Secara
umum dalam pengendalian penyakit kita mengenal pencegahan primer, sekunder dan
tersier. Pencegahan primer adalah upaya promotif dan preventif guna
mengupayakan orang sehat tetap sehat, bahkan semakin sehat sehingga tidak jatuh
sakit.
Kita
kenal istilah penyuluhan kesehatan, jamban keluarga, perbaikan gizi, cuci
tangan sebelum makan, imunisasi dll. Semuanya merupakan upaya pencegahan
primer. Sebagai catatan karena belum ada Vaksin untuk mencegah HIV maka dalam
pencegahan primer untuk HIV pada masa sekarang ini, kita belum bisa bicara
tentang vaksin.
Pencegahan
primer merupakan cara paling efektif guna mencegah penularan penyakit sekaligus
meminimalkan dampak negatif pada individu, keluarga dan masyarakat. Dengan
pencegahan primer yang baik dan konsisten maka beban pada pencegahan sekunder
dan tersier akan lebih ringan. Oleh sebab itu dalam respons kita terhadap HIV
maka pencegahan primer harus menjadi bagian yang paling utama.
Prong 1: Primary prevention of HIV among women of reproductive age within services related to reproductive health such as antenatal care, postpartum/natal care and other health and HIV service delivery points, including working with community structures
Tulisan ini adalah lanjutan dari PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (1): OVERVIEW yang menjelaskan empat prong (elemen) yang merupakan intervensi kunci dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak, yang secara ringkas dapat dilihat pada bagan di bawah
Prong 1: Primary prevention of HIV among women of reproductive age within services related to reproductive health such as antenatal care, postpartum/natal care and other health and HIV service delivery points, including working with community structures
Tulisan ini adalah lanjutan dari PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (1): OVERVIEW yang menjelaskan empat prong (elemen) yang merupakan intervensi kunci dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak, yang secara ringkas dapat dilihat pada bagan di bawah
MENGETAHUI CARA PENULARAN, MODAL UTAMA
PENCEGAHAN PRIMER
Hampir
semua orang sudah tahu hal-hal yang menularkan HIV dan hal-hal yang tidak
menularkan HIV. Media penular adalah darah, cairan sperma (pria) atau cairan
vagina (wanita) dan air susu ibu, yang semuanya harus terdapat pada orang
dengan HIV positif. Mengenai hal ini dapat dirujuk kembali pada tulisan HIV: Dimana berada dan bagaimana cara penularannya dan tulisan Hal-hal yang tidak menularkan HIV.
Dalam
kaitan dengan Penularan dari Ibu ke anak, seorang wanita dapat tertular dari
suami atau pasangannya yang HIV positif, dari penggunaan bersama jarum suntik
kalau ia pecandu narkotik suntik, atau kontak dengan darah misalnya darah
tranfusi, alat tindik, alat tato yang terpapar HIV.
Di negara kita pada awal
masuknya HIV sekitar tahun 1987 proporsi terbesar cara penularan adalah melalui
hubungan seks homoseksual. Dalam perjalanan waktu dewasa ini proporsi penularan terbesar adalah
melalui hubungan seks heteroseksual. Penularan melalui hubungan seks
heteroseksual (antara laki-laki dan perempuan) membawa risiko kalau perempuan
tersebut hamil, dapat melahirkan bayi yang HIV Positif.
Data
s/d tahun 2012 dari Subdit Pengendalian AIDS dan PMS Kemenkes RI menunjukkan bahwa
proporsi penularan melalui hubungan seks heteroseksual adalah 58,7% dan penularan
dari ibu ke anak sebesar 2,7%. Suatu hal
yang tidak boleh kita anggap enteng.
PRONG 1: UNTUK WANITA USIA REPRODUKTIF
Wanita
usia reproduktif tentunya meliputi semua wanita tanpa melihat status
pernikahannya. Sebaiknya di prong 1 inilah wanita melakukan tes HIV. Kalau
positif maka ia masuk ke ranah prong 2.
1. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KONSELING
Prong
1 adalah upaya di hulu supaya wanita yang HIV negatif tetap negatif selamanya.
Untuk itu dilakukan upaya promotif guna meningkatkan pengetahuan
komprehensifnya tentang HIV dan AIDS sehingga ia mampu melakukan upaya
pencegahan agar tidak terinfeksi HIV.
Konseling
mohon jangan diartikan secara sempit hanya untuk urusan AIDS saja. Konseling
secara sederhana dapat diartikan komunikasi dua arah antara klien dan konselor,
untuk kepentingan dan kebaikan klien, dalam hal apa saja. Dapat kita baca definisi
Counselling di Merriam-Webster dictionary sebagai berikut:
Professional
guidance of the individual by use of standard psychological methods such as
collecting case-history data, using various techniques of the personal
interview, and testing interests and aptitudes. The counselor's goal is
generally to orient the individual toward opportunities that can best guarantee
fulfillment of his personal needs and aspirations. The counselor usually
attempts to clarify the client's own thinking rather than to solve his
problems. Professional counselors (such as educational guidance and career
counselors) and counseling psychologists (such as marriage and bereavement
counselors) are found in a wide variety of institutional settings and in
private practice. (Concise Encyclopedia)
Dalam
kaitan dengan intervensi di Prong 1 untuk pencegahan penularan dari Ibu ke Anak
(PMTCT) maka konseling dapat dilakukan dimana saja: Di rumah sakit, klinik KIA,
klinik IMS, klinik KB, dll. Dengan konseling diharapkan tumbuh dalam diri klien
keinginan untuk melakukan testing HIV (Client Iniciated). Walaupun tidak
tertutup kemungkinan bahwa inisiasi berasal dari petugas (Provider Initiated)
terutama bila dari hasil wawancara mengarah ke kemungkinan bahwa klien berisiko
terinfeksi HIV.
Mengetahui
status HIV lebih baik daripada tidak tahu. Yang negatif bisa menjaga agar tetap
negatif, yang positif bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan, dalam hal
ini supaya melahirkan bayi yang HIV negatif. Tes HIV sama saja dengan tes yang
lain. Kalau wanita sebelum hamil melakukan tes untuk toksoplasma, mengapa tidak
sekalian tes untuk HIV. Toksoplasma dan HIV sama-sama bisa mempengaruhi janin
dalam kandungan.
Tulisan
ini adalah bagian pertama dan dilanjutkan
ke PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (3): "PRONG 2" DARI PMTCT (BAGIAN KE DUA)
RUJUKAN BACAAN
Prevention of Mother-to-Child Transmission
of HIV Generic Training Package, WHO/CDC
No comments:
Post a Comment