Tuesday, December 11, 2012

TINGKATAN EPIDEMI HIV/AIDS

Pandemi HIV/AIDS terdiri dari beberapa epidemi yang terpisah dimana masing-masing epidemi memiliki asal yang berbeda, yaitu: Geografi dan populasi yang terdampak.
 
Populasi yang terdampak ini dipengaruhi jenis dan frekwensi perilaku berisiko tinggi yang mereka lakukan. Misalnya hubungan seks tidak aman dengan banyak patner dan penggunaan jarum suntik secara bersama yang dilakukan para pengguna narkotika suntik.
 
Sesuai dengan tingkatan epideminya (epidemic state) maka negara di dunia ini digolongkan menjadi tiga: Low, concentrated dan generalized.
 
LOW
 
Infeksi HIV bisa saja sudah bertahun-tahun ada di suatu negara, tetapi tidak menyebar secara signifikan dalam suatu sub populasi. Infeksi umumnya terjadi pada individu dengan perilaku berisiko tinggi, misalnya pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik dan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki.
 
Kondisi ini menggambarkan bahwa jaringan penularan belum kuat. Kemungkinan karena perilaku risiko tinggi seperti disebutkan di atas tidak banyak dilakukan atau dilakukan tetapi frekwensinya rendah. Walaupun bisa juga terjadi bahwa virus HIV memang masih baru, belum lama memperkenalkan diri di negara tersebut.
 
Indikator proksi yang digunakan adalah: Prevalensi HIV tidak konsisten melebihi 5% pada setiap sub-populasi kunci.
 
 
CONCENTRATED
 
Pengertian sederhananya adalah prevalensi HIV menyebar dengan cepat pada populasi berisiko tetapi belum menyebar pada populasi umum. Epidemi dalam hal ini masih terkonsentrasi pada sub-populasi tertentu tersebut. Berarti jaringan penularan pada sub-populasi tersebut cukup kuat. Dengan kata lain upaya-upaya pencegahan internal sub-populasi berisiko masih belum baik. Misalnya seks yang aman, dan tidak menggunakan jarum secara bersama.
 
Kelanjutan dari tingkatan terkonsentrasi ini bergantung dari frekwensi dan sifat hubungan antara sub-populasi yang terinfeksi dengan populasi umum. Kita tahu bahwa HIV ditularkan melalui tiga jalur utama, yaitu: Hubungan seksual homo maupun heteroseksual, darah dan produk darah lainnya dan dari ibu ke bayi yang dikandungnya (HIV: Dimana berada dan bagaimana cara penularannya). Orang yang terinfeksi bisa punya suami atau istri, dan kalau wanita maka ia bisa mengandung dan melahirkan anak.
 
Indikator proksi yang digunakan adalah prevalensi HIV di atas 5% pada sedikitnya satu sub-populasi berisiko tinggi sedangkan pada populasi umum dewasa (15-49 tahun) masih di bawah 1%.
 
 
GENERALIZED
 
Pada situasi ini penularan HIV pada populasi umum sudah sustain. Walaupun sub-populasi risiko tinggi dapat terus berkontribusi dalam penyebaran HIV, tetapi jejaring penularan melalui hubungan seksual di kalangan populasi umum sudah cukup kuat untuk mempertahankan penularan yang “independen” dari sub-populasi berisiko tinggi.
 
Indikator proksi yang digunakan adalah ibu hamil. Dalam epidemi yang “generalized” ini prevalensi HIV di kalangan ibu hamil secara konsisten di atas 1%.
 
 
EPILOG
 
Ibarat lampu lalu-lintas, maka level epidemi low, concentrated dan generalized dapat disamakan dengan lampu hijau (masih hijau), lampu kuning dan lampu merah. Perlu diperhatikan bahwa Indonesia berada dalam tingkat epidemi yang “concentrated”.
 
Prevalensi umum HIV di Indonesia berdasar pemodelan matematik saat ini 0,3 %. Walau demikian lebih baik kita katakan berada di “lampu kuning” supaya tidak kehilangan kewaspadaan, mengingat tingkat pengetahuan komprehensif tentang HIV di kalangan penduduk usia 15-24 tahun masih pada kisaran 20,6% (Rapid Survey, Kemenkes RI, 2011). Demikian pula penggunaan kondom pada hubungan seksual berisiko baru mencapai 35% (STBP 2011).
 
Jurus “Aku Bangga Aku Tahu” (ABAT) untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif mengenai HIV/AIDS telah diluncurkan oleh Kemenkes RI. Dengan meningkatnya pengetahuan, kita akan tahu cara menghindari faktor risiko terjadinya penularan HIV.
 
Satu hal lagi yang amat penting, bila kita pernah melakukan sesuatu yang berisiko, mengapa tidak melakukan testing HIV? Dengan mengetahui status HIV kita bisa merencanakan langkah-langkah lebih bijak untuk diri sendiri dan keluarga. (Baca juga: HIV Positif dan pengetahuan masyarakat).

No comments:


Most Recent Post