Melanjutkan
tulisan Orang-orang yang disukai nyamuk (1): Mosquito Magnet, telah
diidentifikasi hal-hal yang merupakan magnet bagi kedatangan nyamuk, yaitu:
CO2, Asam lactat, Octenol, Panas tubuh, Kelembaban, Gerakan dan Warna. Selanjutnya perlu
kita pikirkan untuk menyikapi hal ini. Intinya adalah mengurangi sampai
sesedikit mungkin peluang untuk digigit nyamuk.
Dalam
tulisan ini kita sengaja abaikan intervensi lain yang sudah baku dan kita batasi pada intervensi untuk
mengantisipasi ke tujuh daya tarik tersebut di atas.
Adakah sesuatu yang bisa dilakukan secara perorangan?
CO2, ASAM LAKTAT DAN OCTENOL
CO2
dan Octenol keluar bersama napas sementara asam laktat bersama keringat. “Release”
dari ketiga zat tersebut akan diperbanyak dengan aktifitas fisik, misalnya
gerakan tubuh. Makin banyak gerakan (misal olahraga) maka CO2, Octenol dan Asam
lactat makin banyak keluar.
Makanan
bisa mempengaruhi produksi asam laktat. Sebagai contoh, daging, keju, dan
produk-produk kalengan lebih banyak mengandung asam laktat. Bila menu gizi kita
tidak seimbang, berarti kita lebih mempunyai daya tarik bagi nyamuk
dibandingkan orang yang menu gizinya seimbang.
Dapat
disimpulkan bahwa semakin aktif manusia, semakin berpeluang untuk
terengah-engah dan berkeringat, maka semakin berpeluang pula untuk didatangi
nyamuk dibandingkan dengan orang yang diam duduk di sofa sambil nonton TV. Orang
yang habis olahraga sore, tidak cepat-cepat mandi, mengeringkan tubuh dan
istirahat, pasti lebih rawan karena sisa asam laktat masih banyak melekat di
tubuhnya.
PANAS BADAN DAN
KELEMBABAN
Aktifitas
fisik disamping meningkatkan pernapasan dan pengeluaran asam laktat, juga
meningkatkan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh secara alami akan direspons
dengan pengeluaran keringat dan bertambah banyaknya frekwensi pernapasan. Semua
menjadi meningkat: CO2, Octenol, Asam lactat, panas badan dan kelembaban. Semakin
tidak ada tempat sembunyi.
GERAKAN DAN WARNA
Nyamuk
menangkap gerakan lebih-lebih kalau yang bergerak adalah warna yang kontras.
Misalnya orang dengan warna kulit terang mengenakan pakaian warna gelap,
disamping nyamuk memang lebih memilih warna gelap dibandingkan warna terang.
Bila
ingin mengadakan eksperimen kecil-kecilah coba saja sandingkan topi berwarna
hitam dan topi berwarna putih, letakkan di tempat yang banyak nyamuk. Nyamuk
akan lebih banyak beterbangan di atas topi hitam dibandingkan yang putih.
HARUS BAGAIMANA?
Sederhana
saja: Mengingat nyamuk (dalam hal ini nyamuk malaria) mempunyai “jam gigit”
pada malam hari (baca: Dimana dan kapan nyamuk malaria menyergap kita) sebaiknya
seletah sore, bersihkan badan (mandi) dan kurangi aktifitas fisik. Dengan
demikian produksi CO2, Octenol dan lactat akan berkurang, badan tidak panas dan
keringat tidak keluar. Jangan lagi banyak gerakan sehingga tidak terlihat oleh
nyamuk sekaligus banyak gerakan juga akan meningkatkan suhu tubuh dan lain-lain
seperti disebutkan di atas). Yang terakhir, berpakaianlah yang berwarna terang.
Tips
di atas adalah upaya sederhana untuk mengacaukan radar squadron nyamuk. Hasil yang
diharapkan adalah berkurangnya risiko digigit nyamuk.
PENUTUP
Nyamuk
menggigit tidak melihat gender. Wanita hamil memang prioritas pengendalian
program karena risikonya adalah terjadi anemia akibat malaria, dengan hasil
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati. Risiko wanita hamil
digigit nyamuk memang lebih tinggi karena produksi CO2nya juga lebih tinggi.
Contoh
ekstrimnya adalah: Seorang wanita hamil yang habis maghrib masih jalan kesana
kemari mengerjakan pekerjaan rumahtangga yang belum selesai, sementara suaminya
tenang-tenang duduk di sofa sambil ber-facebook ria. Bila ada nyamuk datang,
maka sang suami akan terlewatkan, padahal ia yang lebih layak digigit nyamuk.
No comments:
Post a Comment