Wednesday, December 26, 2012

MALARIA: BELAJAR DARI THE FALL OF THE ROMAN EMPIRE

Sejak ribuan tahun yang lalu Plasmodium adalah “frequent  flyers” dari maskapai penerbangan Anopheles Airlines dan tidak pernah berganti-ganti pesawat karena maskapai penerbangan ini benar-benar efektif serta dapat dipercaya.. Pada masa jaya dulu, tiga perempat bagian bumi bisa dikuasai Plasmodium bersama Anopheles Airlinesnya.
 
 
ORANG ROMA JAMAN DULU SUDAH TAHU KESEHATAN
 
gambar: www.rickonator.com
Orang Roma mengerti tentang kesehatan dan “men sana in corpore sano” adalah jalan hidup mereka. Mereka mengerti fitness, makanan bergizi dan kesehatan lingkungan. Mereka tahu bahwa semua penyakit punya riwayat alami, bahwa air-air tergenang menimbulkan penyakit.
 
Kalau sudah bicara tentang kesehatan masyarakat, maka kaya dan miskin bahu-membahu karena kesehatan adalah untuk semua, tanpa melihat status. Rumah-rumah mereka jauhkan dari rawa-rawa. Mereka tahu rawa-rawa menghasilkan udara tidak baik, dan tempat berbiak serangga-serangga penular penyakit. Dari situlah lahir nama penyakit “mal dan aria”. Walau mereka belum bisa melihat parasit malaria, belum bisa mengobati malaria, tetapi tahu cara mencegah anopheles airlines landing dan mengisi BBM.
 
Saat  itu peran tentara amat besar, maka markas tentara harus benar-benar jauh dari rawa, tersedia air bersih dan sarana MCK. Apabila harus bergerak maka para komandan diingatkan untuk tidak membuat kemah di dekat rawa. Tentara harus selalu bergerak dan tidak boleh tinggal terlalu lama di dekat rawa.
 
 
ANDIL ANOPHELES DALAM JATUHNYA KEKAISARAN ROMA
 
Ada peran Anopheles dalam kisah jatuhnya kekaisaran Roma, sehingga dikuasai orang-orang barbar, setelah 500 tahun berkuasa dengan tanah jajahan yang amat luas. Bayangkan mulai dari Skotlandia di belahan bumi bagian utara sampai ke padang pasir Afrika di belahan selatan bumi.
 
Andrew Thompson, dari BBC, 2011, menulis bahwa tahun lalu seorang scientist dari Inggris menemukan DNA malaria  dari situs di Roma yang diperkirakan berasal dari tahun 450M setelah melakukan penelitian selama 10 tahun.
 
Memang masa itu ada kisah-kisah KLB yang menyerupai malaria di Roma.
 
Columella, penulis masalah pertanian dan peternakan di Roma abad ke 1 Masehi menceriterakan bagaimana menderitanya para petani yang sakit waktu itu, sampai produksi berhenti dan suplai ke masyarakat tentusaja termasuk suplai ke tentara berhenti pula. Petani pada mengungsi minta pertolongan ke kota. KLB berlangsung 15 tahun dan merenggut nyawa kaisar Roma, Marcus Aurellius.
 
Tentara Roma kala itu banyak yang berasal dari pelosok yang mungkin kurang sehat. Orang sakit yang mengungsi ke kota, merupakan migran yang bisa membawa penyakit. Saat itu belum ada surveilans migrasi. Mungkin banyak rakyat hidup di perifer yang jauh dari upaya-upaya kesehatan masyarakat, mengingat wilayah Roma sangat luas.
 
 
EPILOG
 
gambar: www.cinemarx.ro
Memang bukan Anopheles satu-satunya penyebab runtuhnya kekaisaran Roma. Politik saat itu memang amat tidak stabil. Imbasnya kemana-mana. Kesehatan masyarakat yang tadinya baik menjadi terlupakan. Pertanian mundur, suplai makanan terputus, perekonomian rusak plus peran Anopheles yang mematikan dan melemahkan manusia.

Kita perlu belajar bahwa malaria dapat menimbulkan economic loss. kerugian ekonomi akibat malaria di Indonesia, dengan 107 juta penduduk hidup di daerah endemis bila dihitung bisa sekitar Rp. 3,1 trilyin setahunnya.
 
Bangsa barbar yang tadinya bukan masalah, menjadi kekuatan yang tidak dapat lagi dibendung. Jatuhlah Roma.
 
Para ahli sejarah berpendapat bahwa kejatuhan Roma karena kombinasi berbagai faktor. “The fall of the Roman Empire” penyebabnya bukan faktor tunggal, tapi dari yang bukan tunggal itu, ada kontribusi Anopheles didalamnya.

No comments:


Most Recent Post