Dr.
Bart Knols, seorang ilmuwan Belanda mencoba berdiri telanjang di ruang gelap
dengan banyak nyamuk. Ia ingin tahu bagian mana dari tubuh kita yang paling
disukai nyamuk. Ternyata “kakinya” yang diserbu nyamuk. Kesimpulannya, nyamuk
lebih memilih kaki daripada bagian tubuh lainnya.
Bila
Bapak Ibu membaca tulisan Dongeng tentang nyamuk (3): Kutu busuk dan nyamuk,
dikisahkan bahwa ketika nyamuk ingin menggigit raja, maka kutu busuk
(kepinding) yang bersarang di tempat tidur raja mengingatkan: “Gigit kakinya,
jangan yang lain”. Alasannya bahwa kaki adalah bagian tubuh yang tidak
sensitif. Bisa mengisap darah dengan aman.
Sebenarnya
orang-orang yang awam pun tahu bahwa nyamuk menyukai kaki, tetapi tidak pernah
memikirkan. Bila kita duduk-duduk malam di tempat yang ada nyamuknya, kaki kita
sering gatal. Seorang pemilik warung kaki lima menaruh obat nyamuk bakar di
bawah meja makan. Untuk mengusir nyamuk, katanya.
KERJA NYAMUK LEBIH
BANYAK MENGGUNAKAN INDRA PENCIUMAN
Pada
tulisan Orang-orang yang disukai nyamuk (1): Mosquito magnet, diinventarisir
ada 7 hal yang menarik kedatangan nyamuk. Tiga diantaranya terkait dengan “bau”
khususnya CO2 yang kita keluarkan bersama pernapasan. Bau dapat diidentifikasi
nyamuk dalam jarak 30 meter sementara gerakan dalam jarak 3 meter. Bau apa saja
yang menarik? Telah disebutkan bau CO2, juga octenol yang ikut keluar bersama
napas dan asam lactat yang merupakan produk keringat.
Para
ahli masih terus menyelidiki hal-hal yang menarik kedatangan nyamuk khususnya
urusan “bau” ini dengan tujuan melawan nyamuk: Pertama untuk membuat perangkap
nyamuk dan kedua membuat bau manusia tidak menarik bagi nyamuk.
Untuk
membuat perangkap nyamuk dengan “bau yang atraktif” tentunya harus dipikirkan
bau apa yang paling menarik bagi nyamuk. Dewasa ini yang paling jelas adalah
CO2. Sehingga dibuat perangkap dengan ragi (yeast) yang memproduksi CO2. Masih
adakah bau lain yang membuat nyamuk meneteskan air liur seperti halnya kalau
kita membaui sate yang sedang dibakar?
BAU KAKI DAN KAOS KAKI
BAU
Kita
kembali ke Dr. Knols yang kakinya dikerubuti nyamuk. Ia menyimpulkan bahwa bau
kaki pasti lebih istimewa daripada bagian tubuh yang lain. Wolfgang Schmied,
salah satu tim dari Wageningen University, Netherland, seperti dikutip http://www.scidev.net/ mengatakan bahwa kaki
4 kali lebih menarik bagi nyamuk daripada bagian tubuh yang lain. Bagaimana
bisa lari ke kaos kaki, itulah hebatnya. Dr. Knol kemudian mengumpulkan kaus
kaki “bau”. Artinya kaus kaki yang sudah dipakai, bukan kaus kaki bersih yang
belum dipakai.
Sesudah berapa lama dipakai, kaus kaki dapat dipakai sebagai perangkap nyamuk? Bangsa kita banyak yang memakai kaus kaki sampai berhari-hari tanpa ganti. Bisa dibayangkan baunya seperti apa. Orang yang sensitif bisa mual kalau sedang santai bersama teman, kemudian teman itu membuka sepatunya. Bau kaus kakinya menyebar. Untuk nyamuk, tidak usah menunggu sampai berhari-hari. Kaus kaki yang sudah dipakai seharian sudah cukup sedap dan bau tersebut dapat bertahan lama.
Penelitian memang dilakukan di Afrika, terhadap perilaku nyamuk yang merupakan vektor terbesar di sana, yaitu Anopheles gambiae. Tidak semua spesies nyamuk tertarik bau manusia. Tetapi selama kaki kita masih digigit nyamuk, dan lebih sering kena gigit daripada bagian tubuh lain, maka tidak usah pakai penelitian pun secara empiris dapat kita yakini bahwa nyamuk suka kaki. Bagaimana perilaku kita dalam menggunakan kaus kaki? Tidak sama untuk tiap orang tetapi rasanya jarang yang setiap hari diganti. Bahkan ada yang suka mengendus-endus, cengar cengir sendiri, tetapi dipakai lagi.
Sesudah berapa lama dipakai, kaus kaki dapat dipakai sebagai perangkap nyamuk? Bangsa kita banyak yang memakai kaus kaki sampai berhari-hari tanpa ganti. Bisa dibayangkan baunya seperti apa. Orang yang sensitif bisa mual kalau sedang santai bersama teman, kemudian teman itu membuka sepatunya. Bau kaus kakinya menyebar. Untuk nyamuk, tidak usah menunggu sampai berhari-hari. Kaus kaki yang sudah dipakai seharian sudah cukup sedap dan bau tersebut dapat bertahan lama.
Penelitian memang dilakukan di Afrika, terhadap perilaku nyamuk yang merupakan vektor terbesar di sana, yaitu Anopheles gambiae. Tidak semua spesies nyamuk tertarik bau manusia. Tetapi selama kaki kita masih digigit nyamuk, dan lebih sering kena gigit daripada bagian tubuh lain, maka tidak usah pakai penelitian pun secara empiris dapat kita yakini bahwa nyamuk suka kaki. Bagaimana perilaku kita dalam menggunakan kaus kaki? Tidak sama untuk tiap orang tetapi rasanya jarang yang setiap hari diganti. Bahkan ada yang suka mengendus-endus, cengar cengir sendiri, tetapi dipakai lagi.
KESIMPULAN:
Kaus kaki bau bisa membuat orang lain tidak nyaman. Tidak demikian halnya dengan nyamuk. Bau kaki manusia yang tersimpan di kaus kaki justru menjadi daya tarik bagi nyamuk. Ekstrimnya: Kaus kaki bau dapat menimbulkan dua kerugian: Citra rusak dan penyakit datang. Mengapa tidak kita balik: Singkirkan kaus kaki bau (Rumusnya: dipakai sehari sudah bau) untuk dijadikan perangkap nyamuk: Citra dan kesehatan akan meningkat.
Bagaimana hasil penelitian tim dari Belanda dan Kenya dan pelajaran apa yang kita petik dari kaus kaki bau dapat dibaca pada lanjutan tulisan ini:
BAU YANG DISUKAI NYAMUK (2): PELAJARAN YANG DIPETIK
RUJUKAN BACAAN
Kaus kaki bau bisa membuat orang lain tidak nyaman. Tidak demikian halnya dengan nyamuk. Bau kaki manusia yang tersimpan di kaus kaki justru menjadi daya tarik bagi nyamuk. Ekstrimnya: Kaus kaki bau dapat menimbulkan dua kerugian: Citra rusak dan penyakit datang. Mengapa tidak kita balik: Singkirkan kaus kaki bau (Rumusnya: dipakai sehari sudah bau) untuk dijadikan perangkap nyamuk: Citra dan kesehatan akan meningkat.
Bagaimana hasil penelitian tim dari Belanda dan Kenya dan pelajaran apa yang kita petik dari kaus kaki bau dapat dibaca pada lanjutan tulisan ini:
BAU YANG DISUKAI NYAMUK (2): PELAJARAN YANG DIPETIK
RUJUKAN BACAAN
No comments:
Post a Comment