Ancaman
terhadap kemajuan besar yang telah dicapai dalam pengendalian TB Global maupun Nasional selama
dua dekade terakhir adalah munculnya Tuberkulosis yang kebal obat. Lazim
disebut Multi-Drug Resistent Tuberculosis (MDR-TB) dan Extensively
DrugResistent Tuberculosis (MDR-TB). WHO menetapkan hal ini sebagai tantangan
besar yang harus diantisipasi sebagai bagian dari The Stop TB Strategy yang
diluncurkan pada tahun 2006.
WHO
menyelenggarakan Ministerial Meeting negara-negara yang termasuk dalam High
Burden Country (terhadap MDR/XDR-TB) di Beijing, China, bulan April 2009. Indonesia termasuk negara yang hadir.
Pertemuan tersebut mengantar resolusi WHA62.15 dalam World Health Assembly
(WHA) ke 62 bulan Mei 2009: Supaya semua negara anggota segera mengambil
langkah-langkah dalam mencapai universal access diagnosa dan pengobatan
MDR/XDR-TB pada tahun 2015,
APAKAH MULTI DRUG RESISTENT
TUBERCULOSIS (MDR-TB)?
MDR-TB
(Multi-Drug Resistent TB) adalah penyakit tuberkulosis dimana Mycobacterium tuberculosis (Mtb) kebal
terhadap dua macam obat lini-1, yaitu Isoniazid (INH) dan Rifampisin yang merupakan
dua dari empat obat dalam pengobatan TB dewasa ini (Strategi DOTS).
Dalam hal
ini dua OAT (Obat Anti TB) yang saat ini
lazim digunakan melalui strategi DOTS tidak mempan lagi untuk membunuh
Mycobacterium tuberculosis (Mtb).
APAKAH EXTENSIVELY DRUG RESISTANT
TUBERCULOSIS (XDR-TB)?
XDR-TB
adalah bentuk yang lebih jarang dan lebih berat dari MDR-TB. Dalam hal ini
Mycobacterium tuberculosis (Mtb) kebal terhadap dua obat Lini-1 INH dan Rifampisin plus
fluoroquinolone dan sedikitnya satu dari tiga obat suntik lini ke dua
(Amikacin, Kanamycin atau Capreomycin).
Mengingat
XDR-TB kebal terhadap sebagian besar obat TB yang paling potent maka opsi untuk
pengobatan penderita XDR-TB menjadi semakin terbatas. Penderita masih bisa
sembuh dengan angka kesembuhan yang semakin kecil lagi, dan angka kematian lebih
tinggi.
XDR-TB amat mengancam orang-orang yang mengalami penurunan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh pada umumnya, dan orang-orang dengan HIV AIDS pada
khususnya. Mereka menjadi lebih mudah terkena TB (TB Latent menjadi aktif
maupun tertular TB dan langsung menjadi TB Aktif). Peluang sakit lebih tinggi
demikian pula peluang meninggal juga lebih tinggi.
APAKAH GEJALA MDR/XDR-TB?
Semua TB
(Paru) gejalanya sama. Intinya adalah batuk kronis, berdahak (bisa campur darah),
demam, menggigil, keringat malam, nafsu makan turun, berat badan turun.
Perbedaan
dengan TB Aktif yang biasa, terletak
pada obatnya. Dalam hal ini MDR/XDR-TB tidak sembuh dengan pengobatan standar
untuk TB biasa.
Dengan
demikian kita perlu waspada: Bila menjumpai penderita positif TB (yang
dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopis terhadap dahak) tetapi kondisi
fisiknya tidak membaik dengan pengobatan standar yang berlaku (Strategi DOTS)
perlu dipikirkan kemungkinan menderita MDR-TB atau bahkan XDR-TB.
BAGAIMANA MENGETAHUI
(DIAGNOSA) TB KEBAL OBAT?
Guna mengetahui seseorang menderita TB kita harus menemukan Mucobacterium
tuberculosis (Mtb) melalui pemeriksaan mikroskopis dahak (sputum) penderita
yang kita perkirakan menderita TB. Pemeriksaannya sederhana, tidak sampai satu
hari sudah bisa diketahui, hanya perlu diulang sampai tiga kali.
Tetapi untuk mengetahui
apakah Mtb tersebut kebal obat atau tidak, bakteri harus dibiakkan dan
dilakukan test di laboratorium khusus. Waktu yang dibutuhkan cukup lama, bisa
6-16 minggu khususnya untuk XDR-TB. Dewasa ini dengan perkembangan iptek,
melalui metoda “Xpert MTB/RIF Assay” kita bisa menegakan diagnosa TB (menemukan
bakteri) dan sekaligus mengetahui resistensi bakteri tersebut terhadap
Rifampisin hanya dalam waktu dua jam.
Lamanya penegakan diagnosa
dan memastikan obat yang sensitif kadang mengakibatkan penderita meninggal
dalam masa tunggu diagnosa tegak. Mengenai hal ini penelitian terus dilakukan guna
menemukan metoda percepatan diagnosa dan perpendekan masa pengobatan tanpa
mengurangi kualitas diagnosa dan pengobatan.
BAGAIMANA TERJADINYA MDR-TB DAN
XDR-TB?
Mengapa
terjadi MDR/XDR-TB intinya adalah: Apabila penggunaan dan manajemen OAT (Obat
Anti TB) tidak benar. MDR/XDR-TB terjadi karena “faktor manusia” dan dalam hal
ini yang terkait adalah penderita dan petugas kesehatan, disamping tertular
secara alamiah dari penderita MDR/XDR-TB
Ada dua hal
yang menyebabkan terjadi TB Kebal Obat.
Pertama
adalah penggunaan OAT (Obat Anti TB) yang tidak benar. Bisa karena faktor
penderita yang tidak menyelesaikan pengobatan atau berobat tidak teratur, bisa
karena faktor petugas yang tidak melakukan manajemen pengobatan dan obat dengan
baik. Misalnya obat dibawah standar mutu, tidak melaksanakan pengobatan sesuai
prosedur, suplai obat putus, tidak melakukan pengawasan pengobatan. OAT yang
tidak digunakan sesuai petunjuk berakibat bakteri TB lama-lama menjadi kebal
obat.
Kedua adalah
tertular langsung dari batuk, bersin (dll) penderita MDR/XDR-TB. Bakteri yang
kebal obat pada seseorang akan tetap kebal obat pada orang lain.
Dilanjutkan
ke TUBERKULOSIS RESISTEN (KEBAL) OBAT: BAGAIMANA PENULARANNYA DAN SIAPA YANG BERISIKO TERTULAR
RUJUKAN BACAAN
http://www.cdc.gov/tb/topic/drtb/default.htm
No comments:
Post a Comment