Pada tulisan RONALD ROSS: PUISINYA TENTANG KETERTARIKAN TERHADAP MALARIA
disebutkan bahwa tahun 1888 Ross pulang ke Inggris. Ia menikah dengan Rosa
bessie Bloxam pada bulan April 1889 dan kembali ke India bersama isterinya.
Ross ditempatkan di Rumah Sakit Militer kecil di Bangalore. Disinilah Ross memformulasikan
teorinya tentang Malaria dan selanjutnya meneruskan perjalanan panjangnya dalam
menemukan keterkaitan antara nyamuk dan penularan Malaria.
MENGABAIKAN PENEMUAN LAVERAN
Alphonse
Laveran adalah yang pertama menemukan adanya “parasit” (plasmodium) dalam darah
penderita Malaria di Algeria (6 Nopember 1880).
Dalam hal ini Ronald Ross punya
hipotesa sendiri. Ia tidak yakin dengan penemuan Laveran dan berpendapat bahwa
Malaria disebabkan racun yang ada di dalam usus. Ia mengambil spesimen darah
jari dari semua penderita dengan demam yang datang kepadanya, tetapi tidak
pernah menemukan parasit dimaksud.
Mengapa
ia tidak berhasil menemukan plasmodium sebenarnya disebabkan tehnologi
mikroskop saat itu belum baik dan kurang jelasnya artikel ilmiah yang ia baca.
Tahun 1894 ia kembali ke Inggris, berceritera kepada koleganya bahwa ia telah
berkali-kali mencoba tetapi selalu gagal menemukan. Ia yakin Laveran salah,
tetapi teman-temannya menjelaskan bahwa parasit malaria itu betul-betul ada.
Ross lalu dikenalkan dengan Dr. Patrick Manson, di London, sosok yang boleh
disebut sebagai bapaknya penyakit tropis.
MANSON MENGHILANGKAN KERAGUAN ROSS
Dr. Patrick Manson namanya cukup kondang. Ia meneliti penyakit Filariasis (kaki gajah) dan menemukan bahwa Filariasis ditularkan oleh nyamuk. Satu hipotesanya yang terkait dengan malaria adalah: Agent penyebab penyakit malaria juga ditularkan melalui nyamuk. Manson lah yang sebenarnya membimbing Ross mencari apa yang ingin dia temukan. Mereka berdua melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap tetes darah seorang pelaut yang pulang dari Afrika dan berhasil menemukan plasmodium dalam darah penderita tersebut.
Dr. Patrick Manson namanya cukup kondang. Ia meneliti penyakit Filariasis (kaki gajah) dan menemukan bahwa Filariasis ditularkan oleh nyamuk. Satu hipotesanya yang terkait dengan malaria adalah: Agent penyebab penyakit malaria juga ditularkan melalui nyamuk. Manson lah yang sebenarnya membimbing Ross mencari apa yang ingin dia temukan. Mereka berdua melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap tetes darah seorang pelaut yang pulang dari Afrika dan berhasil menemukan plasmodium dalam darah penderita tersebut.
Keraguan
Ross pun pupus, ia langsung menulis: "He (maksudnya:
Manson) showed me the Laveran bodies
which are technically called ‘crescents' in a stained specimen of malaria
blood, and I recognized at once that no such bodies could exist in healthy
blood. My doubts were now removed....".
Ross
selanjutnya banyak mengikuti kegiatan Manson di Seamen’s Hospital, London dan
Laboratorium pribadi Manson. Pada bulan Nopember tahun 1894 Manson menjelaskan
teorinya kepada Ross bahwa malaria juga ditularkan oleh nyamuk seperti halnya
Filariasis. Ross pun memantapkan dirinya bahwa dia lah seorang yang harus
membuktikan hal tersebut.
MANSON SELALU MENYEMANGATI ROSS
Sampai disini
Manson masih benar: Bahwa filamen/crescent yang diisap nyamuk dari darah
penderita malaria adalah makhluk hidup. Setelah terisap kemudian memasuki
saluran pencernaan nyamuk dan hidup dalam jaringan tubuh nyamuk. Selanjutnya
hipotesa Manson salah: Setelah nyamuk
bertelur dan selanjutnya mati (Manson mengira Nyamuk hanya sekali saja mengisap
darah manusia kemudian mati). Plasmodium yang berbentuk spora berbulu getar
tersebut keluar dari tubuh nyamuk, masuk
ke air dan siap menginfeksi siapa saja yang meminum air tersebut.
Ross kembali
ke India pada tahun 1895 dengan semangat penuh. Ia merasa termotivasi oleh
Manson. Jarak antara Inggris dan India yang terpaut ribuan kilometer dan waktu
tempuh pengiriman surat atau sediaan darah yang kurang lebih tiga minggu tidak
menjadi halangan bagi dua orang tersebut untuk saling berkomunikasi. Manson
selalu menyemangati dan membela Ross kalau ada seniornya yang menghambat.
APA YANG DILAKUKAN ROSS
Ross menjadi
pemburu darah dan pasien malaria. Mulai di kapal dalam perjalanan kembali ke
India, di pelabuhan dan di Rumah Sakit Tentara tempat ia bertugas. Banyak yang
melarikan diri dari Ross karena takut jarinya ditusuk beberapa kali, koleganya
pun menyembunyikan pasien Malaria dari Ross. Penolakan di tempat kerjanya
sendiri tidak menjadi halangan bagi Ross. Ia mencari ke rumah sakit lain.
Ross juga
mengikuti instruksi Manson untuk memeriksa nyamuk yang telah menggigit manusia.
Caranya dengan memasukkan nyamuk de dalam kelambu yang dipakai tidur penderita
malaria. Hasilnya ia menemukan bahwa plasmodium yang diisap nyamuk
bermetamorfose dan bertambah banyak dalam tubuh nyamuk.
Instruksi
selanjutnya dari Manson adalah: Masukkan nyamuk yang telah menggigit penderita
malaria ke botol yang berisi air, biarkan sampai bertelur dan menetas,
selanjutnya penuhi botol dengan air supaya nyamuk mati. Cari sukarelawan untuk
minum “air nyamuk” tersebut. Hasilnya: dari tiga orang yang minum air tersebut,
satu orang demam selama tiga hari, sembuh sendiri, dan tidak ditemukan parasit
malaria. Sementara untuk dua sukarelawan lainnya tidak terjadi apa-apa.
PUTUS ASA LAGI, PUISI LAGI
Ross putus
asa, mulai menulis puisi lagi, tetapi Manson terus menyemangati: Parasit masuk
dalam tubuh nyamuk pasti ada maksudnya (saat itu siklus plasmodium dalam tubuh
nyamuk belum diketahui).
Menyadari bahwa
Malaria tidak ditularkan melalui “air nyamuk” maka pada bulan Mei 1896 Ross
bersurat ke Manson: Kemungkinan gigitan nyamuklah yang menularkan malaria. Karena
pada waktu mengisap darah, nyamuk juga memasukkan semacam cairan ke tubuh
manusia yang digigit.
Guna keperluan ini
Ross menggunakan nyamuk yang habis menggigit penderita malaria untuk menggigit
orang sehat. Beberapa kali dicoba tetapi tidak ada hasilnya. Masalahnya: Ross
salah menggunakan nyamuk. Ia menggunakan nyamuk Culex. Dalam surat kepada
isterinya Ross menulis: "I have
failed in finding parasites in mosquitoes fed on malaria patients, but perhaps
am not using the proper kind of mosquitoes.”
Bulan Maret
tahun 1897 ia ke Sigur Ghat dan tiga hari kemudian ia kena Malaria, walaupun ia
tidur dengan kelambu dan jendela tertutup. Dalam keputus asaan antara kegagalan
dan sakit ia menulis puisi:
What ails
the solitude?
Is this the
Judgment Day?
The sky is
red as blood;
The very
rocks decay
And crack
and crumble, and
There is a
flame of win
Wherewith
the burning sand
Is ever
mass'd and thin'd
The world is
white with heat;
The world is
rent and riven;
The world
and heavens meet;
The lost
stars cry in heav'n
EPILOG
Sampai bulan
Maret 1897 masih banyak kegagalan dan kesialan yang dialami Ross. Kegelapan
mulai menyingkir ketika pada suatu saat Ross melihat nyamuk yang punya posisi
khusus waktu hinggap di dinding. Ross sadar bahwa ia telah menggunakan nyamuk
yang salah. Ia juga ingat apa yang diucapkan Manson: Bahwa kemungkinan malaria
ditularkan oleh spesies tertentu dari nyamuk, bukan sebarang nyamuk.
Semangatnya tumbuh lagi, tetapi Juni 1897 ia kena kolera (yang konon sembuh
setelah ia minum teh).
Adalah
pepatah Inggris yang mengatakan: After
clouds there is a silver lining. Apakah hari-hari Ronald Ross diliputi
mendung terus? Mana silver lining
nya?
No comments:
Post a Comment