David
Herbert Lawrence (1885-1930) adalah seorang novelis, sastrawan juga pelukis
berkebangsaan Inggris. Bagi penggemar novel klasik tentunya tidak asing lagi
dengan Novel karyanya: “The Virgin and the Gypsy” dan “Lady Chatterley’s
Lover”.
Salah
satu kumpulan puisinya adalah “Birds. Beasts and Flowers” yang dipublikasi
tahun 1923. “The Mosquito” adalah salah satu judul puisi yang ada dalam buku
tersebut. Cukup menarik bahwa seorang sastrawan kondang abad 20 menulis puisi
tentang “nyamuk”. Lawrence memang cukup lama mengembara di daerah tropis,
seperti Srilangka dan kemudian lama bermukim di Mexico.
Lawrence
dikatakan sakit-sakitan, mulai dari typhoid sampai tuberkulosis, termasuk
malaria. Puisi-puisi tentang pengalaman hidupnya banyak yang ditulis saat ia dalam keadaan
sakit. Puisinya tentang nyamuk, adalah satu-satunya puisi tentang serangga yang
ia tulis.
Berbeda
dengan slogan-slogan “berantas malaria” yang menggebu, misalnya dengan kata:
Berantas, Gebrak, Roll-back dll. Maka dalam “The Mosquito” apa yang Lawrence
tanyakan kepada nyamuk amat lembut.
Mengingat
puisinya agak panjang, maka tulisan ini dibagi menjadi tiga episode sebagai
berikut:
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (1) |
D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (2) |
D.H.
Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The Mosquito (3) |
MENGUTUK PERBUATAN NYAMUK
Melihat
nyamuk yang begitu tenang menghisap darah sampai isi perut penuh, maka Lawrence
mencerca sebagai tindak pelanggaran yang tidak santun. Ia pun mengutuk nyamuk
sebagai makhluk berbulu yang tidak bermoral. Untunglah bagi nyamuk bahwa ia
begitu ringan sehingga sulit ditangkap.
Lengkapnya
sebagai berikut: Such silence, such
suspended transport; Such gorging; Such Obscenety of trespass; You stagger; As
well as you may; Only your accursed HAIRY
FRAILTY; Your own imponderable weightlessness; Saves you, wafts yoo away on
the very draught my anger makes in its snatching.
Begitulah:
Kelemahan nyamuk, yaitu “weighlessness” nya justru menjadi kekuatannya.
Sehingga ada keraguan dalam diri Lawrence: Apakah ia mampu mengatasi makhluk
yang dia sebut “The Hairy Frailty” tersebut.
MAMPUKAH MANUSIA MENGALAHKAN NYAMUK?
Sepertinya
Lawrence menyerah. Ia berteriak enyahlah lagu kemenangan yang penuh ejekan itu.
Menyelang akhir puisinya ia menyebut nyamuk sebagai tetes darah bersayap (Winged blood-drop) sekaligus sebagai Winged
Victory. Lihat D.H. Lawrence dan puisi tentang nyamuk: The mosquito (1).
Kemudian
ia bertanya yang intinya: Mampukan aku mengalahkanmu?
Lengkapnya:
Away with a paean of derision; You WINGED BLOOD-DROP; Can I not overtake
you? Are you one too many for me; WINGED VICTORY?; Am I not mosquito enough to
out-mosquito you?
Pada
akhir puisinya Lawrence memang mengecilkan nama nyamuk dari THE WINGED VICTORY
menjadi INFINITESIMAL FAINT SMEAR, sesuatu yang amat kecil, tetapi juga
mengakui bahwa dalam ukurannya yang kecil nyamuk mampu menunjukkan
eksistensinya.
Sesuatu
yang kecil ini seolah menimbulkan noda besar dari setetes darah yang diisapnya.
Nyamuk sepertinya memang makhluk yang tidak kelihatan. Begitu kecil, begitu
redup, terlindung dibalik asap dan kegelapan.
Lengkapnya:
Queer, what a big stain may sucked blood
makes; Beside the INFINITESIMAL FAINT
SMEAR of you!; Queer, what a dim dark smudge you have disappeared into!
Link ini adalah tayangan youtube pembacaan puisi D.H. Lawrence berjudul The Mosquito.
http://www.youtube.com/watch?v=7H8vFyZp1WE Disitu dapat di klik narasi lengkap puisinya. Dalam posting ini narasi
lengkapnya terbagi dalam tiga tulisan. Tidak dikutip secara utuh tetapi terfragmentasi dan dibaca pada tulisan yang dicetak miring (italic)
PENUTUP:
D.H.
LAWRENCE dalam puisi ini menyapa nyamuk dalam berbagai sebutan. Mulai yang amat
terhormat sampai yang paling jelek: Monsieur, Exalcation, Phantom, The Winged
Victory, Streaky Sorcerer, Ghoul on Wings, Pointed Fiend, Hairy Frailty, Winged
Blood-drop dan Infinitesimal Faint Smear.
Nyamuk
merupakan iblis cantik yang mempunyai kekuatan “hitam” kuat. Ia dapat
menghilang dan mampu membuat manusia linglung dengan kekuatan hipnotisnya.
Tubuhnya yang kecil dan amat ringan merupakan tambahan kekuatan sehingga ia
makin sulit dikalahkan. Denging nyamuk menambah stres manusia.
Seperti
itulah cara seorang seniman mengulas tentang nyamuk. Tentunya amat berbeda
dengan ulasan seorang ahli serangga (entomologist). Kalau tidak pernah tinggal
lama di daerah tropis seperti Mexico mungkin penghayatannya kepada nyamuk tidak
sedalam itu. Disamping itu ia pernah menderita malaria, seperti dapat dibaca di
Wikipedia. Ia meninggal dunia tahun 1930 dalam usia muda (45) di Villa
Robermond, Vence, Perancis tidak terlalu lama setelah keluar dari sanatorium.
Ia penderita tuberkulosis.
Dilanjutkan
ke D.H. LAWRENCE DAN PUISI IMAGIST: THE MOSQUITO KNOWS
Rujukan
bacaan:
http://www.poetsgraves.co.uk/Classic%20Poems/Lawrence/the_mosquito.htm
http://www.dh-lawrence.org.uk/
http://en.wikipedia.org/wiki/D._H._Lawrence
http://en.wikipedia.org/wiki/Winged_Victory_of_Samothrace
http://themosquitodhlawrence.weebly.com/
No comments:
Post a Comment