Wednesday, February 6, 2013

DONGENG TENTANG NYAMUK (2): SINGA DAN NYAMUK


Dari Fabel Aesop yang mengisahkan serigala dan nyamuk pada abad ke 7 sebelum masehi,  kita beralih ke Brothers Grimm, story teller Jerman pada abad ke 18 yang kesohor dengan kisah Cinderella-nya. Salah satu dongengnya adalah tentang singa dan nyamuk, yang intinya adalah nyamuk itu pengganggu yang tidak pilih-pilih tapi ada kelemahannya. Alur ceriteranya juga tidak bertele-tele dan mudah dipahami.
 
SINGA DAN NYAMUK
Seekor nyamuk mendenging di telinga singa. Percuma upaya singa untuk menangkap maupun mengusir. Samasekali tidak berhasil bahkan satu kali saking pegalnya yang terpukul adalah telinga sendiri. Dengingnya jadi dua kali. Denging nyamuk dan denging telinga kena pukul.
Dengan sombong nyamuk sesumbar: “Hai singa, kamu boleh sebut dirimu raja hutan, tapi bukan raja udara”. Kembali ia mengitari singa yang pada akhirnya hanya mampu mengaum tanpa bisa apa-apa. Seisi hutan takut tetapi nyamuk ketawa-ketawa sambil terus sesumbar: “Singa si raja hutan bertekuk lutut di hadapan nyamuk kecil”.
Si nyamuk pun terbang lagi dengan maksud menggoda singa. Dia tidak tahu di dekatnya ada sarang laba-laba. Demikianlah nasib si nyamuk,  terperangkap dalam jaring laba-laba dan menjadi mangsa laba-laba.
Di bawah adalah tayangan youtube tentang kisah singa dan nyamuk.
 
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
Nyamuk menggigit tidak pilih-pilih karena ia yakin kelincahannya. Raja hutan pun dia buat tidak berkutik. Manusia hendaknya hati-hati.
Tidak ada manusia kebal malaria dan segampang itu menangkap nyamuk. Tetapi ada cara lain untuk menangkap nyamuk ketimbang sibuk tepuk sana-sini yang tidak efektif.
Ada jaring laba-laba, yang bisa kita samakan dengan kelambu. Bahkan nyamuk mati disitu karena ada pembunuhnya. Hal ini mengingatkan kita kepada kelambu berinsektisida atau LLINs.

No comments:


Most Recent Post