Monday, April 29, 2013

RONALD ROSS: PUISI PUTUS ASA DITENGAH PERJUANGAN MENEMUKAN PENULAR MALARIA

Pada  tulisan RONALD ROSS:  PUISINYA TENTANG KETERTARIKAN TERHADAP MALARIA disebutkan bahwa tahun 1888 Ross pulang ke Inggris. Ia menikah dengan Rosa bessie Bloxam pada bulan April 1889 dan kembali ke India bersama isterinya. Ross ditempatkan di Rumah Sakit Militer kecil di Bangalore. Disinilah Ross memformulasikan teorinya tentang Malaria dan selanjutnya meneruskan perjalanan panjangnya dalam menemukan keterkaitan antara nyamuk dan penularan Malaria.
 
 
MENGABAIKAN PENEMUAN LAVERAN
 
Alphonse Laveran adalah yang pertama menemukan adanya “parasit” (plasmodium) dalam darah penderita Malaria di Algeria (6 Nopember 1880).
 
Dalam hal ini Ronald Ross punya hipotesa sendiri. Ia tidak yakin dengan penemuan Laveran dan berpendapat bahwa Malaria disebabkan racun yang ada di dalam usus. Ia mengambil spesimen darah jari dari semua penderita dengan demam yang datang kepadanya, tetapi tidak pernah menemukan parasit dimaksud.
 
Mengapa ia tidak berhasil menemukan plasmodium sebenarnya disebabkan tehnologi mikroskop saat itu belum baik dan kurang jelasnya artikel ilmiah yang ia baca.
 
Tahun 1894 ia kembali ke Inggris, berceritera kepada koleganya bahwa ia telah berkali-kali mencoba tetapi selalu gagal menemukan. Ia yakin Laveran salah, tetapi teman-temannya menjelaskan bahwa parasit malaria itu betul-betul ada. Ross lalu dikenalkan dengan Dr. Patrick Manson, di London, sosok yang boleh disebut sebagai bapaknya penyakit tropis.
 
 
MANSON MENGHILANGKAN KERAGUAN ROSS

Dr. Patrick Manson namanya cukup kondang. Ia meneliti penyakit Filariasis (kaki gajah) dan menemukan bahwa Filariasis ditularkan oleh nyamuk. Satu hipotesanya yang terkait dengan malaria adalah: Agent penyebab penyakit malaria juga ditularkan melalui nyamuk. Manson lah yang sebenarnya membimbing Ross mencari apa yang ingin dia temukan. Mereka berdua melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap tetes darah seorang pelaut yang pulang dari Afrika dan berhasil menemukan plasmodium dalam darah penderita tersebut.
 
Keraguan Ross pun pupus, ia langsung menulis: "He (maksudnya: Manson) showed me the Laveran bodies which are technically called ‘crescents' in a stained specimen of malaria blood, and I recognized at once that no such bodies could exist in healthy blood. My doubts were now removed....".
 
Ross selanjutnya banyak mengikuti kegiatan Manson di Seamen’s Hospital, London dan Laboratorium pribadi Manson. Pada bulan Nopember tahun 1894 Manson menjelaskan teorinya kepada Ross bahwa malaria juga ditularkan oleh nyamuk seperti halnya Filariasis. Ross pun memantapkan dirinya bahwa dia lah seorang yang harus membuktikan hal tersebut.
 
 
MANSON SELALU MENYEMANGATI ROSS
 
Sampai disini Manson masih benar: Bahwa filamen/crescent yang diisap nyamuk dari darah penderita malaria adalah makhluk hidup. Setelah terisap kemudian memasuki saluran pencernaan nyamuk dan hidup dalam jaringan tubuh nyamuk. Selanjutnya hipotesa Manson salah:  Setelah nyamuk bertelur dan selanjutnya mati (Manson mengira Nyamuk hanya sekali saja mengisap darah manusia kemudian mati). Plasmodium yang berbentuk spora berbulu getar tersebut keluar dari tubuh nyamuk,  masuk ke air dan siap menginfeksi siapa saja yang meminum air tersebut.
 
Ross kembali ke India pada tahun 1895 dengan semangat penuh. Ia merasa termotivasi oleh Manson. Jarak antara Inggris dan India yang terpaut ribuan kilometer dan waktu tempuh pengiriman surat atau sediaan darah yang kurang lebih tiga minggu tidak menjadi halangan bagi dua orang tersebut untuk saling berkomunikasi. Manson selalu menyemangati dan membela Ross kalau ada seniornya yang menghambat.
 
 
APA YANG DILAKUKAN ROSS
 
Ross menjadi pemburu darah dan pasien malaria. Mulai di kapal dalam perjalanan kembali ke India, di pelabuhan dan di Rumah Sakit Tentara tempat ia bertugas. Banyak yang melarikan diri dari Ross karena takut jarinya ditusuk beberapa kali, koleganya pun menyembunyikan pasien Malaria dari Ross. Penolakan di tempat kerjanya sendiri tidak menjadi halangan bagi Ross. Ia mencari ke rumah sakit lain.
 
Ross juga mengikuti instruksi Manson untuk memeriksa nyamuk yang telah menggigit manusia. Caranya dengan memasukkan nyamuk de dalam kelambu yang dipakai tidur penderita malaria. Hasilnya ia menemukan bahwa plasmodium yang diisap nyamuk bermetamorfose dan bertambah banyak dalam tubuh nyamuk.
 
Instruksi selanjutnya dari Manson adalah: Masukkan nyamuk yang telah menggigit penderita malaria ke botol yang berisi air, biarkan sampai bertelur dan menetas, selanjutnya penuhi botol dengan air supaya nyamuk mati. Cari sukarelawan untuk minum “air nyamuk” tersebut. Hasilnya: dari tiga orang yang minum air tersebut, satu orang demam selama tiga hari, sembuh sendiri, dan tidak ditemukan parasit malaria. Sementara untuk dua sukarelawan lainnya tidak terjadi apa-apa.
 
 
PUTUS ASA LAGI, PUISI LAGI
 
Ross putus asa, mulai menulis puisi lagi, tetapi Manson terus menyemangati: Parasit masuk dalam tubuh nyamuk pasti ada maksudnya (saat itu siklus plasmodium dalam tubuh nyamuk belum diketahui).
 
Menyadari bahwa Malaria tidak ditularkan melalui “air nyamuk” maka pada bulan Mei 1896 Ross bersurat ke Manson: Kemungkinan gigitan nyamuklah yang menularkan malaria. Karena pada waktu mengisap darah, nyamuk juga memasukkan semacam cairan ke tubuh manusia yang digigit.
 
Guna keperluan ini Ross menggunakan nyamuk yang habis menggigit penderita malaria untuk menggigit orang sehat. Beberapa kali dicoba tetapi tidak ada hasilnya. Masalahnya: Ross salah menggunakan nyamuk. Ia menggunakan nyamuk Culex. Dalam surat kepada isterinya Ross menulis: "I have failed in finding parasites in mosquitoes fed on malaria patients, but perhaps am not using the proper kind of mosquitoes.”
 
Bulan Maret tahun 1897 ia ke Sigur Ghat dan tiga hari kemudian ia kena Malaria, walaupun ia tidur dengan kelambu dan jendela tertutup. Dalam keputus asaan antara kegagalan dan sakit ia menulis puisi:
 
What ails the solitude?
Is this the Judgment Day?
The sky is red as blood;
The very rocks decay
And crack and crumble, and
There is a flame of win
Wherewith the burning sand
Is ever mass'd and thin'd
The world is white with heat;
The world is rent and riven;
The world and heavens meet;
The lost stars cry in heav'n
 
EPILOG
 
Sampai bulan Maret 1897 masih banyak kegagalan dan kesialan yang dialami Ross. Kegelapan mulai menyingkir ketika pada suatu saat Ross melihat nyamuk yang punya posisi khusus waktu hinggap di dinding. Ross sadar bahwa ia telah menggunakan nyamuk yang salah. Ia juga ingat apa yang diucapkan Manson: Bahwa kemungkinan malaria ditularkan oleh spesies tertentu dari nyamuk, bukan sebarang nyamuk. Semangatnya tumbuh lagi, tetapi Juni 1897 ia kena kolera (yang konon sembuh setelah ia minum teh).
 
Adalah pepatah Inggris yang mengatakan: After clouds there is a silver lining. Apakah hari-hari Ronald Ross diliputi mendung terus? Mana silver lining nya?
 
 
RUJUKAN BACAAN
 

No comments:


Most Recent Post