Sejak
ribuan tahun yang lalu Plasmodium adalah “frequent flyers” dari maskapai penerbangan Anopheles
Airlines dan tidak pernah berganti-ganti pesawat karena maskapai penerbangan
ini benar-benar efektif serta dapat dipercaya.. Pada masa jaya dulu, tiga
perempat bagian bumi bisa dikuasai Plasmodium bersama Anopheles Airlinesnya.
ORANG
ROMA JAMAN DULU SUDAH TAHU KESEHATAN
gambar: www.rickonator.com |
Orang
Roma mengerti tentang kesehatan dan “men
sana in corpore sano” adalah jalan hidup mereka. Mereka mengerti fitness,
makanan bergizi dan kesehatan lingkungan. Mereka tahu bahwa semua penyakit
punya riwayat alami, bahwa air-air tergenang menimbulkan penyakit.
Kalau
sudah bicara tentang kesehatan masyarakat, maka kaya dan miskin bahu-membahu
karena kesehatan adalah untuk semua, tanpa melihat status. Rumah-rumah mereka
jauhkan dari rawa-rawa. Mereka tahu rawa-rawa menghasilkan udara tidak baik,
dan tempat berbiak serangga-serangga penular penyakit. Dari situlah lahir nama
penyakit “mal dan aria”. Walau mereka belum bisa melihat parasit malaria, belum
bisa mengobati malaria, tetapi tahu cara mencegah anopheles airlines landing
dan mengisi BBM.
Saat
itu peran tentara amat besar, maka
markas tentara harus benar-benar jauh dari rawa, tersedia air bersih dan sarana
MCK. Apabila harus bergerak maka para komandan diingatkan untuk tidak membuat
kemah di dekat rawa. Tentara harus selalu bergerak dan tidak boleh tinggal
terlalu lama di dekat rawa.
ANDIL
ANOPHELES DALAM JATUHNYA KEKAISARAN ROMA
Ada
peran Anopheles dalam kisah jatuhnya kekaisaran Roma, sehingga dikuasai
orang-orang barbar, setelah 500 tahun berkuasa dengan tanah jajahan yang amat
luas. Bayangkan mulai dari Skotlandia di belahan bumi bagian utara sampai ke
padang pasir Afrika di belahan selatan bumi.
Andrew
Thompson, dari BBC, 2011, menulis bahwa tahun lalu seorang scientist dari
Inggris menemukan DNA malaria dari situs
di Roma yang diperkirakan berasal dari tahun 450M setelah melakukan penelitian
selama 10 tahun.
Memang masa itu ada kisah-kisah KLB yang menyerupai malaria di Roma.
Columella, penulis masalah pertanian dan peternakan di Roma abad ke 1 Masehi
menceriterakan bagaimana menderitanya para petani yang sakit waktu itu, sampai
produksi berhenti dan suplai ke masyarakat tentusaja termasuk suplai ke tentara
berhenti pula. Petani pada mengungsi minta pertolongan ke kota. KLB berlangsung
15 tahun dan merenggut nyawa kaisar Roma, Marcus Aurellius.
Tentara
Roma kala itu banyak yang berasal dari pelosok yang mungkin kurang sehat. Orang
sakit yang mengungsi ke kota, merupakan migran yang bisa membawa penyakit. Saat
itu belum ada surveilans migrasi. Mungkin banyak rakyat hidup di perifer yang
jauh dari upaya-upaya kesehatan masyarakat, mengingat wilayah Roma sangat luas.
EPILOG
gambar: www.cinemarx.ro
|
Memang
bukan Anopheles satu-satunya penyebab runtuhnya kekaisaran Roma. Politik saat
itu memang amat tidak stabil. Imbasnya kemana-mana. Kesehatan masyarakat yang
tadinya baik menjadi terlupakan. Pertanian mundur, suplai makanan terputus,
perekonomian rusak plus peran Anopheles yang mematikan dan melemahkan manusia.
Kita perlu belajar bahwa malaria dapat menimbulkan economic loss. kerugian ekonomi akibat malaria di Indonesia, dengan 107 juta penduduk hidup di daerah endemis bila dihitung bisa sekitar Rp. 3,1 trilyin setahunnya.
Kita perlu belajar bahwa malaria dapat menimbulkan economic loss. kerugian ekonomi akibat malaria di Indonesia, dengan 107 juta penduduk hidup di daerah endemis bila dihitung bisa sekitar Rp. 3,1 trilyin setahunnya.
Bangsa barbar yang tadinya bukan masalah, menjadi kekuatan yang tidak dapat lagi dibendung. Jatuhlah Roma.
Para
ahli sejarah berpendapat bahwa kejatuhan Roma karena kombinasi berbagai faktor.
“The fall of the Roman Empire” penyebabnya bukan faktor tunggal, tapi dari yang bukan tunggal itu, ada kontribusi Anopheles didalamnya.
No comments:
Post a Comment