Friday, March 29, 2013

D.H. LAWRENCE DAN PUISI IMAGISM: THE MOSQUITO KNOWS

Sedikit riwayat D.H. Lawrence, novelis Inggris abad ke 20 ini dapat dibaca pada tulisan D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (1) dan seterusnya. Berbeda dengan “The Mosquito” yang begitu panjang dengan bahasa yang relatif sulit, maka puisi imagist “The Mosquito Knows” ini amat pendek dan mudah dipahami tanpa membuka kamus.
 
 
PUISI IMAGISM
 
Pada awal abad ke 20 para penyair Inggris dan Amerika mulai memikirkan “ekonomi bahasa”. Bagaimana membuat puisi lebih simpel, kurang lebih demikian maksudnya. Salah satu pionir utamanya adalah Ezra Pound, tetapi juga beberapa penyair lainnya mengikuti pergerakan ini antara lain William carlos Williams, Marianne Moore, Hilda Doolittle, Amy Lowell, T.E. Hulme dan D.H. Lawrence sendiri.
 
Puisi Imagism cenderung singkat, fokus pada gambaran spesifik terhadap sesuatu dan ditulis secara bebas. Imagist sebagian diinspirasi dari Jepang, seperti Haiku dan Tanka.
 
 
THE MOSQUITO KNOWS
 
Bila kita baca puisi imagist Lawrence “The Mosquito Knows” di bawah, dapat kita lihat brdanya dengan "The Mosquito" dalam tulisan terdahulu. yang ini begitu jelas dan mudah dipahami.
 
Satu hal khusus dalam "The Mosquito Knows" didalamnya mengandung sindiran kepada manusia. Ada “wisdom” yang perlu dipahami.
 
Dikatakan: Nyamuk tahu betul, bahwa walau tubuhnya kecil  ia adalah binatang pemangsa. satu hal yang terpuji ia hanya mengisap darah secukup isi perutnya, ia tidak mengambil darah untuk disimpan di bank.
 
Manusia sekarang mana ada yang mengambil secukupnya. Sebagai contoh dalam suatu acara makan kita banyak melihat orang yang makannya banyak dan masih membungkus untuk dibawa pulang. Ini baru makanan, belum yang lain.
 
Bapak Ibu bila berkenan dapat membaca di blog saya yang satu lagi, Perilaku dan pitutur a la Jawa, tulisan dengan judul Nucuk Ngiberake, peribahasa Jawa yang menggambarkan perilaku seperti tersebut di atas.
 
Lengkapnya puisi  tersebut sebagai berikut:
 
The mosquito knows full well, small as he is
 He’is a beast of prey
 But after all
 He only takes his bellyfull
 He doesn’t put my blood in the bank.
 
Pembacaan puisi dalam tayangan youtube dapat di klik pada link ini:
 
 
 
KAITAN DENGAN “THE MOSQUITO”
 
Dapat dibaca pada D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (3): Such silence, such suspended transport; Such gorging; Such Obscenety of trespass; You stagger; As well as you may; Only your accursed HAIRY FRAILTY;
 
Disini Lawrence mengatakan “Such gorging” mengisi perut sampai penuh sebagai pelanggaran yang tidak sopan dan ia pun mengutuk nyamuk sebagai makhluk berbulu yang tidak bermoral (Hairy Frailty).
 
Lawrence mengutuk tetapi ia juga mengambil pelajaran. Dalam “The Mosquito Knows” ia menyebut sebagai hanya mengambil secukup isi perutnya dan tidak menyimpannya di bank (He only takes his belifull; he doesn’t put my blood in the bank).
 
 
 
PENUTUP: SATU HAL YANG D.H LAWRENCE ABAIKAN TENTANG NYAMUK.
 
Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia (dapat dibaca di Malaria: Perjalanan dari telur sampai nyamuk dewasa). Dalam “The Mosquito” Lawrence pada awal tulisan sudah menyebut dengan “monsieur” alias tuan. berarti nyamuknya jantan.
 
Kemudian ia menyebut nyamuk sebagai The Winged Victory, personifikasi dari Dewi Kemenangan bangsa Yunani: D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (1). Berarti nyamuk yang menggigit adalah jenis betina.
 
Selanjutnya karena puisinya bersifat pertanyaan kepada nyamuk, maka Lawrence menyebut dengan “You” yang bisa perempuan bisa pula laki-laki
 
Bila kita baca “The Mosquito Knows” (periksa di atas), puisinya hanya lima baris tetapi nyamuk disapa dengan “He” (laki-laki) sebanyak tiga kali. Nyamuk jantan tidak mengisap darah manusia. Ia hanya mengisap sari tumbuh-tumbuhan.
 
Dalamhal ini Lawrence tidak membedakan gender. Mungkin tidak terpikir oleh Lawrence saat itu bahwa nyamuk jantan tidak doyan darah.
 
 
Rujukan bacaan:
 
http://www.poetsgraves.co.uk/lawrence.htm
http://www.world-class-poetry.com/Imagism.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Imagism

Wednesday, March 27, 2013

D.H. LAWRENCE DAN PUISI TENTANG NYAMUK: THE MOSQUITO (3)

David Herbert Lawrence (1885-1930) adalah seorang novelis, sastrawan juga pelukis berkebangsaan Inggris. Bagi penggemar novel klasik tentunya tidak asing lagi dengan Novel karyanya: “The Virgin and the Gypsy” dan “Lady Chatterley’s Lover”.
 
Salah satu kumpulan puisinya adalah “Birds. Beasts and Flowers” yang dipublikasi tahun 1923. “The Mosquito” adalah salah satu judul puisi yang ada dalam buku tersebut. Cukup menarik bahwa seorang sastrawan kondang abad 20 menulis puisi tentang “nyamuk”. Lawrence memang cukup lama mengembara di daerah tropis, seperti Srilangka dan kemudian lama bermukim di Mexico.
 
Lawrence dikatakan sakit-sakitan, mulai dari typhoid sampai tuberkulosis, termasuk malaria. Puisi-puisi tentang pengalaman hidupnya  banyak yang ditulis saat ia dalam keadaan sakit. Puisinya tentang nyamuk, adalah satu-satunya puisi tentang serangga yang ia tulis.
 
Berbeda dengan slogan-slogan “berantas malaria” yang menggebu, misalnya dengan kata: Berantas, Gebrak, Roll-back dll. Maka dalam “The Mosquito” apa yang Lawrence tanyakan  kepada nyamuk  amat lembut.
 
Mengingat puisinya agak panjang, maka tulisan ini dibagi menjadi tiga episode sebagai berikut:

 
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (1)
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (2)
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (3)

 Tulisan ini adalah episode yang ketiga
 
 
MENGUTUK PERBUATAN NYAMUK
 
Melihat nyamuk yang begitu tenang menghisap darah sampai isi perut penuh, maka Lawrence mencerca sebagai tindak pelanggaran yang tidak santun. Ia pun mengutuk nyamuk sebagai makhluk berbulu yang tidak bermoral. Untunglah bagi nyamuk bahwa ia begitu ringan sehingga sulit ditangkap.
 
Lengkapnya sebagai berikut: Such silence, such suspended transport; Such gorging; Such Obscenety of trespass; You stagger; As well as you may; Only your accursed HAIRY FRAILTY; Your own imponderable weightlessness; Saves you, wafts yoo away on the very draught my anger makes in its snatching.
 
Begitulah: Kelemahan nyamuk, yaitu “weighlessness” nya justru menjadi kekuatannya. Sehingga ada keraguan dalam diri Lawrence: Apakah ia mampu mengatasi makhluk yang dia sebut “The Hairy Frailty” tersebut.
 
 
MAMPUKAH MANUSIA MENGALAHKAN NYAMUK?
 
Sepertinya Lawrence menyerah. Ia berteriak enyahlah lagu kemenangan yang penuh ejekan itu. Menyelang akhir puisinya ia menyebut nyamuk sebagai tetes darah bersayap  (Winged blood-drop) sekaligus sebagai Winged Victory. Lihat D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The mosquito (1).
 
Kemudian ia bertanya yang intinya: Mampukan aku mengalahkanmu?
 
Lengkapnya: Away with a paean of derision; You WINGED BLOOD-DROP; Can I not overtake you? Are you one too many for me; WINGED VICTORY?; Am I not mosquito enough to out-mosquito you?
 
Pada akhir puisinya Lawrence memang mengecilkan nama nyamuk dari THE WINGED VICTORY menjadi INFINITESIMAL FAINT SMEAR, sesuatu yang amat kecil, tetapi juga mengakui bahwa dalam ukurannya yang kecil nyamuk mampu menunjukkan eksistensinya.
 
Sesuatu yang kecil ini seolah menimbulkan noda besar dari setetes darah yang diisapnya. Nyamuk sepertinya memang makhluk yang tidak kelihatan. Begitu kecil, begitu redup, terlindung dibalik asap dan kegelapan.
 
Lengkapnya: Queer, what a big stain may sucked blood makes; Beside the INFINITESIMAL FAINT SMEAR of you!; Queer, what a dim dark smudge you have disappeared into!
 
Link ini adalah tayangan youtube pembacaan puisi D.H. Lawrence berjudul The Mosquito. http://www.youtube.com/watch?v=7H8vFyZp1WE  Disitu dapat di klik narasi lengkap puisinya. Dalam posting ini narasi lengkapnya terbagi dalam tiga tulisan. Tidak dikutip secara utuh tetapi terfragmentasi dan dibaca pada tulisan yang dicetak miring (italic)
 
 
 PENUTUP:
 
D.H. LAWRENCE dalam puisi ini menyapa nyamuk dalam berbagai sebutan. Mulai yang amat terhormat sampai yang paling jelek: Monsieur, Exalcation, Phantom, The Winged Victory, Streaky Sorcerer, Ghoul on Wings, Pointed Fiend, Hairy Frailty, Winged Blood-drop dan Infinitesimal Faint Smear.
 
Nyamuk merupakan iblis cantik yang mempunyai kekuatan “hitam” kuat. Ia dapat menghilang dan mampu membuat manusia linglung dengan kekuatan hipnotisnya. Tubuhnya yang kecil dan amat ringan merupakan tambahan kekuatan sehingga ia makin sulit dikalahkan. Denging nyamuk menambah stres manusia.
 
Seperti itulah cara seorang seniman mengulas tentang nyamuk. Tentunya amat berbeda dengan ulasan seorang ahli serangga (entomologist). Kalau tidak pernah tinggal lama di daerah tropis seperti Mexico mungkin penghayatannya kepada nyamuk tidak sedalam itu. Disamping itu ia pernah menderita malaria, seperti dapat dibaca di Wikipedia. Ia meninggal dunia tahun 1930 dalam usia muda (45) di Villa Robermond, Vence, Perancis tidak terlalu lama setelah keluar dari sanatorium. Ia penderita tuberkulosis.
 
Dilanjutkan ke D.H. LAWRENCE DAN PUISI IMAGIST: THE MOSQUITO KNOWS
 
 
Rujukan bacaan:
 
http://www.poetryfoundation.org/poem/176797The Mosquito
http://www.poetsgraves.co.uk/Classic%20Poems/Lawrence/the_mosquito.htm
http://www.dh-lawrence.org.uk/
http://en.wikipedia.org/wiki/D._H._Lawrence
http://en.wikipedia.org/wiki/Winged_Victory_of_Samothrace
http://themosquitodhlawrence.weebly.com/

Monday, March 25, 2013

D.H. LAWRENCE DAN PUISI TENTANG NYAMUK: THE MOSQUITO (2)

David Herbert Lawrence (1885-1930) adalah seorang novelis, sastrawan juga pelukis berkebangsaan Inggris. Bagi penggemar novel klasik tentunya tidak asing lagi dengan Novel karyanya: “The Virgin and the Gypsy” dan “Lady Chatterley’s Lover”.
 
Salah satu kumpulan puisinya adalah “Birds. Beasts and Flowers” yang dipublikasi tahun 1923. “The Mosquito” adalah salah satu judul puisi yang ada dalam buku tersebut.
 
Cukup menarik bahwa seorang sastrawan kondang abad 20 menulis puisi tentang “nyamuk”. Lawrence memang cukup lama mengembara di daerah tropis, seperti Srilangka dan kemudian lama bermukim di Mexico.
 
Lawrence dikatakan sakit-sakitan, mulai dari typhoid sampai tuberkulosis, termasuk malaria. Puisi-puisi tentang pengalaman hidupnya  banyak yang ditulis saat ia dalam keadaan sakit. Puisinya tentang nyamuk, adalah satu-satunya puisi tentang serangga yang ia tulis.
 
Berbeda dengan slogan-slogan “berantas malaria” yang menggebu, misalnya dengan kata: Berantas, Gebrak, Roll-back dll. Maka dalam “The Mosquito” apa yang Lawrence tanyakan  kepada nyamuk  amat lembut.
 
Mengingat puisinya agak panjang, maka tulisan ini dibagi menjadi tiga episode sebagai berikut:

D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (2)
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (3)

Tulisan ini adalah episode yang kedua
 
 
MULAI DENGAN SEBUTAN KASAR
 
Ketika Lawrence menyadari bahwa nyamuk adalah burung gagak berbulu merak, maka ia mulai kasar dan mengatakan: But I know your game now, STREAKY SORCERER.
 
Nyamuk mulai disebut sebagai “streaky sorcerer”, penyihir lorek.
 
Nyamuk pun disebut sebagai “ghoul on wings” (perampok kuburan bersayap) ketika Lawrence kewalahan saat nyamuk merapatkan barisan, menyerbu dan menghindar dalam lingkaran-lingkaran serangan, melingkupi dirinya.
 
Walau demikian, Lawrence tetap menambahkan dengan sebutan THE WINGED VICTORY.
 
Lengkapnya sebagai berikut: Queer, how you stalk and prowl the air; In circles and evasions, enveloping me; GHOUL ON WINGS. Winged Victory.
 
 
TANTANGAN KEPADA NYAMUK
 
Lawrence mulai benci kepada nyamuk yang licik dan bisa membaca pikiran manusia.
 
Ia mengatakan: Settle, and stand on  long thin shanks; Eyeing mysideways, and cunningly conscious that I am aware; You speck; I hate the way you lurch off sideways into air; having read my thoughts against you.
 
Oleh sebab itu ditantangnyalah si iblis cantik:
 
Come then, let us play unawares; AND SEE WHO WINS in this sly game of bluff. MAN or MOSQUITO.
 
Sepertinya walau berani menantang, Lawrence tidak yakin apakah manusia akan menang. Ia sebutkan bahwa pertarungannya licik (sly game) dan ia tidak senang dengan nyamuk yang mengintip dan menyerang dari udara. Barangkali ia menginginkan nyamuk dan manusia berdiri sama tegak di bumi dan berduel sebagai makhluk yang setara.
 
You don’t know that I exist, and I don’t know that you exist; Now then. Begitulah lanjutannya.
 
 
DENGING NYAMUK YANG MENYEBALKAN
 
Lawrence sama dengan manusia yang lain. Mendengar bunyi nyamuk merasa tidak nyaman. Denging nyamuk yang tidak keras tetapi bernada tinggi dikatakan sebagai kartu truf yang membuat darah menggelegak penuh kebencian. Sehingga muncul satu lagi sebutan kebencian untuk nyamuk “you pointed fiend” (iblis runcing).
 
Lengkapnya sebagai berikut: It is your trump; It is your hateful little trump; You POINTED FIEND; Which shakes my sudden blood to hatred of you; It is your small, high, hateful BUGLE in my ear.
 
Lalu ditanyalah nyamuk: Mengapa kau lakukan itu? Sungguh itu bukan perbuatan bijak, tapi saya dengar kamu sendiri memang tidak mampu mengatasinya. Lengkapnya: Why do you do it? Surely it is bad policy; They say you can’t help it.
 
Lawrence mempunyai pemikiran, bila memang demikian adanya, barangkali hal ini merupakan salah satu tanda kebesaran Tuhan, dalam melindungi yang lemah. Tetapi bunyi itu terdengar seperti  sorak kemenangan yang menghentak di kepala.
 
Lengkapnya: If that is so, then I believe a little in Providence protecting the innocent; But it sounds so amazingly like a slogan; A yell of triumph as you snatch my scalp
 
 
MENGISAP DARAH
 
Lawrence mulai bicara tentang darah, darah merah yang dikatakan super-magic, cairan yang terlarang (maksudnya sama dengan alkohol yang menimbulkan kecanduan). Sesuatu yang wajar kalau nyamuk kecanduan darah karena terkait dengan perjuangan hidup untuk melanjutkan keturunan (dapat di baca di tulisan Malaria: Perjalanan dari telur sampai nyamuk dewasa).
 
Lengkapnya: Blood, red blood; Super-magical; Forbidden liquor.
 
Lawrence menyaksikan bagaimana nyamuk mengisap darahnya dengan kenikmatan yang dikatakan tidak sopan.
 
Lengkapnya: I behold you stand; For a second enspasmed in oblivion; Obscenely ectasied; Sucking live blood; My blood
 
 
 
Rujukan bacaan:
 
http://www.poetryfoundation.org/poem/176797The Mosquito
http://www.poetsgraves.co.uk/Classic%20Poems/Lawrence/the_mosquito.htm
http://www.dh-lawrence.org.uk/
http://en.wikipedia.org/wiki/D._H._Lawrence
http://en.wikipedia.org/wiki/Winged_Victory_of_Samothrace
http://themosquitodhlawrence.weebly.com/

Thursday, March 21, 2013

D.H. LAWRENCE DAN PUISI TENTANG NYAMUK: THE MOSQUITO (1)

David Herbert Lawrence (1885-1930) adalah seorang novelis, sastrawan juga pelukis berkebangsaan Inggris. Bagi penggemar novel klasik tentunya tidak asing lagi dengan Novel karyanya: “The Virgin and the Gypsy” dan “Lady Chatterley’s Lover”.
 
Salah satu kumpulan puisinya adalah “Birds. Beasts and Flowers” yang dipublikasi tahun 1923. “The Mosquito” adalah salah satu judul puisi yang ada dalam buku tersebut.
 
Cukup menarik bahwa seorang sastrawan kondang abad 20 menulis puisi tentang “nyamuk”. Lawrence memang cukup lama mengembara di daerah tropis, seperti Srilangka dan kemudian lama bermukim di Mexico.
 
Lawrence dikatakan sakit-sakitan, mulai dari typhoid sampai tuberkulosis, termasuk malaria. Puisi-puisi tentang pengalaman hidupnya  banyak yang ditulis saat ia dalam keadaan sakit. Puisinya tentang nyamuk, adalah satu-satunya puisi tentang serangga yang ia tulis.
 
Berbeda dengan slogan-slogan “berantas malaria” yang menggebu, misalnya dengan kata: Berantas, Gebrak, Roll-back dll. Maka dalam “The Mosquito” apa yang Lawrence tanyakan  kepada nyamuk  amat lembut.
 
Mengingat puisinya agak panjang, maka tulisan ini dibagi menjadi tiga episode sebagai berikut:

D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (1)
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (2)
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (3)

 Tulisan ini adalah episode yang pertama
 
 
SEBUTAN TERHORMAT UNTUK NYAMUK
 
Lawrence menyebut nyamuk dengan beberapa panggilan terhormat. Ia mengawali sapaannya dengan: When did you start your trick, MONSIEUR
 
Kemudian ia melanjutkan dengan pertanyaan tentang kaki nyamuk yang begitu panjang dan bagian bawahnya seperti tercabik (shredded): What do you stand on such high leg for? Why this length of shredded shank. You EXALCATION .Kata “exalcation” adalah ungkapan untuk sesuatu yang ditinggikan lebih dari yang lain.
 
Lawrence menjawab sendiri pertanyaannya kepada nyamuk tentang kaki-kaki panjangnya. Bahwa dengan kaki yang begitu panjang maka nyamuk berdiri amat tinggi, bisa mengurangi tekanan gravitasi sehingga tidak lebih berat dari udara. Dengan demikian Lawrence tidak merasakan ada beban (dan tidak tahu keberadaan nyamuk) saat nyamuk bertengger di tubuhnya, ibarat makhluk yang tidak kasat mata (hantu).
 
Lengkapnya: Is that so you shall lift your centre of gravity upwards; And weight no more than air as you alight upon me; Stand upon me weightless; You PHANTOM. Kata “phantom” dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan sebagai hantu. Pengertian phantom yang lebih luas adalah sesuatu yang kasat mata. Sesuatu yang berasal dari alam lain.
 
 
THE WINGED VICTORY
 
The Winged Victory of Samothrace yang disebut juga dengan The Nike of Samothrace adalah patung marmer wanita bersayap yang dibuat kurang lebih 2 abad sebelum masehi untuk menghormati Dewi Nike (Dewi Kemenangan bangsa Yunani). Diketemukan kembali tahun 1863 tanpa kepala, dan sekarang disimpan di Louvre, Perancis. Merupakan salah satu patung ternama di dunia sampai saat ini. Bentuknya ramping, menggambarkan tubuh ideal seorang wanita. Karena ada sayapnya, maka dengan imaginasi bisa dibayangkan sebagai gambaran seekor “Nyamuk”.
 
Lawrence meneruskan puisinya dengan: I heard woman call you the WINGED VICTORY; In sluggish Venice; You turn your head towards your tail, and smile. Saya dengar seorang wanita di Venesia menyebutmu “the Winged Victory”. Kamu menoleh ke belakang dan tersenyum.
 
Samasekali tidak ada kutukan kepada nyamuk. Yang ada justru pujian. Lawrence sempat membayangkan sang dewi (seandainya kepala masih utuh), menoleh ke belakang dan tersenyum.
 
 
IBLIS DALAM TUBUH CANTIK
 
Lawrence merasa heran mengapa nyamuk berperilaku iblis padahal terpalut dalam  tubuh yang lembut dan transparan seperti hantu.
 
Dikatakannya: How can you put so much devilry; Into that translucent phantom shred; Of a frail corpus?
 
Bahkan ia merasa aneh melihat nyamuk dengan sayap-sayap halusnya, dengan kaki-kakinya yang panjang, bisa terbang seperti burung heron terbang di atas air, atau seperti benda kecil yang mengapung di udara. Sesuatu yang non-eksistens.
 
Disebutkan: Queer, with your thin wings and your streaming legs; How you sail like a heron, or a dull clot of air; A nothingness.
 
 
 
AURA JAHAT YANG MENGHIPNOTIS
 
Dewi cantik itu dilingkupi aura jahat mencari mangsa dalam jiwa yang kosong. Ia melancarkan tipudayanya dengan dengan ilmu hitam: Dengan kemampuannya untuk tidak kelihatan (invisibility) dan kemampuannya untuk menghilangkan rasa (anaesthetic power) ia selalu luput dari perhatian.
 
Lengkapnya sebagai berikut: Yet what an aura surrounds you; Your evil little aura, prowling, and casting a numbness on my mind. Lalu dilanjutkan: That is your trick, your bit of filthy magic: Invisibility, and the anaesthetic power. To deaden my attention in your direction.
 
 
 
Rujukan bacaan:
 
http://www.poetryfoundation.org/poem/176797The Mosquito
http://www.poetsgraves.co.uk/Classic%20Poems/Lawrence/the_mosquito.htm
http://www.dh-lawrence.org.uk/
http://en.wikipedia.org/wiki/D._H._Lawrence
http://en.wikipedia.org/wiki/Winged_Victory_of_Samothrace
http://themosquitodhlawrence.weebly.com/

Tuesday, March 19, 2013

TUBERKULOSIS DAN KEMISKINAN

Di bawah adalah kutipan dari website Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengenai kemiskinan di Indonesia.
 
Intinya angka kemiskinan menunjukkan penurunan. Demikian pula jumlah penduduk sangat miskin juga menurun. Angka rata-rata menurun tetapi penyebaran tidak merata. Jumlah penduduk miskin tertinggi ada di pulau Jawa, meliputi hampir 60 persen.
 
Kemiskinan dan Tuberkulosis merupakan dua hal yang saling terkait, ibarat telur dan ayam.
 
 
KEMISKINAN DI INDONESIA
 
Di bawah adalah beberapa cuplikan dari tulisan berjudul Kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannya, yang lengkapnya dapat dibaca di web Bappenas tersebut di atas:
 
Sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan telah turun menjadi 11.96 persen (29.13 juta jiwa). Sebelumnya, sampai dengan Maret 2011, tingkat kemiskinan nasional menurun hingga 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010. Selanjutnya, pada periode September 2011, tingkat kemiskinan menurun lagi menjadi 12,36 persen. “Diharapkan tingkat kemiskinan nasional akan dapat diturunkan lagi pada kisaran 9,5-10,5 persen pada tahun 2013,” ungkap ibu Armida, dalam Konferensi Pers Kementerian PPN/Bappenas, pada hari Senin, (13/8), bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Bappenas.
 
Diakui oleh Ibu Armida dalam paparannya, penduduk miskin di Indonesia tersebar tidak merata. Jumlah terbesar dari penduduk miskin sebesar 57,8 persen berada di pulau Jawa. Lalu sebanyak 21 persen di Sumatera, 7,5 persen di Sulawesi, 6,2 persen di Nusa Tenggara, 4,2 persen di Maluku dan Papua dan angka terkecil sebesar 3,4 persen tersebar di Kalimantan.
 
Dari dua alinea di atas dapat disimpulkan bahwa masih ada 29 juta orang Indonesia yang masuk dalam katagori miskin dimana hampir 60 persen diantaranya berada di Pulau Jawa.
 
 
 
KEMISKINAN DAN TUBERKULOSIS
 
Kemiskinan akan membatasi akses antara lain terhadap keamanan makanan, sanitasi, pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian orang miskin menjadi rentan terhadap penyakit menular, khususnya TB.
 
Gizi yang tidak baik akan menurunkan daya tahan tubuh. Hidup berdesak-desakan mengakibatkan mudah tertular dan menularkan penyakit. Kondisi rumah yang tidak sehat akan menambah kerentanan terhadap penyakit. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan orang tidak tahu apa yang menyebabkan orang menjadi sakit dan harus bagaimana kalau sakit.
 
Tuberkulosis banyak diderita orang usia produktif. Dapat dibayangkan bahwa orang miskin usia produktif yang karena kemiskinannya dia tidak produktif, masih harus ditambah dengan penderitaan karena TB.
 
Mereka akan menjadi semakin tidak produktif. Circulus Viciosus (lingkaran setan) kemiskinan dan penyakit akan terus berputar.
 
 
Kemiskinan memudahkan orang terserang penyakit, orang sakit-sakitan akan menjadi semakin miskin, dan seterusnya semakin sakit, semakin miskin. Tidak hanya nyawa yang terancam tetapi juga kehilangan penghasilan sekaligus lenyapnya masa depan. Penderitaan tidak hanya pada yang bersangkutan tetapi juga keluarganya. Sehingga amat besar peluangnya bahwa orang miskin akan melahirkan generasi yang semakin miskin.
 
 
MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN TB HARUS BERSAMA-SAMA
 
Mengguritanya keterkaitan antara kemiskinan dan tuberkulosis disebutkan oleh Archbishop Desmond Tutu (Afrika Selatan) sebagai berikut: “Tuberculosis is a child of poverty, and also its parent and provider”. Intinya TB merupakan produk kemiskinan sekaligus menghasilkan dan membawa kemiskinan.
 
 
Pengentasan kemiskinan bersama-sama dengan pengendalian tuberkulosis masuk dalam sasaran MDG. Kemiskinan masuk dalam goal pertama dan pengendalian tuberkulosis masuk dalam goal ke 6.
 
Pada intinya: Pengentasan kemiskinan tidak akan berhasil tanpa pengendalian TB yang baik, sebaliknya pengendalian TB yang baik tidak akan berhasil tanpa pengentasan kemiskinan.
 
 
Rujukan bacaan:
 

Most Recent Post