Prong
1 adalah untuk wanita usia reproduktif, atau usia subur. Upaya apa yang
dilakukan pada prong 1 dapat dibaca pada posting Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (2) “Prong 1” dari PMTCT (Bagian pertama) dan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (3) “Prong 1” dari PMTCT (Bagian kedua).
Adapun
Prong ke dua adalah kegiatan dukungan dan konseling untuk untuk wanita usia
reproduktif yang HIV positif sehingga mereka dapat mengambil keputusan guna
kebaikan masa depan kehidupan reproduksi mereka. Dengan perhatian khusus kepada
upaya mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Prong
2: Providing
appropriate counselling and support to women living with HIV to enable them
make an informed decision about their future reproductive life, with special
attention to preventing unintended pregnancies.
Dapat
dilihat pada bagan di bawah, bahwa di Prong 2 perjalanan kita belum sampai
kepada wanita hamil. Oleh sebab itu upaya pada prong 1 dan prong 2 punya peran
yang amat penting.
MENCEGAH KEHAMILAN YANG TIDAK
DIRENCANAKAN
Pada
Prong 2 kita akan bertemu dengan wanita yang HIV positif: Bisa belum
berkeluarga, bisa sudah berkeluarga. Yang belum berkeluarga suatu saat akan
menikah, dan punya anak. Demikian pula yang sudah berkeluarga, ada yang belum
punya anak dan ingin anak, bisa juga ingi menambah anak.
Sebetulnya
tidak ada masalah kesehatan bagi wanita dengan HIV positif sepanjang ia berobat
dengan ARV terus-menerus, apalagi kalau ia memulai pengobatan dengan ARV sejak
dini pada saat jumlah sel CD4 masih baik (350/mm kubik).
Yang
jadi masalah adalah kalau ia ingin anak dan hamil. (Dapat dibaca di PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (3): HIV DAN KEHAMILAN) Harus yakin betul bahwa CD4 Count tinggi
dan Viral Load rendah. (Dapat dibaca di HIV/AIDS: CD4 Count dan Viral Load). Disamping
itu ia harus siap sampai anak lahir dan memberi makan bayinya. Bila belum siap,
sebaiknya berupaya untuk menunda keinginan punya anak dengan metoda keluarga
berencana. Dalam hal ini Klinik KB (Keluarga Berencana) merupakan jejaring dan
bagian dari pelayanan PMTCT
Foto
Billboard dari Malawi di atas adalah contoh penyuluhan yang bagus: “Children
by Choice Not Chance”.
MANFAAT PROGRAM KELUARGA BERENCANA
BAGI WANITA HIV POSITIF
Pelayanan
KB adalah bagian dari pelayanan komprehensif untuk mencegah penularan dari Ibu
(HIV positif) kepada janin dalam kandungannya. Melalui konseling KB yang
bermutu dan penyediaan alat kontrasepsi (KB) yang aman dan efektif akan
membantu wanita dengan HIV positif memetik manfaat untuk dirinya, anaknya dan
keluarganya, karena ia telah paham bahwa:
1. HIV dapat menginfeksi janin dalam
kandungannya
2. Wanita yang baru terinfeksi HIV
risikonya besar untuk menularkan HIV pada bayinya (karena Viral Load tinggi
pada awal infeksi HIV)
3. Dengan jumlah sel CD4 yang tinggi dan
stabil, demikian pula Viral Load yang
rendah plus kesehatan umum yang baik, Ibu bisa hamil dengan aman
4. Bila kondisi belum memungkinkan untuk
hamil, lebih baik menunda kehamilan, sampai kondisi memungkinkan
5. Alat kontrasepsi (KB) yang aman dann
efektif tersedia secara cuma-cuma
6. Ibu (HIV positif) yang hamil bisa
melahirkan bayi HIV negatif dengan mengikuti prosedur PMTCT
7. Disamping itu dengan mengikuti program
KB kelahiran bisa dijarangkan, Ibu punya peluang untuk meningkatkan kesehatan
dan mengurus keluarga.
Satu
hal yang perlu menjadi perhatian bahwa kehamilan dan keluarga berencana
melibatkan dua orang yaitu: Suami dan isteri. Oleh sebab itu dalam konseling KB
perlu dihadiri keduanya. Dukungan suami dalam hal ini amat menentukan.
KONSELING KB
Semua
wanita tanpa melihat status HIVnya mempunyai hak untuk menentukan pilihannya
sendiri. Mau hamil atau tidak hamil, mau KB atau tidak, kalau mau KB pakai alat
apa. Dalam kaitan dengan status HIV, sebenarnya juga sama saja: Wanita yang
menderita Kencing Manis, TB, Darah Tinggi, dll termasuk HIV positif. Sebelum
hamil harus memikirkan lebih dulu mengenai kesehatan dirinya dan kesehatan bayi
yang akan dilahirkan.
Khusus
mengenai HIV, di atas telah dijelaskan bahwa HIV dan kehamilan keduanya saling
mempengaruhi dan hasilnya berpeluang melahirkan bayi HIV positif. Oleh sebab
itu konselor harus mampu meyakinkan wanita tersebut, melalui skill komunikasi
yang baik dan etis, memberikan informasi yang faktual, tidak bias dan
komprehensif. Dukungan suami amat diperlukan, oleh sebab itu konseling
sebaiknya dilakukan bukan kepada perorangan tetapi kepada pasangan suami
isteri.
RUJUKAN
BACAAN
Prevention of Mother-to-Child
Transmission of HIV Generic Training Package, WHO/CDC
No comments:
Post a Comment