARI SISI PENYEDIA LAYANAN KESEHATAN

Peran penyedia layanan menurut pendapat masyarakat adalah yang terpenting diantara ketiga hal tersebut. Ada tiga hal utama yang perlu mendapatkan perhatian yaitu:

a.    BIAYA PELAYANAN: Tentang biaya ini manusia kadang-kadang aneh juga. Ada saudara pagi-pagi nelepon: “Mas, saya muntah berak dan sakit perut. Dikasih obat apa?” Saya suruh dia ke Puskesmas yang saya tahu masih dalam “walking distance” untuk orang tua dari rumahnya. Satu jam kemudian dia nelepon lagi: “Sudah, Mas. Pelayanan baik, dokternya ramah, tapi kok murah sekali. Apa bisa sembuh?”. Saya pikir kalau dia miskin malah tidak bayar samasekali. Tetapi intinya semua ingin biaya serendah-mungkin. Harus disadari bahwa harga obat dan reagensia bukannya murah. Satu-satunya jawaban adalah sistem asuransi. Semua orang harus tercover dalam sistem jaminan kesehatan. Untuk mereka yang miskin premi dibayar pemerintah. Untuk AIDS, TB dan Malaria, siapapun boleh gratis di sarana kesehatan yang disediakan pemerintah.

b.    JENIS DAN MUTU PELAYANAN: Sekarang ini jenis pelayanan (spesialistik) sudah cukup banyak. Demikian pula laboratorium untuk diagnostik. Mutu dikendalikan dengan sistem Quality Assurance yang baik. Akreditasi dilakukan secara berkala. Terkait dengan jenis pelayanan, orang maunya kalau sudah pergi ke satu tempat, ya tidak usah kemana-mana lagi. Dengan pengertian tersedia layanan yang komprehensif satu atap.

c.    KINERJA PETUGAS: Hal yang paling banyak disorot masyarakat. Bukan keahlian dan ketrampilannya, tetapi keramahan dan disiplin waktu. Jamannya masih musim bikin Visi, Misi dan Nilai-nilai suatu organisasi, banyak fasilitas kesehatan mem “posting” besar-besar tulisan “Salam, Senyum dan Sapa” di lobi depan. Ada teman yang mengkritisi, dia katakan bahwa tulisan seperti itu sia-sia saja. “Memangnya petugas tidak ramah?” tanya saya. Ia menjawab: “Bukannya tidak ramah, tapi tidak ada”.

 
KESIMPULAN:

Bila kita gambarkan dalam sebuah bagan, dapat dilihat pada gambar di bawah:



Bila penderita adalah pelanggan dan pelanggan adalah raja, adalah pemerintah yang punya peran besar dalam mendudukkan raja di kursi yang layak. Meningkatkan fungsi Stewardship, Strenghtening of Health System sehingga mampu memberikan service yang accessible for those who need, sehingga tercapailah Universal Access, bukan Access Denied (IwMM)

1
2
3
4
5
Universal Access (4): Hal-hal yang mempengaruhi coverage
6
 
 
 
 

No comments:


Most Recent Post