Tuesday, January 29, 2013

PENDERITA TB PARU: PERJALANAN DARI BATUK SAMPAI SEMBUH


Melanjutkan tulisan: Apa yang terjadibila penderita TB paru batuk, menurut  Global Tuberculosis Report, WHO 2012, upaya pengendalian TB global sudah menunjukkan hasil yang bermakna, yaitu Rate kasus baru sudah menurun sampai 2,2 % pada periode 2011-2012 dan angka kematian akibat TB sudah turun 41 % dibandingkan tahun 1990, yang berarti dunia sudah on track dalam mencapai sasaran MDGs.
 
Walau demikian beban TB global masih berat. Estimasi jumlah penderita TB baru pada tahun 2011 adalah 8,7 juta, dimana 13 % diantaranya ko-infeksi dengan HIV. Demikian pula masih terdapat kurang-lebih 1,4 juta orang meninggal akibat TB.
 
Kita bayangkan seandainya 8,7 juta orang tersebut belum diobati dan batuk bersama-sama dalam keramaian metropolis di Jakarta, berapa orang yang akan ketularan. Oleh sebab itu, jangan abaikan batuk, apalagi kalau batuk berlanjut sampai lebih dari dua minggu.
 
 
FROM COUGH TO CURE
 
Bila kita membaca publikasi WHO (2008): A Guide to Developing Knowledge, Attitude and Practice Surveys, dapat kita baca pada Annex: A, Cough to Cure Pathway yang menggambarkan alur ideal perilaku seorang penderita TB paru sejak batuk sampai sembuh dan barrier yang mungkin menghalangi proses kesembuhan penderita tersebut.
 
Kita akan temukan simpul-simpul perhentian dalam alur tersebut sekaligus dapat melakukan analisis penyebabnya dan menentukan intervensi apa yang paling pas sehingga hambatan-hambatan tersebut dapat dilewati dengan aman dan lancar.
 
Bila kita bandingkan dengan 8 simpul yang perlu mendapat perhatian dalam pencapaian Universal Access, maka pada Cough to Cure Pathway ini kita lebih melihat dari sisi penderita, sedangkan 8 simpul yang terkait dengan Universal Access lebih banyak hubungannya dengan manajemen program. Tujuan akhirnya semua sama: Menyembuhkan yang harus diobati.
 
From Cough to Cure Pathway dapat digambarkan sebagai berikut:
 
 
Dengan demikian terdapat 6 simpul yang perlu mendapat perhatian sehingga penderita TB tidak salah arah, yaitu pada saat:

1.    Penderita dengan batuk mencari pengobatan

2.    sampai ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memberikan pelayanan dengan strategi DOTS

3.    Menegakkan diagnosa dengan pemeriksaan dahak

4.    Memulai pengobatan

5.    Melanjutkan pengobatan dan Follow-up pengobatan

6.    Sembuh

 
KESIMPULAN

Intinya adalah “Health Education”, berangkat dari Health Seeking Behavior tetapi tidak boleh berhenti saat penderita sampai di pintu pelayanan DOTS. Harus terus dibimbing, diarahkan dan di awasi sampai keluar dari pintu DOTS dengan ucapan selamat bahwa penderita telah sembuh. Barrier yang menghalangi perjalanan penderita harus disingkirkan sehingga tidak ada hal-hal yang menghambat perjalanan menuju sembuh tersebut. Sudah saatnya TB lengser dari percaturan dunia penyakit di bumi ini
 

No comments:


Most Recent Post