Monday, November 12, 2012

HIV: DIMANA BERADA DAN BAGAIMANA CARA PENULARANNYA





Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat hilang atau lemahnya daya tahan tubuh yang “acquired” atau “didapat”, bukan warisan atau diturunkan dari nenek moyang. Pertanyaan pertama tentunya: Diperolehnya dari mana? Dengan cara apa?
Guna memperoleh atau mendapat sesuatu, orang tentunya harus melakukan sesuatu di suatu tempat. Artinya ada “perilaku” manusia yang berperan. Contoh sederhana adalah orang lapar harus ada perilaku mencari makan. Berarti kita harus tahu dimana makanan bisa diperoleh, misalnya di meja makan di rumah, restoran, warung dan sebagainya. Demikian pula kita harus tahu bagaimana caranya supaya kita bisa memperoleh makanan tersebut: Tinggal ambil, karena memang milik kita, harus dibeli karena kita ingin menu yang ada di rumah makan atau mencuri kalau kita terlalu lapar dan tidak punya uang. Tentusaja masing-masing perilaku ada risikonya. Bila mau makan di luar tentunya harus yakin bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi. Bila mencuri ya harus siap kalau ditangkap polisi.
 
Hal yang sama berlaku untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Virus HIV ada pada tempat tertentu dalam tubuh manusia dan penularan terjadi kalau kita kontak dengan bagian tertentu tersebut dengan cara tertentu. Masalah paling besar yang kita hadapi bersama adalah: “Tempat tertentu dengan perilaku tertentu tersebut belum tentu semua orang tahu.” Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang benar kepada sasaran yang tepat mulai dari hulu sampai ke hilir, adalah kata kunci untuk mengatasi hal ini.
 
 
DIMANA HIV BERADA
 
Guna menjawab pertanyaan “HIV didapat dari mana?” tentunya harus tahu dimana HIV berada. HIV berada di dalam cairan tubuh mereka yang terinfeksi oleh HIV, tetapi bukan di sebarang tempat. Bukan di keringat sehingga kita takut bersalaman, berpelukan atau berenang bersama di kolam renang, bukan di ludah sehingga kita takut minum segelas bersama, bukan pula di air mata sehingga kita enggan mengusap air mata pengidap HIV yang menangis. HIV berada di 3 cairan tubuh manusia yang HIV positif yaitu:

1.    Darah
2.    Cairan sperma (laki-laki) atau cairan vagina (perempuan)
3.    Air susu ibu

Hanya tiga yang tersebut di atas apabila terinfeksi HIV amat potensial menularkan. Penularan akan terjadi apabila cairan terinfeksi tersebut ada dalam jumlah yang cukup dan memasuki aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV.
 
Bagaimana dengan cairan lainnya? Misal: Tinja, muntahan, ingus, ludah, keringat, air mata, dan air kencing? Tidak perlu dikhawatirkan. Dapat kita diabaikan “kecuali” cairan tersebut jelas-jelas tercampur darah dan terjadi kontak langsung yang nyata dengan kita.
 
 
BAGAIMANA CARA PENULARAN HIV
 
Tidak ada cara penularan lain selain kontak langsung dengan ketiga cairan yang telah disebut di atas, apabila cairan tersebut terinfeksi HIV, yaitu: darah, cairan sperma atau vagina dan air susu ibu. Perilaku macam apa yang membesarkan risiko kita tertular HIV dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Kontak dengan darah:
 
Ada banyak perilaku yang menyebabkan kita kontak dengan cairan darah. Anak SD pun bisa menjawab tentang transfusi darah. Oleh sebab itu sediaan darah donor, produk darah, jaringan transplantasi harus bebas HIV.
 
Masih adakah yang lain? Masih banyak. Tindik, tato (bukan tato yang dilukis tetapi yang ditusuk), tusuk jarum, kalau alat yang dipergunakan tidak sekali pakai, dengan kata lain “bekas dipakai orang lain” yang kemungkinan HIV positif, dapat menulari diri kita tanpa kita sadari.
 
Apa masih ada lagi? Masih! Penggunaan jarum suntik secara bergantian di kalangan pecandu narkotika suntik. Dapat dibayangkan bila satu jarum dipakai 10 orang secara bergantian sementara ada satu orang yang positif HIV. Cara ini amat berisiko karena kalau ada virus HIV maka ia akan langsung masuk aliran darah kita.
 
 
2. Kontak dengan cairan sperma atau vagina
 
Tidak ada cara lain selain melalui hubungan seksual tidak aman baik hubungan seks sejenis maupun dengan lain jenis, baik dengan cara oral, anal maupun genital. Hubungan seksual selalu menimbulkan perlukaan walau ukurannya “mikro”. Melalui perlukaan yang tidak terlihat tersebut cairan sperma atau vagina yang terinfeksi HIV dapat masuk ke dalam aliran darah kita.
 
Penderita penyakit menular seksual misalnya sifilis dan herpes misalnya wanita, amat rawan tertular karena adanya luka-luka di dinding vaginanya memudahkan virus HIV masuk. Ringkasnya semua perlukaan betapapun kecilnya kalau kontak dengan cairan sperma maupun vagina waktu melakukan hubungan seksual merupakan pintu masuk bagi virus HIV.
 
 
3. Penularan dari Ibu ke Bayi
 
Ibu yang positif HIV dapat menularkan ke bayi mulai dalam kandungan, proses melahirkan, persalinan dan selanjutnya setelah melahirkan melalui Air Susu Ibu (ASI) apabila ibu menyusui dengan ASI.
 
 
KESIMPULAN
 
Keberadaan HIV
Melihat cara penularan di atas, maka petugas kesehatan yang tidak melakukan “universal precaution” menjadi rawan tertular HIV. Risiko kontak dengan darah penderita yang dirawat cukup besar.
 
Dengan mengetahui Virus HIV ada dimana dan bagaimana cara penularannya sebenarnya kita sudah punya cukup pengetahuan untuk tidak tertular maupun menularkan virus HIV yang sampai sekarang belum ada vaksin untuk mencegahnya maupun obat untuk membunuh virusnya.

Ternyata dalam penyuluhan kesehatan, mengetahui dimana HIV berada belumlah cukup. Pertanyaan akan banyak dan petugas penyuluh yang tidak sabaran bisa kehilangan senyum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabnya dapat dibaca pada tulisan: Hal-hal yang tidak menularkan HIV/AIDS

Rujukan bacaan:
http://www.aids.gov/hiv-aids-basics/hiv-aids-101/overview/how-you-get-hiv-aids/index.html
http://www.avert.org/hiv.htm


1 comment:

Unknown said...

thank nice infonya, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2P5r7fo


Most Recent Post