Sunday, December 9, 2012

HIV/AIDS: DIFFICULT TO GET, UNCURABLE BUT EASY TO PREVENT


Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia 2012 maka berbagai Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia melakukan berbagai kegiatan di tempat masing-masing.
 
Terkait dengan hal ini, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok yang telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung Priok, antara lain pemeriksaan kesehatan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
 
Kiranya hal ini dapat diikuti oleh Syahbandar pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2012 antara lain gerak jalan dan penyuluhan kesehatan.
 
 
GERAK JALAN, KESEHATAN DAN SOLIDARITAS
 
Gerak jalan adalah salah satu kegiatan yang mempunyai efek ganda. Pertama untuk diri sendiri, jalan sehat merupakan bentuk aktifitas fisik yang murah, meriah sekaligus bermanfaat. Perlu diingat, salah satu penyebab meningkatnya Penyakit Tidak  Menular (PTM) adalah karena berkurangnya aktifitas fisik.
 
Yang kedua, gerak jalan rame-rame menunjukkan kebersamaan. Dalam momen ini tentunya ditujukan untuk menggalang kepedulian dan kebersamaan dalam menanggulangi HIV AIDS. Kita semua kenal “the red ribbon” atau pita merah, tetapi banyak yang tidak begitu memahami maknanya.
 
Pita merah bukanlah lambang ODHA tetapi merupakan “visual symbol” dukungan dan solidaritas  untuk (1) Care and concern, (2) Hope dan (3) Support. Bahwa kita peduli kepada ODHA maupun keluarganya, kita mempunyai harapan suatu saat HIV/AIDS dapat disembuhkan dan kita mendukung semua upaya yang dilakukan untuk mengendalikan HIV/AIDS. Mengenai arti pita merah dapat dibaca pada tulisan HIV/AIDS: Makna “The Red Ribbon
 
Gerak jalan sambil memberikan penyuluhan akan amat mendukung upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat, yang sampai saat ini belum mencapai harapan. Sebagai gambaran, menurut rapid Survey tahun 2011 prosentase penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV baru mencapai 20,6 %.   
 
 
PENULARAN HIV DAPAT DICEGAH
 
Prof. Tjandra pernah menyampaikan bahwa sesuai kesepakatan global maka tujuan jangka panjang Pengendalian HIV/AIDS adalah mencapai “Tiga Zero”. Zero transmission, Zero discrimination dan Zero AIDS related death. Dapat kita lihat bahwa “zero transmission” adalah sesuatu yang paling mungkin dicapai lebih dahulu, dengan satu syarat tentunya: Orang harus tahu cara penularan HIV/AIDS. Dapat dibaca di HIV: Dimana berada dan bagaimana cara penularannya. Pada kesempatan ini pula , mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Bukit Kapur, Riau tahun 1981-1983 ini menegaskan bahwa AIDS dapat dicegah.
 
Memang benar, saya juga pernah membaca sebuah tulisan: "AIDS, Difficult to get, still Uncurable, but Easy to prevent". Jadi sangan mudah dicegah, tentunya sepanjang kita tahu bagaimana cara penularannya. Dalam hal ini Prof Tjandra menjelaskan bahwa saat ini penularan dengan proporsi terbesar adalah penularan melalui hubungan seksual (heteroseks) sebesar 67% dan 22% melalui penggunaan jarum pengguna narkoba suntik. Beliau juga menjelaskan mengenai tingkat epidemi di Indonesia saat ini dalam posisi terkonsentrasi, artinya prevalensinya tinggi pada kelompok masyarakat tertentu.
 
Sebagai catatan, ada tiga tingkat epidemi, yaitu “Low” dengan indikator proksi prevalensi pada subpopulasi risiko tinggi tidak melebihi 5%; “concentrated dengan indikator proksi prevalensi lebih dari 5% pada sedikitnya satu subpopulasi risiko tinggi dan dibawah 1% pada populasi umum (15-45 tahun) di daerah perkotaan, dan “generalized” dengan indikator proksi prevalensi HIV secara konsisten di atas 1% pada ibu hamil.
 
 
EPILOG
 
Prof. Tjandra menyimpulkan dua hal, pertama bahwa HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan penting dan yang kedua adalah bagi kita bersama. Dua kata kunci “penting” dan “bersama”. Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok dalam hal ini salah satu contoh. Contoh yang lain tentu saja banyak, tetapi yang belum mencontoh tentunya perlu mencontoh kepedulian dan kebersamaannya. KKP merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di wilayah pelabuhan. Kiranya lagu “Mars KKP” di bawah ini senantiasa menyemangati (IwMM)

No comments:


Most Recent Post