Monday, May 20, 2013

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (5): “PRONG 2” DARI PMTCT (BAGIAN KEDUA)

Telah dijelaskan pada bagian pertama tulisan ini PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (4): “PRONG 2” DARI PMTCT (BAGIAN PERTAMA) bahwa Prong ke dua adalah kegiatan dukungan dan konseling untuk untuk wanita usia reproduktif yang HIV positif sehingga mereka dapat mengambil keputusan guna kebaikan masa depan kehidupan reproduksi mereka. Dengan perhatian khusus kepada upaya mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
 
Prong 2: Providing appropriate counselling and support to women living with HIV to enable them make an informed decision about their future reproductive life, with special attention to preventing unintended pregnancies.
 
Bila pada tulisan pertama menjelaskan “perlunya keluarga berencana” maka pada tulisan ke dua ini mengurai langkah-langkah yang diperlukan untuk konseling KB pada Wanita dengan HIV positif.

 
 
LANGKAH-LANGKAH KONSELING KB
 
Terkait dengan wanita yang HIV positif, terdapat tiga langkah utama dalam pelaksanaan konseling yaitu: (1) Membahas HIV dan kehamilan; (2) Membahas metode KB yang akan dipilih; (3) membahas HIV dan Fertilitas
 
 
1. HIV DAN KEHAMILAN
 
Merupakan langkah pertama konseling KB dengan wanita HIV positif. Beberapa hal yang perlu dibahas adalah:

·         Kehamilan tidak memperberat perjalanan infeksi HIV. Tetapi wanita dengan HIV positif berbeda dengan wanita dengan HIV negatif karena ia dapat melahirkan bayi yang HIV positif

·         Wanita dengan HIV positif dapat menularkan ke bayinya selama kehamilan, persalinan dan menyusui. Penting bagi seorang wanita hamil yang HIV positif untuk rajin kontrol di klinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), mengikuti program PMTCT dan mendapatkan pengobatan ARV secara teratur serta mendapatkan dukungan dan perawatan

·         Siap merawat dan membesarkan anak, dan bisa menerima realitas andaikan mempunyai anak yang kurang sehat karena kemungkinan seperti ini bisa saja terjadi. Dengan PMTCT yang baik risiko penularan dari ibu ke anak bisa ditekan sampai dibawah 5% bukan 100 %

 
2. PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
 
Pada prinsipnya semua metode kontrasepsi, misalnya: Kondom (pria maupun wanita), hormonal, IUD, menyusui, dan sterilisasi aman untuk digunakan wanita dengan HIV positif.

a. Metode kontrasepsi yang dianjurkan

·         Kondom memberikan proteksi ganda. Disamping mencegah kehamilan juga memberikan perlindungan terhadap penularan IMS (Infeksi Menular seksual) dan mengurangi risiko penularan HIV.  Mengenai IMS, mengingat antara IMS dan HIV saling mempengaruhi maka Wanita dengan HIV positif perlu dilindungi dari IMS.

·         Kontrasepsi Hormonal misalnya “pil” atau “suntik” (Depo Provera) amat efektif untuk mencegah kehamilan. Dua hal yang perlu diperhatikan adalah (1) Kemungkinan adanya interaksi antara kontrasepsi hormonal dan obat ARV tertentu yang digunakan. Dalam hal ini sebaiknya menggunakan back up kontrasepsi, misalnya menggunakan kondom.  (2) Demikian pula untuk wanita (HIV positif maupun negatif) yang menderita TB dan mendapatkan pengobatan dengan Rifampisin.  Perlu back up dengan kondom karena rifampisin mengurangi potensi kontrasepsi hormonal tertentu.

·         IUD atau Spiral amat efektif untuk wanita dengan HIV positif yang mendapatkan terapi ARV. IUD tidak dianjurkan untuk wanita dengan HIV tahap lanjut yang tidak mendapatkan terapi ARV.

·         Laktasi (menyusui) adalah metode kontrasepsi sementara. Mampu mengurangi risiko kehamilan sampai 1 atau 2 persen tetapi harus bisa memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) Menyusui paling lama 6 bulan; (2) Memberikan ASI Eksklusif yaitu hanya menyusui dengan ASI saja tanpa tambahan yang lain-lain, dan (3) Tidak mengalami menstruasi selama periode itu. metode ini sifatnya sementara jadi harus dipikirkan untuk segera memilih metode kontrasepsi lainnya.

·         Sterilisasi adalah metode paling efektif bila wanita sudah tidak ingin punya anak lagi.


b. Metode kontrasepsi yang tidak dianjurkan

·         Pantang berkala dan metode suhu tubuh basal tidak dianjurkan karena pada wanita dengan HIV positif yang mendapatkan pengobatan dengan ARV bisa terjadi perubahan siklus menstruasi dan kenaikan suhu tubuh

·         Spermisida atau diafragma dengan spermisida (misalnya foam, gel, krim, supositoria) juga tidak dianjurkan pemakaiannya untuk wanita dengan HIV positif karena justru memuedahkan transmisi HIV


3. HIV DAN FERTILITAS

HIV dapat menurunkan kesuburan tetapi pengobatan dengan ARV akan meningkatkan kesuburan. Hal ini perlu diketahui wanita yang mendapatkan terapi ARV bahwa kesuburannya bisa kembali. Oleh sebab itu metode keluarga berencana perlu benar-benar diperhatikan


KESIMPULAN

Prong 2 adalah untuk wanita dengan HIV positif, sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga, yang saat ini tidak dalam keadaan hamil. Diantara mereka ada yang ingin anak ada juga yang merasa sudah cukup anak. Bagi yang sudah tidak ingin anak, paling bagus adalah sterilisasi. Bagi yang masih ingin anak, maka fisik dan mental harus disiapkan. Guna menyiapkan kondisi fisik dan mental disarankan untuk menunda kehamilan. Untuk itu disarankan mengikuti program keluarga berencana. Setelah benar-benar siap mereka akan hamil dan masuk dalam pelayanan Prong 3.

Dilanjutkan ke PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (6): “PRONG 3” DARI PMTCT (BAGIAN PERTAMA)

RUJUKAN BACAAN

http://www.unicef.org/aids/index_preventionyoung.html
http://www.who.int/hiv/pub/toolkits/PMTCT%20HIV%20Dept%20brief%20Oct%2007.pdf
Prevention of Mother-to-Child Transmission of HIV Generic Training Package,  WHO/CDC



No comments:


Most Recent Post