Penerimaan
masyarakat terhadap “kelambu” amat baik. Pembagian kelambu selalu diterima
dengan dua tangan. Soal penggunaannya bagaimana, itu ceritera lain. Pokoknya
kelambu always welcome. Kelambu rupanya sudah dikenal lama oleh masyarakat dan “makna”
kelambu ternyata “baik”. Dua contoh di bawah, mungkin tidak ilmiyah tetapi bisa
dijadikan evidence bahwa tidak ada resistensi terhadap program kelambu.
KELAMBU
DAN TAFSIR MIMPI
Harus
diakui bahwa masih banyak orang yang percaya bahwa mimpi membawa makna,
sehingga buku tafsir mimpi banyak dijual di toko buku. Bila sempat, silakan
kunjungi salah satu book store dan baca cepat-cepat. Kalau tidak sempat browsing saja di internet dengan
kata kunci “mimpi kelambu”. Ada beberapa situs yang memuat hal tersebut.
Beruntunglah
program pengendalian Malaria bahwa mimpi tentang kelambu, tafsirannya bagus.
Andaikan jelek, pasti banyak orang tidak mau kelambu walau dikasih gratisan.
1. Mimpi membuka kelambu: Akan mendapat
makanan yang enak-enak.
2. Membeli kelambu: Akan memperoleh
kemajuan
3. Tidur menggunakan kelambu: Akan
dimuliakan orang banyak
Dapat
disimpulkan bahwa kelambu dimaknai baik oleh masyarakat. Yang jelas, kalau
sebelumnya kita tidak pakai kelambu kemudian sekarang pakai, memang namanya
kemajuan. Karena tidak diserang Malaria, maka makan bisa enak, kinerja lebih
baik, ekonomi keluarga meningkat, hidup pun lebih mulia.
KELAMBU:
PELINDUNG SERANGAN ANGIN JAHAT
Mengenai hal ini dapat di baca di weblog http://vivaborneo.blogspot.com/
Alinea pertama saya kutip saja
sebagai berikut: Pernahkah anda tidur di
dalam kelambu? Pertanyaan ini mungkin lucu bagi sebagian orang kota yang
memiliki rumah dengan kamar-kamar yang tidak dapat dimasuki oleh nyamuk. Tetapi
tahukah anda jika kelambu selain berfungi sebagai alat untuk melindungi tubuh
dari gigitan nyamuk, juga melindungi raga dari serangan santet, teluh,
guna-guna dan berbagai angin jahat lainnya.
Masuk akal juga. Penderita malaria sering
seperti orang kemasukan. Beberapa kali saya melihat waktu dinas di Maluku Utara
30an tahun yang lalu.
Orang Jawa jaman dulu, mungkin mengatakan “lelembut”,
masuk akal juga untuk sesuatu yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, saking
lembutnya sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sisi positif dari kepercayaan ini,
karena takut lelembut atau makhluk halus, maka kita tidur pakai kelambu. Di
kemudian hari dapat djelaskan bahwa yang halus dan lembut itu namanya “Plasmodium”
RATU DAN KELAMBU
Konon Cleopatra kalau tidur juga
pakai kelambu. Entah betul entah tidak, demikianlah disebut oleh Wikipedia yang
juga mengutip dari Malaria Site. Tidak bisa dilacak darimana Malaria Site
mengutip karena walau ada daftar kepustakaan tetapi kutipannya tidak ditandai.
Cleopatra mungkin sudah terlalu lama
lampau, kita kembali ke alam nyata saja. Princess Astrid, dari Belgia, sebagai Special
Representative to the Roll Back Malaria pada tahun 2012 ini berkunjung ke Indonesia. Bersama Dirjen Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan
(P2PL), Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama beliau mengadakan kunjungan lapangan ke Lampung pada tanggal 14 April 2012.
Di
bawah dapat diikuti rekaman Youtube Kunjungan Princess Astrid dan Prof.
Tjandra, dari web Puspromkes Kemenkes RI.
EPILOG
Dunia lain berpesan bahwa tidur dengan kelambu akan aman dari angin jahat. Dunia mimpi memberitahu, tidur dalam kelambu akan mendapatkan kemuliaan. Kita kembali ke manusia, Princess Astrid mengatakan:
“I’ve seen first-hand the complete devastation malaria imposes on communities. I’ve also seen the incredible hope provided by simple, cost-effective tools that prevent and treat infection and advance other development goals that will lift communities out of poverty.” Demikian dikutip oleh http://www.royaltyinthenews.com/tag/
Ada harapan yang amat besar diberikan oleh alat
yang amat sederhana dan cost efektif. Tidak lain adalah kelambu.(IwMM)
No comments:
Post a Comment