Sunday, February 24, 2013

HIV DAN AIDS: MENGAPA PENULISAN HIV/AIDS TIDAK TEPAT?

Seorang dengan HIV-positif belum tentu “mengalami” AIDS. Sebaliknya orang yang mengalami AIDS memang orang yang hidup dengan HIV (PLHIV). Di dunia ini banyak orang yang hidup dengan HIV tetapi tidak terjadi AIDS. Dengan kemajuan pengobatan sampai hari ini semakin banyak orang yang hidup dengan HIV tetapi tidak mengalami AIDS.
 
Kebetulan ada teman yang membaca dan mengatakan bahwa penjelasan saya tentang penulisan HIV garis miring (/) AIDS bisa membingungkan “justru tidak jelas”. Katanya: “Kan sudah jelas bahwa HIV ya AIDS”. Bagi teman saya, hal itu sudah benar.
 
Bagi orang-orang yang peduli, semula memang tidak memasalahkan. Tetapi lama-lama memikirkan bahwa penulisan tersebut bisa menyesatkan. Sehingga dalam UNAIDS terminology guidelines disebutkan

The expression HIV/AIDS should be avoided whenever possible because it can cause confusion (UNAIDS Terminology Guidelines)

 
PUNCTUATION/SLASH/GARIS MIRING, vs HIV DAN AIDS
Teman saya tadi, mewakili orang-orang yang belum paham perbedaan antara HIV dan AIDS. Faktanya memang demikian, tingkat pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS di negara kita masih rendah.
Apa makna simbol “garis miring?” Bisa kita cari di internet: Maknanya banyak mulai dari tanda pergantian baris dalam puisi sampai pembagian dalam hitungan. Salah satunya adalah “garis miring berarti “atau” atau “or” (inggris). Dalam website grammar.about.com dikatakan sebagai: “alternative that may exist simultaneously”. Berarti ditinjau dari dari aspek bahasa memang betul bahwa penggunaan simbol “garis miring (/) jangan dipakai. Bisa membingungkan. Penjelasannya sebagai berikut:

1.    HIV tidak sama dengan AIDS. HIV adalah “virus” (human immunodeficiency virus) dan AIDS adalah gejala (sindroma) klinis penyakit akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh yang didapat (acquired immunodeficiency syndrome). Gejala penyakitnya akan berbeda sesuai jenis penyakit apa yang terjadi. Bisa infeksi virus, bakteri, jamur, bisa juga kanker yang semuanya tidak disebabkan HIV. HIV merupakan penyebab tidak langsung dari AIDS dengan cara memberi kemudahan dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh.  Penyakit lain yang melihat kevakuman pertahanan ini kemudian memanfaatkan peluang, mumpung pertahanan tubuh kosong. Oleh sebab itu disebut infeksi dan penyakit oportunistik.

2.    Dengan demikian upaya pencegahan HIV samasekali berbeda dengan upaya pencegahan AIDS. Karena HIV ditularkan melalui darah, hubungan seks yang tidak aman dan dari ibu HIV positif ke bayi selama hamil, persalinan dan menyusui, maka intervensinya antara lain pengamanan sediaan darah, penggunaan jarum suntik steril, penggunaan kondom bagi hubungan seks berisiko, ibu HIV positif melahirkan dengan sectio caesaria dan tidak menyusui bayinya dengan ASI serta perlindungan dengan obat-obat ARV. Sementara upaya pencegahan AIDS antara lain dengan pemberian profilaksi dengan cotromoxazole, INH, gizi yang baik, istirahat yang cukup, dll.

3.    HIV tidak pernah muncul simultan (bersamaan) dengan AIDS. HIV muncul lebih awal dan AIDS belakangan, dalam wujud penyakit maupun infeksi oportunistik. Perlu dicatat bahwa munculnya AIDS bukan beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Melainkan beberapa tahun kemudian, dan bukan satu atau dua tahun kemudian. Setidaknya lima sampai sepuluh tahun kemudian, bahkan bisa tidak muncul AIDS samasekali.  Dewasa ini pengobatan sudah semakin maju. Walaupun belum ada obat yang dapat membunuh HIV, tetapi dengan mengetahui status HIV secara dini, memulai pengobatan pada waktu yang tepat, menjalani pengobatan teratur seumur hidup, seorang yang seropositif (HIV-positif) bisa hidup dengan kualitas sama dengan yang seronegatif (HIV-negatif). Semakin jauhlah jarak antara HIV dan AIDS. Bukan tidak mungkin suatu saat ditemukan obat yang mampu membunuh HIV. Maka HIV akan samasekali terpisah dari AIDS.

KESIMPULAN
Agak aneh kedengarannya kalau kita sosialisasikan lebih luas tentang kesalahan penggunaah tanda “garis miring” ini. Tetapi rasanya perlu dipikirkan bahwa penggunaan tanda "garis miring" ini perlu diluruskan.
Sesuatu yang sudah menjadi semacam “salah kaprah” kalau tidak menjadi masalah, memang tidak perlu kita pikir susah-susah. Tetapi ceriteranya berbeda selama tingkat pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS masih rendah. Masyarakat harus memiliki pengetahuan yang benar tentang HIV dan AIDS.
HIV dan AIDS masih menyisakan stigma dan diskriminasi (dapat dibaca di Stigma dan Diskriminasi (1): Tantangan pengendalian HIV dan AIDS). Komitmen global dunia adalah “Getting to Zero” (Baca: Hari AIDS Sedunia). Ada tiga “Zero” dan  salah satunya adalah “Zero Discrimination”.

No comments:


Most Recent Post