Thursday, December 13, 2012

MENCEGAH HIV/AIDS: PERAN LAKI-LAKI SANGAT BESAR


“Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS adalah tema Nasional Hari AIDS Sedunia  tahun 2012. Hal ini sejalan dengan tema pokok global yaitu Getting to Zero: Zero Transmission, Zero Discrimination dan Zero AIDS related death. Salah satu cara penularan HIV adalah dari ibu HIV positif kepada janin dalam kandungannya, dan wanita beserta anak termasuk salah satu obyek utama diskriminasi.
 
Saya kutip dari website Kementerian Kesehatan RI yang disiarkan Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 9 Desember2012 sebagai berikut:
 
Menkes RI,  dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menegaskan, peran laki-laki dalam pencegahan HIV/AIDS sangat penting, karena mereka harus sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya, yakni dengan tidak melakukan praktek seksual beresiko yang akan membahayakan generasi penerus bangsa. Menkes juga menyampaikan  kalau laki-laki bertanggung jawab, dia akan menghormati perempuan, maka dia bisa melindungi perempuan”. Menkes menegaskan kembali bahwa hal terpenting adalah kesadaran akan pencegahan, yang merupakan HULU dari upaya pengendalian HIV dan penyakit kelamin.
 
 
SEMUA BERANGKAT DARI “KELUARGA”
 
Semua berangkat dari rumah dan semua berangkat dari keluarga. Dalam struktur organisasi keluarga, suami mempunyai jabatan strategis yaitu “Kepala keluarga”. Sudah jamak bahwa yang namanya jabatan bisa disalah-gunakan. Dalam kedudukan perempuan yang mempunyai “posisi tawar” rendah, maka siapa yang akan mengontrol suami?
 
Penyalahgunaan wewenang dalam jabatan keluarga terkait dengan upaya pengendalian HIV/AIDS adalah seperti apa yang disampaikan menkes di atas: laki-laki jangan melakukan praktek seksual berisiko. Memang benar, kalau risiko ditanggung sendiri OK lah. Tetapi risiko ini bisa ditanggung istri dan anak yang dilahirkan dan tragisnya mereka tidak tahu apa-apa soal hal ini. Tahu-tahu HIV positif. Kalau laki-laki tahu menghormati wanita, apalagi ini istri, tentunya ia tidak akan membiarkan belahan jiwanya tertular HIV, dengan tidak berperilaku seksual berisiko di luar sana.
 
Pembekalan untuk keluarga, utamanya bapak, ibu dan anak-anak yang sudah remaja amat besar perannya dalam pencegahan HIV/AIDS. Satu hal yang perlu dipahami betul: AIDS dapat dicegah, sepanyang kita tahu bagaimana cara menularnya. Supaya tahu tentunya perlu diberi informasi yang benar.
 
Peningkatan pengetahuan perlu disampaikan kepada seluruh masyarakat, dimulai dari yang lebih tua, kemudian yang lebih muda, 15-24 tahun. Saat ini tingkat pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS masih rendah. Oleh sebab itu dalam Goal ke 6 Millennium development Goals (MDGs) salah satu indikatornya adalah meningkatkan pengetahuan renaja (15-24 tahun) tentang hal ini.
 
 
SEBUAH ILUSTRASI
 
Lebih dari 20 tahun yang lalu, saya pernah mendengarkan ceramah dr Rusmono, Irjen Depkes waktu itu, pada acara Rakerkesda Prov Jawa Timur. Beliau membagi manusia dalam 4 jenis ditinjau dari kesopanan dan kenakalannya. Kalau kata “manusia” saya ganti dengan “laki-laki” maka menjadi seperti ini:

1.    Sopan dan tidak nakal: Laki-laki teladan
2.    Tidak sopan tapi tidak nakal: Masih OK
3.    Tidak sopan dan nakal: Laki-laki jelek
4.    Kelihatannya sopan tetapi nakal: laki-laki paling jelek

Praktek perilaku berisiko dalam bahasa umum dilakukan oleh laki-laki nakal. Ia tahu bahwa perbuatan itu tidak baik, tetapi tidak tahu risikonya, mau coba-coba barangkali tidak apa-apa, atau memang tidak mampu menahan hawa napsu. Kisah di bawah adalah contoh ekstrim laki-laki nakal yang kelihatannya sopan dan ingin coba-coba. Saya sajikan dalam gambar:
 
Gambar pertama: Di rumah mungkin ia pamit sama istrinya dengan kata-kata romantis: “Aku pergi tak kan lama, dik”. Kepada gadis mungilnya ia mungkin bilang: “Besok papa pulang bawa boneka cantik”. Di luar rumah ternyata banyak godaan. Bekal nilai-nilai moral dan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual) ternyata lemah. Pikirnya, dengan satu orang saja paling tidak apa-apa. “Have fun!”
 
 
Gambar kedua: Barangkali ia tidak pernah memikirkan perilaku seksual teman kencannya yang baru ketemu itu. Juga perilaku teman kencan dari teman kencannya, dan seterusnya. Kalau ia mau membayangkan saja, barangkali ngeri untuk melakukan sesuatu yang berisiko diluaran. Jaringan lalulintas transaksi seksual hanya dua: Dengan lawan jenis dan dengan sesama jenis. Tetapi padat.
 
 
Gambar ke tiga: Si lelaki pulang, tidak lupa pula dengan “boneka” untuk anak perempuannya. Tetapi ada satu yang mungkin saja  ia bawa tanpa ia ketahui: Virus HIV.
 
 
EPILOG
 
Adalah menyedihkan kalau oleh-oleh yang dibawa pulang sang ayah adalah “risiko” yang bisa diderita istri dan mungkin bayinya nanti. Mudah-mudahan ia membaca dan mengikuti pemberitaan tentang Tema Hari AIDS Sedunia tahun 2012 ini:  Lindungi Perempuan dan Anak Dari HIV dan AIDS”, atau mendengan ajakan Menkes kepada segenap masyarakat untuk menjaga kesehatan dan aktif melakukan pencegahan untuk melindungi diri dan keluarga. (IwMM)

1 comment:

ursuleyamada said...

Yukon Gold Casino | Review (2021) | Games - CasinoNow
Yukon Gold Casino. Play all the games like video slots, blackjack, roulette, video poker, video pokies and so much more on our site. casinosites We aim to 카지노사이트 provide you Support: Email


Most Recent Post