Dalam rangka memperingati Hari AIDS
sedunia 2012 maka berbagai Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia
melakukan berbagai kegiatan di tempat masing-masing.
Terkait dengan hal ini, Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama
menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok yang
telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Kelas I Tanjung Priok, antara lain pemeriksaan kesehatan Infeksi Menular
Seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
Kiranya hal ini dapat diikuti oleh Syahbandar
pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada
tanggal 7 Desember 2012 antara lain gerak jalan dan penyuluhan kesehatan.
GERAK JALAN, KESEHATAN DAN SOLIDARITAS
Gerak jalan adalah salah satu kegiatan
yang mempunyai efek ganda. Pertama untuk diri sendiri, jalan sehat merupakan
bentuk aktifitas fisik yang murah, meriah sekaligus bermanfaat. Perlu diingat, salah satu penyebab meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah karena berkurangnya aktifitas
fisik.
Yang kedua, gerak jalan rame-rame menunjukkan
kebersamaan. Dalam momen ini tentunya ditujukan untuk menggalang kepedulian dan
kebersamaan dalam menanggulangi HIV AIDS. Kita semua kenal “the red ribbon” atau pita merah, tetapi banyak yang tidak begitu
memahami maknanya.
Pita merah bukanlah lambang ODHA tetapi merupakan “visual
symbol” dukungan dan solidaritas untuk (1) Care and concern, (2) Hope dan
(3) Support. Bahwa kita peduli kepada
ODHA maupun keluarganya, kita mempunyai harapan suatu saat HIV/AIDS dapat
disembuhkan dan kita mendukung semua upaya yang dilakukan untuk mengendalikan
HIV/AIDS. Mengenai arti pita merah dapat dibaca pada tulisan HIV/AIDS: Makna “The Red Ribbon”
Gerak jalan sambil memberikan
penyuluhan akan amat mendukung upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat, yang sampai
saat ini belum mencapai harapan. Sebagai gambaran, menurut rapid Survey tahun 2011
prosentase penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif
tentang HIV baru mencapai 20,6 %.
PENULARAN HIV DAPAT DICEGAH
Prof. Tjandra pernah menyampaikan
bahwa sesuai kesepakatan global maka tujuan jangka panjang Pengendalian
HIV/AIDS adalah mencapai “Tiga Zero”. Zero transmission, Zero discrimination
dan Zero AIDS related death. Dapat kita lihat bahwa “zero transmission” adalah sesuatu
yang paling mungkin dicapai lebih dahulu, dengan satu syarat tentunya: Orang
harus tahu cara penularan HIV/AIDS. Dapat dibaca di HIV: Dimana berada dan bagaimana cara penularannya. Pada kesempatan ini pula , mantan Kepala Puskesmas
Kecamatan Bukit Kapur, Riau tahun 1981-1983 ini menegaskan bahwa AIDS dapat
dicegah.
Memang benar, saya juga pernah membaca sebuah tulisan: "AIDS,
Difficult to get, still Uncurable, but Easy to prevent". Jadi sangan
mudah dicegah, tentunya sepanjang kita tahu bagaimana cara penularannya. Dalam hal
ini Prof Tjandra menjelaskan bahwa saat ini penularan dengan proporsi terbesar
adalah penularan melalui hubungan seksual (heteroseks) sebesar 67% dan 22%
melalui penggunaan jarum pengguna narkoba suntik. Beliau juga menjelaskan
mengenai tingkat epidemi di Indonesia saat ini dalam posisi terkonsentrasi,
artinya prevalensinya tinggi pada kelompok masyarakat tertentu.
Sebagai
catatan, ada tiga tingkat epidemi, yaitu “Low”
dengan indikator proksi prevalensi pada subpopulasi risiko tinggi tidak
melebihi 5%; “concentrated” dengan indikator proksi prevalensi lebih dari 5%
pada sedikitnya satu subpopulasi risiko tinggi dan dibawah 1% pada populasi
umum (15-45 tahun) di daerah perkotaan, dan “generalized” dengan indikator
proksi prevalensi HIV secara konsisten di atas 1% pada ibu hamil.
EPILOG
Prof.
Tjandra menyimpulkan dua hal, pertama bahwa HIV/AIDS merupakan masalah
kesehatan penting dan yang kedua adalah bagi kita bersama. Dua kata kunci “penting”
dan “bersama”. Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok dalam hal ini salah satu
contoh. Contoh yang lain tentu saja banyak, tetapi yang belum mencontoh
tentunya perlu mencontoh kepedulian dan kebersamaannya. KKP merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di
wilayah pelabuhan. Kiranya lagu “Mars KKP” di bawah ini senantiasa menyemangati (IwMM)
No comments:
Post a Comment