Lanjutan dari Pengertian HIV dan AIDS
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat hilang atau lemahnya daya tahan tubuh yang “acquired” atau “didapat”, bukan warisan atau diturunkan dari nenek moyang. Pertanyaan pertama tentunya: Diperolehnya dari mana? Dengan cara apa?Guna memperoleh atau mendapat sesuatu, orang tentunya harus melakukan sesuatu di suatu tempat. Artinya ada “perilaku” manusia yang berperan. Contoh sederhana adalah orang lapar harus ada perilaku mencari makan. Berarti kita harus tahu dimana makanan bisa diperoleh, misalnya di meja makan di rumah, restoran, warung dan sebagainya. Demikian pula kita harus tahu bagaimana caranya supaya kita bisa memperoleh makanan tersebut: Tinggal ambil, karena memang milik kita, harus dibeli karena kita ingin menu yang ada di rumah makan atau mencuri kalau kita terlalu lapar dan tidak punya uang. Tentusaja masing-masing perilaku ada risikonya. Bila mau makan di luar tentunya harus yakin bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi. Bila mencuri ya harus siap kalau ditangkap polisi.
Hal
yang sama berlaku untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Virus HIV ada pada
tempat tertentu dalam tubuh manusia dan penularan terjadi kalau kita kontak
dengan bagian tertentu tersebut dengan cara tertentu. Masalah paling besar yang kita hadapi bersama adalah: “Tempat tertentu dengan perilaku tertentu
tersebut belum tentu semua orang tahu.” Komunikasi, Informasi dan Edukasi
yang benar kepada sasaran yang tepat mulai dari hulu sampai ke hilir, adalah
kata kunci untuk mengatasi hal ini.
DIMANA HIV BERADA
Guna
menjawab pertanyaan “HIV didapat dari mana?” tentunya harus tahu dimana HIV
berada. HIV berada di dalam cairan tubuh mereka yang terinfeksi oleh HIV,
tetapi bukan di sebarang tempat. Bukan di keringat sehingga kita takut
bersalaman, berpelukan atau berenang bersama di kolam renang, bukan di ludah
sehingga kita takut minum segelas bersama, bukan pula di air mata sehingga kita
enggan mengusap air mata pengidap HIV yang menangis. HIV berada di 3 cairan
tubuh manusia yang HIV positif yaitu:
1. Darah
2. Cairan sperma (laki-laki) atau
cairan vagina (perempuan)
3. Air susu ibu
Hanya tiga yang tersebut di atas apabila terinfeksi HIV amat potensial menularkan. Penularan akan terjadi apabila cairan terinfeksi tersebut ada dalam jumlah yang cukup dan memasuki aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV.
Bagaimana
dengan cairan lainnya? Misal: Tinja, muntahan, ingus, ludah, keringat, air
mata, dan air kencing? Tidak perlu dikhawatirkan. Dapat kita diabaikan
“kecuali” cairan tersebut jelas-jelas tercampur darah dan terjadi kontak
langsung yang nyata dengan kita.
BAGAIMANA CARA PENULARAN HIV
Tidak
ada cara penularan lain selain kontak langsung dengan ketiga cairan yang telah
disebut di atas, apabila cairan tersebut terinfeksi HIV, yaitu: darah, cairan
sperma atau vagina dan air susu ibu. Perilaku macam apa yang membesarkan risiko
kita tertular HIV dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kontak dengan darah:
1. Kontak dengan darah:
Ada
banyak perilaku yang menyebabkan kita kontak dengan cairan darah. Anak SD pun
bisa menjawab tentang transfusi darah. Oleh sebab itu sediaan darah donor, produk
darah, jaringan transplantasi harus bebas HIV.
Masih
adakah yang lain? Masih banyak. Tindik, tato (bukan tato yang dilukis tetapi yang ditusuk), tusuk jarum, kalau alat yang
dipergunakan tidak sekali pakai, dengan kata lain “bekas dipakai orang lain”
yang kemungkinan HIV positif, dapat menulari diri kita tanpa kita sadari.
Apa
masih ada lagi? Masih! Penggunaan jarum suntik secara bergantian di kalangan
pecandu narkotika suntik. Dapat dibayangkan bila satu jarum dipakai 10 orang
secara bergantian sementara ada satu orang yang positif HIV. Cara ini amat
berisiko karena kalau ada virus HIV maka ia akan langsung masuk aliran darah
kita.
2. Kontak dengan cairan sperma atau
vagina
Tidak
ada cara lain selain melalui hubungan seksual tidak aman baik hubungan seks
sejenis maupun dengan lain jenis, baik dengan cara oral, anal maupun genital.
Hubungan seksual selalu menimbulkan perlukaan walau ukurannya “mikro”. Melalui
perlukaan yang tidak terlihat tersebut cairan sperma atau vagina yang
terinfeksi HIV dapat masuk ke dalam aliran darah kita.
Penderita
penyakit menular seksual misalnya sifilis dan herpes misalnya wanita, amat
rawan tertular karena adanya luka-luka di dinding vaginanya memudahkan virus
HIV masuk. Ringkasnya semua perlukaan betapapun kecilnya kalau kontak dengan
cairan sperma maupun vagina waktu melakukan hubungan seksual merupakan pintu
masuk bagi virus HIV.
3. Penularan dari Ibu ke Bayi
Ibu
yang positif HIV dapat menularkan ke bayi mulai dalam kandungan, proses
melahirkan, persalinan dan selanjutnya setelah melahirkan melalui Air Susu Ibu (ASI)
apabila ibu menyusui dengan ASI.
KESIMPULAN
Keberadaan HIV |
Melihat
cara penularan di atas, maka petugas kesehatan yang tidak melakukan “universal
precaution” menjadi rawan tertular HIV. Risiko kontak dengan darah penderita
yang dirawat cukup besar.
Dengan
mengetahui Virus HIV ada dimana dan bagaimana cara penularannya sebenarnya kita
sudah punya cukup pengetahuan untuk tidak tertular maupun menularkan virus HIV
yang sampai sekarang belum ada vaksin untuk mencegahnya maupun obat untuk
membunuh virusnya.
Ternyata dalam penyuluhan kesehatan, mengetahui dimana HIV berada belumlah cukup. Pertanyaan akan banyak dan petugas penyuluh yang tidak sabaran bisa kehilangan senyum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabnya dapat dibaca pada tulisan: Hal-hal yang tidak menularkan HIV/AIDS
Rujukan bacaan:
Ternyata dalam penyuluhan kesehatan, mengetahui dimana HIV berada belumlah cukup. Pertanyaan akan banyak dan petugas penyuluh yang tidak sabaran bisa kehilangan senyum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabnya dapat dibaca pada tulisan: Hal-hal yang tidak menularkan HIV/AIDS
Rujukan bacaan:
http://www.aids.gov/hiv-aids-basics/hiv-aids-101/overview/how-you-get-hiv-aids/index.html
http://www.avert.org/hiv.htm
Dilanjutkan ke Hal-hal yang tidak menularkan HIV/AIDS
1 comment:
thank nice infonya, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2P5r7fo
Post a Comment