Saturday, August 17, 2013

MENDERITA TUBERKULOSIS: KENALI FAKTANYA, PAHAMI PENYAKITNYA DAN PATUH BEROBAT SAMPAI SEMBUH

KISAH SAMSON DAN RAMBO

Rambo kaget ketika teman kos satu kamar dia ternyata positif menderita TB Aktif. Pada awalnya ia batuk-batuk yang dikira batuk biasa. Karena batuknya berkepanjangan maka ia pergi ke Puskesmas. Disana dahaknya diperiksa dan positif terdapat bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis).

Sebagai teman yang sudah setahun sharing kamar, mestinya Rambo harus periksa ke dokter. Tetapi Rambo tidak segera bergerak untuk periksa kesehatan. Saya tidak merasa apa-apa, dan periksa kesehatan berapa harganya? Saya tidak punya jaminan kesehatan untuk itu. Kalau positif TB pasti gratis, tapi kalau check up sepertinya harus bayar.

Samson yang positif TB membujuk Rambo untuk periksa ke puskesmas. Bahwa ia menderita TB menular, dan Rambo hampir dapat dipastikan tertular. Kalau Rambo tidak saat ini tidak sakit, mungkin karena daya tahan tubuhnya masih bagus sehingga ia hanya menderita TB Laten yang tidak menular dan tidak sakit. Demikian Samson mentrasfer ilmu yang ia dapatkan dari dokter yang memeriksanya.

Samson pindah kamar sementara, sambil menunggu aba-aba dokter bahwa ia sudah tidak menular walau masih harus meneruskan pengobatan sampai minimum 6 bulan. Adapun Rambo tenggelam dalam kesibukan menyelesaikan thesisnya, sampai lupa makan dan kurang tidur.

Rambo yang kekar mulai batuk-batuk, malam demam, menggigil dan berkeringat, nafsu makan dan berat badan pun turun. Suatu pagi setelah beberapa minggu sakit, ia memperhatikan dahaknya ternyata bercampur darah. Ia mulai panik, segera menghubungi Samson yang langsung membawanya ke Puskesmas tempat Samson berobat.
 
 
TUBERKULOSIS ADALAH PENYAKIT MENULAR
 
Rambo tertular TB dari Samson. Bagaimana bisa terjadi? Karena Samson menderita TB Aktif sehingga waktu batuk, bersin, bicara termasuk menyanyi, melalui droplet yang terpercik dan dibawa udara (airborne) akan menulari orang sekitarnya. Dalam hal ini risiko Samson untuk tertular amat tinggi karena ia tinggal satu kamar dan sudah cukup lama. Mengapa Rambo tidak segera sakit karena saat itu daya tahan tubuhnya mampu melokalisir bakteri TB tersebut sehingga hanya menjadi TB Latent.
 
Penderita TB latent adalah orang yang terinfeksi TB tetapi sistem kekebalan tubuh saat itu cukup kuat untuk melokalisir bakteri TB sehingga tidak berkembang dan merusak jaringan. TB Latent tanpa gejala (termasuk batuk) dan tidak menular.
 
 
 
 
 
ORANG SERUMAH BERISIKO TERTULAR
 
Mycobacterium tuberculosis (Mtb) dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam, khususnya di ruangan kecil , gelap dan tidak mendapatkan udara segar. Aliran udara segar dan sinar matahari adalah musuh bakteri TB. Aliran udara mengurangi kepadatan bakteri, sedangkan sinar matahari akan membunuhnya.
 
Hidup berdesak-desakan dalam rumah tidak sehat yang kurang ventilasi dan pencahayaan, meningkatkan risiko tertular TB kalau di dalam rumah tersebut ada penderita TB aktif yang tidak diobati.
 
 
 
TUBERKULOSIS BUKAN PENYAKIT KETURUNAN
 
Sering terjadi bahwa bapak dan anak keduanya sakit TB kemudian kita langsung memberikan vonis bahwa TB adalah penyakit keturunan dengan bumbu macam-macam misalnya akibat kutukan. Hal ini dapat dijawab dengan lugas bahwa TB bukan penyakit keturunan tetapi penyakit menular. Bapak yang menderita TB Aktif amat berisiko menularkan penyakitnya kepada anak yang tinggal serumah, apalagi kondisi rumah termasuk kumuh. Bukan akibat kutukan, tetapi disebabkan Mycobacterium tuberculosis (hanya dapat dilihat dengan mikroskop) yang terkutuk.
 
 
JANGAN MENUNGGU BATUK CAMPUR DARAH BARU BEROBAT
 
Samson yang sudah akrab dengan Dokter Rani, langsung menyampaikan: “Teman sekamar saya, Dok. Seperti saya, sakitnya”. Dokter Puskesmas yang ramah dan energik ini tersenyum lebar dan menanyakan: “Batuk darah, mas Rambo?” Rambo hanya mengangguk. “Mengapa menunggu sampai berdarah? Padahal mas Samson sudah saya suruh menjelaskan beberapa bulan lalu”, lanjutnya. Rambo hanya senyum-senyum malu.
 
Berobat setelah batuk darah kalau hal ini terjadi 50 tahun lalu sebenarnya sudah malapetaka. Risiko tidak sembuh bahkan mati amat tinggi. Dokter Rani secara profesional menanyakan gejala-gejala  sekaligus memberi penjelasan kesalahan-kesalahan Rambo:
  • Bahwa Rambo batuk lebih dari dua minggu dan tetap menganggap batuknya batuk biasa
  •  
  • Kalau batuk biasa tentunya tidak disertai nyeri dada
  •  
  • Nafsu makan hilang dalam waktu yang cukup lama, pasti ada latar belakangnya.
  •  
  • Berat badan turun adalah akibat kurang makan dan membuang banyak energi untuk batuk. Hasilnya adalah kurang gizi yang ditambah kurang istirahat akan menurunkan daya tahan tubuh
  •  
  • Adanya demam, menggigil dan berkeringat pada malam hari adalah tanda-tanda adanya penyakit infeksi.
  •  
  • Rambo baru berobat setelah bakteri TB tidak bisa lagi dikontrol oleh sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bakteri TB berkembang-biak, merusak jaringan paru, dan keluarlah darah bersama dahak

Seharusnya Rambo tidak menunggu sampai batuk darah yang berarti sudah ada kesusakan jaringan paru. TB bisa fatal kalau tidak diobati dan merupakan pembunuh nomor dua diantara penyakit menular setelah HIV.
 
 
 
KEPATUHAN BEROBAT: KUNCI KESEMBUHAN
 
Untungnya pada jaman sekarang sudah ada obat yang ampuh dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment ShortCourse). Jangka pendek (6 bulan) tetapi harus diawasi secara langsung guna menjamin keteraturan berobat. Sungguh berita gembira bagi umat manusia pada abad 21 ini: TB dapat dicegah, diobati sekaligus disembuhkan (asal patuh berobat).
 
Minum OAT (Obat Anti TB) sesuai petunjuk yang diberikan adalah satu-satunya cara untuk membunuh bakteri TB.
  •  Ada empat jenis OAT yang merupakan paket tidak
  •  
  • Selesaikan program pengobatan dengan teratur dan mematuhi petunjuk sampai sedikitnya 6 bulan. Tidak perlu khawatir harganya karena OAT gratis.
  •  
  • Tidak menghentikan pengobatan walau sudah merasa baik sebelum dinyatakan sembuh oleh dokter.

Mengabaikan petunjuk pengobatan, misalnya berhenti berobat sebelum waktunya, minum obat tidak teratur atau tidak meminum keempat obat keseluruhannya dapat berakibat tidak baik, antara lain:
  • Menghentikan pengobatan sebelum waktunya bisa kambuh penyakitnya karena bakteri TB belum semuanya mati.
  • Lebih susah lagi kalau kemudian terjadi TB yang resisten obat karena pengobatanya akan jauh lebih lama (sampai 2 tahun) dengan efek samping lebih berat
  • Tetap menderita TB Aktif dan dapat menular ke orang lain

SEMUA OBAT PASTI ADA EFEK SAMPINGNYA
 
Pada umumnya obat termasuk OAT ada efek sampingnya. Tetapi sebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatannya tanpa masalah. Walau demikian seandainya dalam minum OAT ada gejala-gejala yang mengganggu, segera laporkan dokter, misalnya:
  • Demam
  • Kemerahan pada kulit
  • Sakit pada sendi
  • Kesemutan pada ujung jari tangan atau kaki
  • Gangguan lambung: Mual, muntah, nyeri
  • Gangguan penglihatan misalnya kabur
  • Telinga berdenging
  • Pusing
  • Bibir terasa tebal
  • Hilang nafsu makan
  • Mudah perdarahan bila terluka
  • Kuning pada kulit atau mata (icterus)

 Dokter akan melakukan langkah-langkah sehingga OAT dapat diminum dan efek samping diminimalkan sampai hilang. Kebanyakan efek samping bersifat sementara. Penderita perlu dimotivasi agar meneruskan pengobatan sampai selesai (umumnya 6 bulan) mengingat dalam jangka panjang manfaatnya lebih besar daripada gangguannya.
 
 
SETELAH DINYATAKAN SEMBUH APAKAH MASIH BISA SAKIT LAGI?
 
Samson dan Rambo adalah penderita yang patuh berobat. Dokter Rani dibantu petugas TB di Puskesmas tidak hanya mengawasi tetapi juga senantiasa memotivasi. Anak muda jangan sampai dihabisi oleh TB, masa depan masih panjang. Ia sempat berjingkrak-jingkrak di Puskesmas: Kini aku aman dan orang lain pun aman. Rambo walau sudah dinyatakan tidak menular oleh Dokter Rani, ia belum sembuh betul dan masih harus menyelesaikan pengobatannya sampai tiga bulan ke depan.
 
Satu hal yang ditakutkan Samson adalah: Apakah saya bisa kena TB lagi? Jawabannya “YA” (kalau tertular lagi) tetapi jarang. Risikonya kecil. Tetapi sebagai “mantan penderita” Samson telah punya pengalaman. Dengan demikian kalau muncul gejala ia bisa segera ke Puskesmas guna mengetahui penyakitnya.
 
 
PENTINGNYA KESADARAN DAN PERANSERTA
 
Samson telah sembuh sempurna dan kini aktif dalam kegiatan paguyuban mantan penderita TB di wilayahnya. Ia giat memotivasi penderita TB agar berobat teratur. Ia membantu petugas Puskesmas untuk kunjungan rumah, memotivasi kontak serumah dan membawa kembali penderita TB yang mangkir. Tubuhnya sudah kekar lagi dan kekekarannya ia jadikan contoh: “Seperti inilah orang yang sembuh dari TB
 
Rambo yang belum sembuh betul masih berkonsentrasi pada keluarga dan lingkungannya. Ketika diundang selamatan kakaknya yang punya dua balita, ia mengenakan masker. Walau sudah dinyatakan tidak menular, ia amat hati-hati. Ia tahu bayi dan anak balita (demikian pula orang tua) lebih rawan tertular TB karena daya tahan tubuhnya tidak kuat.
 
 
 
PENUTUP
 
Lebih baik "tahu" bahwa kita “positif menderita TB” daripada “takut tahu” tetapi kenyataannya menderita. Pada awalnya pasti kita “down” tetapi kemudian kita banyak mendapat pengetahuan tentang TB. Rambo saat ini belum sembuh tetapi ia berobat taat sesuai petunjuk Dokter. Sebentar lagi ia akan sembuh menyusul Samson.
 
 
Rujukan bacaan
 
Get the facts, then get the cure, CDC 2011

No comments:


Most Recent Post