Tuesday, May 14, 2013

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (2): "PRONG 1" DARI PMTCT (BAGIAN PERTAMA)

Secara umum dalam pengendalian penyakit kita mengenal pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer adalah upaya promotif dan preventif guna mengupayakan orang sehat tetap sehat, bahkan semakin sehat sehingga tidak jatuh sakit.
 
Kita kenal istilah penyuluhan kesehatan, jamban keluarga, perbaikan gizi, cuci tangan sebelum makan, imunisasi dll. Semuanya merupakan upaya pencegahan primer. Sebagai catatan karena belum ada Vaksin untuk mencegah HIV maka dalam pencegahan primer untuk HIV pada masa sekarang ini, kita belum bisa bicara tentang vaksin.
 
Pencegahan primer merupakan cara paling efektif guna mencegah penularan penyakit sekaligus meminimalkan dampak negatif pada individu, keluarga dan masyarakat. Dengan pencegahan primer yang baik dan konsisten maka beban pada pencegahan sekunder dan tersier akan lebih ringan. Oleh sebab itu dalam respons kita terhadap HIV maka pencegahan primer harus menjadi bagian yang paling utama.

Prong 1: Primary prevention of HIV among women of reproductive age within services related to reproductive health such as antenatal care, postpartum/natal care and other health and HIV service delivery points, including working with community structures

Tulisan ini adalah lanjutan dari PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (1): OVERVIEW yang menjelaskan empat prong (elemen) yang merupakan intervensi kunci dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak, yang secara ringkas dapat dilihat pada bagan di bawah
 
 
 
MENGETAHUI CARA PENULARAN, MODAL UTAMA PENCEGAHAN PRIMER
 
Hampir semua orang sudah tahu hal-hal yang menularkan HIV dan hal-hal yang tidak menularkan HIV. Media penular adalah darah, cairan sperma (pria) atau cairan vagina (wanita) dan air susu ibu, yang semuanya harus terdapat pada orang dengan HIV positif. Mengenai hal ini dapat dirujuk kembali pada tulisan HIV: Dimana berada dan bagaimana cara penularannya dan tulisan Hal-hal yang tidak menularkan HIV.
 
Dalam kaitan dengan Penularan dari Ibu ke anak, seorang wanita dapat tertular dari suami atau pasangannya yang HIV positif, dari penggunaan bersama jarum suntik kalau ia pecandu narkotik suntik, atau kontak dengan darah misalnya darah tranfusi, alat tindik, alat tato yang terpapar HIV.
 
Di negara kita pada awal masuknya HIV sekitar tahun 1987 proporsi terbesar cara penularan adalah melalui hubungan seks homoseksual. Dalam perjalanan waktu  dewasa ini proporsi penularan terbesar adalah melalui hubungan seks heteroseksual. Penularan melalui hubungan seks heteroseksual (antara laki-laki dan perempuan) membawa risiko kalau perempuan tersebut hamil, dapat melahirkan bayi yang HIV Positif.
 
Data s/d tahun 2012 dari Subdit Pengendalian AIDS dan PMS Kemenkes RI menunjukkan bahwa proporsi penularan melalui hubungan seks heteroseksual adalah 58,7% dan penularan dari ibu ke anak sebesar 2,7%.  Suatu hal yang tidak boleh kita anggap enteng.
 
 
PRONG 1: UNTUK WANITA USIA REPRODUKTIF
 
Wanita usia reproduktif tentunya meliputi semua wanita tanpa melihat status pernikahannya. Sebaiknya di prong 1 inilah wanita melakukan tes HIV. Kalau positif maka ia masuk ke ranah prong 2.
 
 
1. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KONSELING
 
Prong 1 adalah upaya di hulu supaya wanita yang HIV negatif tetap negatif selamanya. Untuk itu dilakukan upaya promotif guna meningkatkan pengetahuan komprehensifnya tentang HIV dan AIDS sehingga ia mampu melakukan upaya pencegahan agar tidak terinfeksi HIV.
 
Konseling mohon jangan diartikan secara sempit hanya untuk urusan AIDS saja. Konseling secara sederhana dapat diartikan komunikasi dua arah antara klien dan konselor, untuk kepentingan dan kebaikan klien, dalam hal apa saja. Dapat kita baca definisi Counselling di Merriam-Webster dictionary sebagai berikut:
 
Professional guidance of the individual by use of standard psychological methods such as collecting case-history data, using various techniques of the personal interview, and testing interests and aptitudes. The counselor's goal is generally to orient the individual toward opportunities that can best guarantee fulfillment of his personal needs and aspirations. The counselor usually attempts to clarify the client's own thinking rather than to solve his problems. Professional counselors (such as educational guidance and career counselors) and counseling psychologists (such as marriage and bereavement counselors) are found in a wide variety of institutional settings and in private practice. (Concise Encyclopedia)
 
Dalam kaitan dengan intervensi di Prong 1 untuk pencegahan penularan dari Ibu ke Anak (PMTCT) maka konseling dapat dilakukan dimana saja: Di rumah sakit, klinik KIA, klinik IMS, klinik KB, dll. Dengan konseling diharapkan tumbuh dalam diri klien keinginan untuk melakukan testing HIV (Client Iniciated). Walaupun tidak tertutup kemungkinan bahwa inisiasi berasal dari petugas (Provider Initiated) terutama bila dari hasil wawancara mengarah ke kemungkinan bahwa klien berisiko terinfeksi HIV.
 
Mengetahui status HIV lebih baik daripada tidak tahu. Yang negatif bisa menjaga agar tetap negatif, yang positif bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan, dalam hal ini supaya melahirkan bayi yang HIV negatif. Tes HIV sama saja dengan tes yang lain. Kalau wanita sebelum hamil melakukan tes untuk toksoplasma, mengapa tidak sekalian tes untuk HIV. Toksoplasma dan HIV sama-sama bisa mempengaruhi janin dalam kandungan.
 
 
 
RUJUKAN BACAAN
 
Prevention of Mother-to-Child Transmission of HIV Generic Training Package,  WHO/CDC
 

No comments:


Most Recent Post