Monday, February 4, 2013

DONGENG TENTANG NYAMUK (1): SERIGALA DAN NYAMUK


Diantara ketiga penyakit, AIDS, TB Paru dan Malaria, maka Malaria cukup beruntung karena  terkait dengan dunia binatang yaitu “nyamuk”, sehingga dapat digunakan sebagai media untuk mendidik anak sejak kecil, bahwa nyamuk itu berbahaya.
Kisah tersebut bisa dipakai sebagai “bed time story”. Tentunya harus dijelaskan pelajaran apa yang dapat diambil dari dongeng-dongeng itu sesuai tingkat kedewasaan yang kita dongengi.
Ada beberapa fabel yang mengandung nilai-nilai moral dan berkaitan dengan nyamuk. Yang tertua mungkin fabel dari Aesop, seorang budak dan story teller Yunani yang lahir kira-kira tahun 620 sebelum masehi.
Salah satu ceriteranya adalah tentang serigala dan nyamuk.

SERIGALA DAN NYAMUK
Adalah seekor serigala ekornya terjepit di semak-belukar. Sementara ia sibuk melepaskan ekornya dari jepitan, sekelompok nyamuk memanfaatkan peluang ini untuk menggigit dan mengisap darah si serigala karena serigala tidak mampu mengibas-ngibaskan ekornya guna  mengusir nyamuk.
Melihat hal ini seekor landak yang kebetulan lewat menawarkan bantuan pada serigala untuk mengusir nyamuk-nyamuk tersebut, sementara serigala berupaya melepaskan ekornya dari jepitan.
Anehnya serigala menolak bantuan landak. Ia punya alasan sendiri: “Terimakasih landak, tetapi lebih baik tidak usah diusir. Nyamuk-nyamuk itu sudah kenyang, kalau kamu usir akan datang serangga penggigit lain dengan nafsu makan baru dan aku akan mati kehabisan darah”.
 
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
Dari sisi pengendalian penyakit, pendapat serigala ini salah. Dia benar untuk satu hal, yaitu lebih baik menghadapi musuh lama yang sudah dikenal daripada musuh baru yang samasekali belum diketahui seperti apa. Dia salah karena tidak mengambil tindakan, padahal ada landak yang mau membantu supaya tidak digigit nyamuk.
Moral dari ceritera ini, serigala mewakili orang-orang yang seolah-olah mengacuhkan musuh yang sebenarnya berbahaya padahal perilakunya sudah diketahui. Dalam pengendalian malaria, masih ada orang-orang yang sebenarnya tahu bahwa penyebabnya adalah nyamuk anopheles, yang tempat perindukannya ada disekitar mereka, dan menggigit pada malam hari, tetapi tidak melakukan upaya untuk membunuh dan menghindari gigitan nyamuk. Upaya yang dilakukan hanyalah kalau sakit pergi berobat. Hal ini tidak menyelesaikan masalah.
Melalui Aesop kita belajar, bahwa musuh lama yang sudah diketahui perilakunya harus dibasmi secepatnya. Bila kita dalam kondisi tidak berdaya, jangan abaikan bantuan orang lain. Apakah kita akan mengatakan: “Biarlah saya sakit malaria. Saya sudah kenal penyakitnya dan tahu ada obat yang cespleng yaitu kombinasi artemisinin?”

Dilanjutkan ke Dongeng tentang nyamuk (2): SINGA DAN NYAMUK

No comments:


Most Recent Post