Dulu
kita sering mendengar kalimat “Mencegah lebih baik daripada mengobati” tetapi
orang lebih suka mengobati daripada mencegah. Pada tahun 2011 kita mulai
mendengar kalimat “Mengobati adalah mencegah” khususnya apabila kita bicara
tentang HIV dan AIDS. Kelihatannya agak tidak umum.
Treatment
is prevention, bahwa ARV mempunyai manfaat ganda disamping mengobati juga
mencegah, pada awalnya memang mengundang
perdebatan seru di kalangan para peneliti yang berkecimpung dalam bidang HIV
AIDS.
Ada
yang dengan mudah memahaminya, mengingat ARV mampu menurunkan “Viral Load” yang
berarti mengurangi infektifitas, ada juga yang meragukan karena belum
dibuktikan secara ilmiah. Kritikan keras pun mengalir (dengan kata-kata dalam
bahasa inggris antara lain: Inconclusive, irresponsible, dangerous, misleading
dan appalling). Bahkan WHO dan Joint United Nations Programme on HIV/AIDS pun
memperingatkan supaya berhati-hati: bagaimanapun rendahnya Viral Load, Cairan
sperma dan vagina tetap berpeluang membawa HIV. Kondom supaya tidak
ditinggalkan. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
BREAKTHROUGH
(TEROBOSAN) OF THE YEAR
Adalah
sebuah penelitian dikenal dengan nama “The
HPTN 052 Clinical Trial“ yang dilakukan oleh NIAID (National Institute of Allergy
and Infectious diseases) yang merupakan bagian dari NIH (National Institute of
Health).
Hasil
penelitian yang dipimpin Myron Cohen ini diumumkan untuk pertamakalinya pada
bulan Mei tahun 2011 dan dipublikasikan di New England Journal of Medicine
tanggal 11 Agustus 2011. Penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa Penggunaan ARV disamping bermanfaat bagi orang dengan HIV
juga mengurangi risiko penularan sampai 96 persen di kalangan individu
heteroseksual. Dengan kata lain pengobatan sekaligus bisa merupakan pencegahan.
Begitu
hebatnya penemuan ini, karena membawa harapan baru dalam pengendalian epidemi HIV
maka Science Magazine pada tanggal 23 Desember
menetapkan sebagai “Breakthrough of the Year”. (Breakthrough: Terobosan)
SEKILAS TENTANG HPTN 052
Di
atas telah disebutkan bahwa penelitian ini dilaksanakan oleh NIAID dan dipimpin
oleh Myron Cohen. Dimulai tahun 2005 dengan partisipan sejumlah 1763 pasangan
hereroseksual dari beberapa negara, yaitu: Botswana, Brazil, India, Kenya,
Malawi, South Africa, the United States dan Zimbabwe.
Setiap
pasangan salah satunya adalah HIV positif. Penelitian dibagi dalam dua
kelompok, dimana pada kelompok pertama anggotanya adalah pasangan yang segera
memulai pengobatan dengan kombinasi ARV pada saat CD4 Count-nya masih bagus, sedang
kelompok kedua adalah yang memulai pengobatan dengan CD4 Count dibawah 250 per
milimeter kubik.
Penelitian
dijadwalkan sampai dengan tahun 2015, tetapi independent data and safety monitoring
board (DSMB) yang melakukan review pada bulan Mei 2011 menemukan bahwa dari 28 kasus
yang tertular hanya satu yang berasal dari kelompok pertama, maka DSMB meninta
untuk segera dilakukan “Public Release”.
Melalui
HPTN 052 dapat disimpulkan bahwa apabila pengobatan dengan ARV dimulai sedini
mungkin maka risiko menularkan virus kepada pasangan heteroseksual berkurang
sampai 96 persen.
HPTN
052 juga menunjukkan bila pengobatan dengan ARV dapat diberikan kepada orang dengan
HIV dalam proporsi yang besar dan viral load bisa turun sampai tidak terdeteksi
maka risiko penularan akan menjadi amat rendah dan epidemi HIV pun akan
berhenti. Dari sudut kesehatan masyarakat maka hal ini dapat kita katakan
sebagai penurunan “Community Viral Load”
BEBERAPA
UNGKAPAN OPTIMISME
The
HPTN 052 study convincingly demonstrated that antiretroviral medications can
not only treat but also prevent the transmission of HIV infection among
heterosexual individuals," (Anthony S. Fauci, M.D., the NIAID Director)
“People were interested in the idea of treatment as prevention, but it
created a hurricane-force wind behind the strategy, (Myron Cohen, an HIV/AIDS
researcher at the University of North Carolina, Chapel Hill, who heads the
ongoing HPTN 052 trial)
HPTN 052 has persuaded leaders such as U.S. President Barack Obama—whose
administration recently announced a policy goal of creating “an AIDS-free
generation”—to take action. (Julio Montaner, a prominent advocate of the
strategy at the University of British Columbia, Vancouver, in Canada)
“It has had an impact on our vision for the future,” (Prof. Françoise Barré-Sinoussi, a virologist
at the Pasteur Institute in Paris)
“This breakthrough is a serious game changer
and will drive the prevention revolution forward. It makes HIV treatment a new
priority prevention option.” (Michel Sidibé, the Executive Director of UNAIDS)
KESIMPULAN:
HPTN 052 membawa harapan baru, bahwa mengakhiri epidemi HIV bukan lagi
angan-angan tetapi sudah diambang realita. Walau demikian Dr. Fauci
mengingatkan bahwa metode pencegahan yang sudah ada jangan ditinggalkan; yang
jelas sekarang “tool” kita menjadi semakin banyak dan akan mampu menghasilkan
dampak nyata dalam pengendalian pandemi HIV.
"On its own, treatment as prevention is not going to solve
the global HIV/AIDS problem. Yet when used in combination with other HIV
prevention methods — such as knowing one's HIV status through routine testing,
proper and consistent condom use, behavioral modification, needle and syringe
exchange programs for injection drug users, voluntary, medically supervised
adult male circumcision, preventing mother-to-child transmission, and, under
some circumstances, antiretroviral use among HIV-negative individuals — we now
have a remarkable collection of public health tools that can make a significant
impact on the HIV/AIDS pandemic."
Apakah gaung “Treatment for prevention” ini sampai juga ke Indonesia? Kita ikuti posting berikutnya.
]
Posting
ini adalah episode ke tiga dari empat tulisan
Penggunaan
Strategis ARV: Pengobatan sekaligus pencegahan (3)
|
Dilanjutkan ke
PENGGUNAAN STRATEGIS ARV: PENCEGAHAN SEKALIGUS PENGOBATAN (4)
RUJUKAN
BACAAN
http://www.nih.gov/news/health/dec2011/niaid-22.htm
http://www.aidsmap.com/Summary-is-treatment-prevention/page/1746444/
aids2012.msf.org
No comments:
Post a Comment